Salin Artikel

Pria Tewas Bunuh Diri di Parkiran Apartemen, Diduga Depresi Soal Pekerjaan dan Sempat Tinggalkan Wasiat

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah menyimpulkan penyebab tewasnya pria yang bersimbah darah di parkiran apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Pada Rabu (23/3/2022), Polsek Kelapa Gading menerima laporan adanya penemuan seorang pria meninggal dunia di dalam mobilnya yang terparkir di apartemen tempat tinggalnya.

Tewas karena bunuh diri

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Rio Mikael Tobing mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan dan fakta-fakta yang ditemukan serta pemeriksaan saksi-saksi, polisi telah menemukan fakta-fakta baru.

Polisi menyimpulkan bahwa penyebab pria tersebut tewas adalah bunuh diri.

"Hingga saat ini, penyidik kami dari Polsek Kelapa Gading menyimpulkan bahwa korban diduga kuat meninggal karena bunuh diri," ujar Rio, Jumat (25/3/2022).

Fakta-fakta tersebut antara lain pria berinisial EZW (32) itu memiliki riwayat depresi dan pernah berencana bunuh diri sebelumnya.

Rio mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan, pada tahun 2018, EZW sempat merencanakan bunuh diri.

"Dan sempat beberapa kali mengalami depresi namun tidak mendapatkan penanganan maupun perawatan medis baik dari psikolog maupun psikiater," kata dia.

Kemudian, setelah memeriksa rekan-rekan kerjanya, ditemukan fakta bahwa sebelumnya EZW memiliki permasalahan dengan rekan kerjanya pada hari kejadian, yakni Rabu (23/3/2022).

EZW merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya sehingga beberapa kali mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri.

Tinggalkan PIN ATM dan password internet banking

Rio mengatakan, sebelum mengakhiri hidupnya, pria tersebut sempat meninggalkan wasiat untuk keluarga.

"Saat kami lakukan olah TKP, kami menemukan ada sebuah berkas yang disimpan dalam amplop warna cokelat," kata dia.

"Saat melakukan pemeriksaan kepada istrinya, bersama istrinya kami buka berkas tersebut dan menemukan berupa wasiat dari korban yaitu PIN ATM dan username serta password dari internet banking milik korban," lanjut Rio.

Rio mengatakan, selain amplop cokelat tersebut, tidak ada surat wasiat atau pesan yang ditinggalkan korban.

Dokumen dalam amplop itu dialamatkan untuk istri korban yang dikirimkan menggunakan alamat orangtua istrinya di Malang, Jawa Timur.

"Jadi berkas ini diduga hendak dikirim oleh korban namun tidak jadi. Dokumen ini kami temukan ada di dalam tas milik korban," ujar dia.

Punya masalah pekerjaan

Rio mengatakan. berdasarkan hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang ditemukan, korban mengalami depresi karena masalah yang ada di lingkungan kerja korban.

Korban diketahui bekerja sudah cukup lama di perusahaan tersebut dan sebelumnya pernah berdinas di daerah Bali.

Di tempat kerjanya, korban menjabat setingkat manajer dan baru pindah ke Jakarta kurang lebih selama empat bulan.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan rekan-rekan kerja korban yang menyatakan pada hari kejadian, korban memiliki masalah dengan rekan kerjanya.

Tewas dengan luka tusuk

EZW itu ditemukan tewas bersimbah darah dalam mobilnya yang terparkir di gedung apartemen kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (23/4/2022).

Rio mengatakan, pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut pada Rabu malam pukul 21.00 WIB.

"Setelah kami dapat laporan, anggota Polsek Kelapa Gading datang ke TKP dan menemukan kondisi korban sudah tidak bernyawa dengan posisi duduk di posisi tengah, belakang (jok) pengemudi," kata Rio, Kamis (24/3/2022).

Saat petugas kepolisian mendatangi TKP, tampak kaca mobil Xenia milik korban sudah pecah akibat didobrak oleh petugas sekuriti yang menemukannya.

Rio mengatakan, korban ditemukan oleh istrinya sekitar pukul 20.30 bersama petugas keamanan pihak apartemen.

Menurut Rio, sekuriti apartemen terpaksa memecahkan kaca jendela sebelah kiri karena mobil korban dalam keadaan terkunci.

"Setelah itu kami laksanakan penyelidikan dan olah TKP terlebih dahulu. Kemudian kami mendapati bahwa saat ditemukan korban dalam posisi mobil tersebut terkunci dari dalam dan kunci berada di sebelah kiri korban," kata dia.

Tak hanya itu, di mobil tersebut juga ditemukan sebilah pisau di sebelah kanan korban yang diduga digunakan untuk menusuk leher.

Rio mengatakan, luka korban berukuran sedalam 3-5 sentimeter, yang melintang di bagian leher tengah.

Polsek Kelapa Gading pun segera melaksanakan penyelidikan untuk menemukan bukti-bukti awal, antara lain mengumpulkan rekaman CCTV dari sekitar lokasi.

Rio mengatakan, dari rekaman CCTV itu didapatkan fakta bahwa korban datang ke dalam area apartemen tempat tinggalnya itu sekitar pukul 16.30 WIB.

"Dari pukul 16.30 korban sempat parkir di P2 dahulu. Kemudian masuk lagi ke mobil dan pindah parkir ke P5. Pukul 20.30, korban ditemukan istri dan sekuriti," kata dia.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV itu pula, polisi mengetahui bahwa korban datang ke lobi apartemen untuk mengambil paket sebesar genggaman tangan.

Setelah itu, korban tidak terpantau kamera CCTV selama beberapa menit dan baru terpantau lagi setelah ada di dalam mobilnya.

Rio mengatakan, saat korban parkir di P5, dari rekaman kamera CCTV terlihat bahwa korban turun dari mobil dan pergi ke arah selatan.

Korban tampak melihat ke arah kanan seperti mencari sesuatu.

Hal tersebut dilakukan korban sembari memegang barang yang diperkirakan diambil di lobi.

"Korban kemudian naik ke atas, ke P5A dan kembali, (tapi) barang yang dipegang sudah tidak ada dan kami menduga korban membuang sesuatu di parkiran P5A," ujar dia.

Polisi pun menyusuri lokasi-lokasi yang didatangi korban sebagaimana yang tertangkap di rekaman CCTV itu.

"Setelah kami cek parkiran P5A, ada barang mencurigakan yang kami curigai dibuang korban yaitu natrium sianida. Sesuai gambaran (kamera) CCTV, korban membuang sesuatu di parkiran P5A," lanjut Rio.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, kata dia, dari pukul 16.30 sampai 20.30 atau dari sebelum dan sesudah korban ditemukan tewas, tidak ditemukan orang lain yang mendekat dan menghampiri mobil korban.

Usai ditemukan tewas, korban pun langsung dibawa ke RSCM untuk diotopsi.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/26/11583871/pria-tewas-bunuh-diri-di-parkiran-apartemen-diduga-depresi-soal-pekerjaan

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke