Salin Artikel

PJJ di Tangerang Selatan, antara Kekhawatiran Orangtua dan Sulitnya Siswa Belajar di Rumah

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menetapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada seluruh jenjang pendidikan selama dua pekan.

Kegiatan belajar secara daring berlaku mulai Senin (7/2/2022) hingga Jumat (18/2/2022).

Kebijakan ini menimbulan pro-kontra di kalangan orangtua siswa. Ada yang setuju, ada pula yang memilih pembelajaran tatap muka (PTM).

Fera (42), warga Serua, Ciputat, mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah saat ini.

Menurutnya, kebijakan PJJ sudah tepat mengingat lonjakan kasus Covid-19 di Tangerang Selatan saat ini.

"Kalau untuk saat ini saya milih PJJ. Soalnya Omicron ini kan lebih cepat menular, inkubasi di dalam tubuh itu lama, beberapa hari dulu baru terdeteksi," ujarnya saat dihubungi, Rabu (9/2/2022).

Fera berharap, PJJ diperpanjang hingga akhir Februari karena tren kasus positif Covid-19 meningkat.

Diketahui pada 1 Februari 2022, terdapat 834 kasus baru Covid-19 di Tangerang Selatan dan jumlahnya terus bertambah.

Pada 3 dan 5 Februari, penambahan kasus Covid-19 melampaui 1.600 orang. Kemudian 8 Februari, tercatat ada 1.577 kasus baru Covid-19.

"Inginnya sih sampai akhir bulan ini, terus dilihat lagi perkembangan kalau masih mengkhawatirkan inginnya masih PJJ," tutur dia.

Fera mengaku khawatir jika anaknya yang masih duduk di sekolah dasar (SD) belajar secara tatap muka, meski pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kalau orangtua yang tahu perkembangan kasus Covid-19 pasti sangat cemas. Kan rawan ya, kita saja rawan tertular, apalagi anak-anak," pungkasnya.

Sementara itu, Ica (30), warga Ciputat, mengaku lebih memilih PTM dibandingkan belajar dari rumah.

"Mendingan sekolah sih daripada online. Anak saya kalau disuruh belajar di rumah susah, ngambek mulu. Dari kemarin disuruh belajar enggak mau," ucap Ica.

Menurut Ica, anaknya yang masih SD  lebih memilih menghabiskan waktu dengan bermain bersama temannya ketimbang belajar.

Padahal, pekerjaan rumah setiap hari selalu bertambah dan semakin menumpuk.

"Tapi kalau ada temannya dia mau belajar, kalau sama saya susah. Harus teman yang sebaya sama dia," pungkas Ica.

Warga Jombang lainnya bernama Yumi (38) mengaku kewalahan menghadapi anaknya yang sulit untuk disuruh belajar di rumah.

Meski takut akan penyebaran kasus Covid-19 yang semakin masif, tapi Yumi lebih memilih untuk PTM.

"Takut sih (Covid-19). Cuma kalau belajar lebih enak di sekolah. Kalau di rumah anaknya susah disuruh belajar, maunya main mulu sama temannya," tutur dia.

Yumi mengaku kebijakan PTM terbatas yang diterapkan pemerintah kota Tangsel tidak membuatnya khawatir dengan penyebaran Covid-19.

Sebab, sekolah membagi kegiatan belajar menjadi dua sif dan kursi siswa diatur secara berjarak.

"Selama mematuhi prokes (protokol kesehatan) enggak apa-apa," pungkas Yumi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/09/12422161/pjj-di-tangerang-selatan-antara-kekhawatiran-orangtua-dan-sulitnya-siswa

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke