Salin Artikel

Mengenal Fawwaz, Diterima di 5 Universitas Top Asia dan Eropa hingga Mimpi Jadi Guru Besar Ilmu Hukum

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Muhammad Fawwaz Farhan Farabi merupakan salah satu siswa madrasah berprestasi dari Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC Serpong).

Pria yang akrab disapa Fawwaz itu diterima di lima perguruan tinggi terbaik dunia di dalam negeri dan luar negeri.

Fawwaz merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya, Farah Layli Azka merupakan mahasiswa semester 6 di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ayah Fawwaz, Suwendi merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Agama RI.

Ibunya, Mesraini merupakan dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Diterima di 5 universitas top di Asia dan Eropa

Fawwaz diterima di 5 universitas terkemuka yang tersebar di Asia hingga Eropa.

Merujuk US News, Universitas Indonesia berada di urutan ke-878 perguruan tinggi terbaik di dunia pada 2022.

Sementara Monash University urutan ke-40. Adelaide University (66) dan Royal Melbourne Institute of Technology (244).

Adapun Wageningen University and Research berada di urutan ke-80 perguruan tinggi terbaik dunia.

Fawwaz kemudian bercerita bagaimana bisa diterima di lima perguruan tinggi sekaligus.

"Jadi sebenarnya dari dulu tertarik jurusan hukum. Tapi saat beberapa teman sudah diterima di PT (Perguruan Tinggi) jadi motivasi. Mendaftar di SNMPTN UI sambil daftar-daftar kampus luar negeri, ternyata duluan pengumuman di luar negeri daripada UI," jelas Fawwaz, Selasa.

Fawwaz mengaku lebih memilih melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas Indonesia (UI) jurusan ilmu hukum.

"Rencana mengambil Fakultas Hukum Universitas Indonesia," ujar Fawwaz, Senin (4/4/2022).

Ia memilih kampus UI bukan tanpa alasan. Pria ini ternyata bercita-cita ingin menjadi guru besar di bidang ilmu hukum.

"Karena memang dari segala jurusan yang ada, saya paling tertarik ilmu hukum, dan untuk ilmu hukum, materi dasar-dasar hukum di Indonesia hanya bisa dipelajari di Indonesia," jelasnya.

"Selain itu, saya juga bisa bangun networking terlebih dahulu di sini sehingga bisa lebih memudahkan ketika masuk ke dunia kerja nanti," lanjut dia.

Bermimpi jadi guru besar ilmu hukum

Fawwaz telah menorehkan berbagai prestasi sejak masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau setingkat dengan Sekolah Dasar (SD).

Selalu meraih peringkat pertama, bahkan juara umum di bangku sekolah, Fawwaz lulus dengan predikat lulusan terbaik di MI Pembangunan UIN Jakarta.

Kemudian, Fawwaz juga menyandang predikat lulusan terbaik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pembangunan UIN Jakarta.

Terakhir, ia lulus dari MAN Insan Cendekia (MAN IC Serpong) sebagai siswa berprestasi.

Pria yang memiliki minat untuk belajar ilmu hukum tersebut ternyata bercita-cita ingin menjadi guru besar di bidang hukum.

"Alhamdulillah dari kecil memang sudah ditempa buat bisa lebih sukses dari orangtua, kalau kata abi 'umi abi bisa sampai S3, adek kakak harus bisa sampai profesor' dan itu jadi cita-cita saya sekarang. Menjadi guru besar di ilmu hukum," kata Fawwaz.

Ia tertarik ilmu hukum saat melihat ibunya mengajar.

Ibu Fawwaz, Mesraini merupakan dosen ilmu hukum di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sedangkan Ayah Fawwaz, Suwendi merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Agama RI.

Diberi petuah oleh orangtua setiap selesai shalat

Ternyata, prestasi yang ditorehkan Fawwaz itu tak lepas dari pendidikan karakter yang diberikan kedua orangtuanya.

Sejak kecil, ia dididik untuk menjadi sosok yang lebih baik dari kedua orangtuanya.

"Jadi umi abi itu memang selalu mengayomi, mengasih nasihat, terlebih dalam hal pendidikan intinya semaksimal mungkin jalan apapun bakal dilewatin," ujar Fawwaz, Selasa.

"Dikasih petuah terus setiap habis shalat, biasanya ada nasihat. Kalau ada keinginan apapun terkait pendidikan insya Allah umi abi bakal mendukung banget," lanjut dia.

Petuah itulah yang kemudian menjadi salah satu pemicu bagi Fawwaz. Ia pun bertekad agar bisa menjadi lebih sukses dari orangtuanya, serta menjadi sosok yang berguna bagi bangsa dan negara.

