JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima hingga restoran turut berkontribusi dalam pencemaran lingkungan di Jakarta Pusat.
Berdasarkan verifikasi lapangan oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, di Jalan Abdul Muis Gambir, terjadi penumpukan limbah sisa makanan dan lemak dari berbagai aktivitas warga, perkantoran, permukiman, rumah makan, dan pedagang kaki lima.
"Berasal dari sisa makanan dan lemak yang lolos dari proses penyaringan yang menghasilkan sisa makanan dan lemak, masuk ke dalam saluran air serta terbawa oleh aliran air," kata Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum Sudin LH Jakarta Pusat Risart Seristian, Jumat (11/3/2022).
Sementara itu, di Jalan KH Mas Mansyur, pencemaran disebabkan lumpur dan sampah yang masuk melalui tali-tali air dari hasil aktivitas warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
"Pada saat dilakukan peninjauan masih dilakukan pembersihan saluran tersendat dari lumpur dan sampah padat oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat," imbuh dia.
Sebagai informasi, Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat Achmad Daeroby mengungkapkan, masih ada rumah makan di Jakarta Pusat yang kerap membuang limbah makanan ke dalam saluran air.
"Restoran yang kebanyakan buang limbah itu berada di wilayah Kecamatan Gambir, Tanah Abang, Menteng. Hanya tiga kecamatan itu dari delapan kecamatan di Jakarta Pusat kerap buang limbah makanan ke dalam saluran air," ucap Daeroby, Senin (7/3/2022).
Menurut Daeroby, limbah sisa makanan ditemukan petugas pasukan biru Sudin SDA Jakarta Pusat melakukan pengerukan saluran air.
Saat kegiatan pengerukan dilakukan pasukan biru Sudin SDA Jakarta Pusat di sejumlah titik, ditemukan banyak limbah makanan yang mengering di dalam saluran air.
"Limbah makanan ini jika sudah mengering dapat mengeras. Nanti dampaknya bisa menyebabkan aliran terganggu hingga menjadi genangan hingga banjir," ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengimbau seluruh rumah makan agar membuat penampungan limbah makanan, serta memperhatikan lingkungan di sekitar rumah makan tersebut.
"Semua aktivitas rumah makan harus memperhatikan kondisi lingkungan supaya aliran air tidak tersumbat," kata Dhany Sukma, Senin.
Menurut Dhany, sisa makanan dan limbah pencucian piring harus disaring terlebih dahulu sebelum dibuang.
Dengan demikian, saluran air dapat terhindar dari pencemaran lingkungan dan terhambat.
"Disaring dan kemudian ditampung limbah makanannya," ungkapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/11/14563361/limbah-makanan-kaki-lima-dan-restoran-cemari-lingkungan-jakarta-pusat