Fawwaz bercerita bahwa dulu orangtuanya berjuang susah payah untuk mendapatkan gelar S3, di tengah kondisi perekonomian keluarga yang sulit.

Orangtua Fawwaz terus memotivasi anak-anaknya untuk bersemangat dalam mengejar cita-cita dan menekuni pendidikan karena kondisi finansial keluarga mereka kini telah jauh lebih baik.

"Dulu banyak cerita juga dari abi umi ketika masih susah. Asalkan ada niat, ada usaha, segalanya bisa dilakukan. (Mereka akan melakukan segala cara untuk) menciptakan lingkungan pendidikan yang benar-benar terbaik," pungkas Fawwaz.

Ingin jadi profesor dan mengabdi bagi negara 

Rencananya, setelah lulus S1 ilmu hukum di UI, ia berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya hingga jenjang S3 di luar negeri.

"Sesudah lulus dari ilmu hukum UI S1, rencana S2 dan S3 di luar negeri. Nanti jadi akademisi, jadi dosen juga, terus nerusin jadi guru besar ilmu hukum, dan mengabdi buat negara lewat ilmu," ucap Fawwaz.

Ia mengaku ingin mengikuti jejak kedua orangtuanya dan berusaha lebih baik dari mereka.

Menurut Fawwaz, orangtuanya berhasil menamatkan sekolah hingga jenjang S3. Ia pun berharap bisa melanjutkan studi hingga bergelar profesor.

"Itu jadi cita-cita saya sekarang. Menjadi guru besar di ilmu hukum," pungkasnya.

Selain keluarga, faktor lingkungan dan pertemanan yang positif juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter Fawwaz sehingga jadi siswa yang berprestasi.

Lingkungan tersebut juga memengaruhinya agar lebih berfokus pada tujuan hidup.

Selain itu, Fawwaz mengaku senang mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, sehingga hal itu membuatnya menjadi siswa yang berprestasi.

"Lingkungan pendidikan yang bagus luar biasa. Lingkungan pertemanan yang positif, bikin grup belajar bareng, itu yang bikin terpacu terus," ungkap Fawwaz.

Sebagai salah satu anak muda yang produktif, Fawwaz mengajak generasi muda untuk dapat mengelola waktu sebaik mungkin agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik, serta berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

Kebahagiaan orangtua Fawwaz 

Memiliki anak yang berprestasi tentu menjadi kebanggaan bagi setiap orangtua. Apalagi anak tersebut penurut dan bisa diandalkan.

Kebanggaan itu kini dirasakan oleh ibu Fawwaz, Mesraini.

"Yang pasti Fawwaz itu anak yang nurut, dari kecil enggak ada neko-neko, dari kecil selalu membanggakan," ujar Mesraini, Selasa.

Selain menuruti orangtuanya, Fawwaz di mata keluarga juga sosok anak yang tidak membangkang saat dilarang.

Apabila diberi saran, Fawwaz akan mempertimbangkannya terlebih dahulu tetapi tetap berusaha tidak mengecewakan kedua orangtuanya.

"Kuncinya dia itu nurut dan enggak macam-macam. Perasaan saya sekarang bahagia banget, tapi di balik kebahagiaan ada doa dan harapan, ini baik di awal, mudah-mudahan sampai akhir juga baik," ungkap Mesraini.

Dalam kesempatan yang sama, ayah Fawwaz, Suwendi, mengaku selalu membimbing anaknya dengan kalimat-kalimat positif setiap selesai shalat.

"Adek orang hebat, adek luar biasa, adek bisa mengubah dunia, itu yang selalu saya tanamkan terus sesudah habis shalat. Artinya seberapa sering kita mengatakan sesuatu itu akan memantul ke diri kita sendiri," jelas Suwendi.

Suwendi menuturkan, pembentukan kepribadian Fawwaz bukan semata-mata karena orangtua, melainkan juga guru dan teman-teman Fawwaz.

Sebagai orangtua, Suwendi mengatakan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk memfasilitasi pendidikan anaknya.

Kendati demikian, Suwendi tidak ingin memaksakan keinginannya terhadap anak.

"Jika punya keinginan, kami sampaikan alasannya, tapi yang memutuskan tetap anak itu sendiri. Bagi kami yang menentukan masa depan anak itu adalah anak itu sendiri," tutur Suwendi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/06/07515091/mengenal-fawwaz-diterima-di-5-universitas-top-asia-dan-eropa-hingga-mimpi

Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke