Salin Artikel

Penangkapan Sejumlah Orang oleh Polisi demi Kondusifnya Aksi Demo 21 April...

Pantauan Kompas.com di dua lokasi, aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI dan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya berjalan tanpa ada gangguan keamanan dan ketertiban yang berarti.

Massa dari elemen buruh maupun mahasiswa mulai berdatangan ke titik demonstrasi sekitar pukul 12.00 WIB dan membubarkan diri sebelum pukul 18.00 WIB.

"Sampai pukul 17.50 WIB, semua aksi demonstrasi di dua tempat tersebut telah selesai," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan kepada wartawan, Kamis malam.

Menurut Zulpan, kondusifnya aksi demonstrasi yang berlangsung kemarin tidak terlepas dari upaya kepolisian melakukan filterisasi massa.

Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya penyusup di antara massa mahasiswa maupun buruh yang memicu kerusuhan.

"Kami tidak ingin adanya penyusup dalam kelompok mahasiswa maupun kelompok buruh, sehingga kami lakukan filterisasi," kata Zulpan.

Sejumlah orang di luar elemen buruh dan mahasiswa yang diduga hendak menyusup ke dalam aksi demonstrasi pun ditangkap oleh petugas.

Hasil pengamatan Kompas.com di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, terdapat delapan orang yang diamankan polisi saat aksi demonstrasi Kamis kemarin.

Pantauan Kompas.com, terdapat tujuh remaja yang digelandang oleh aparat kepolisian. Beberapa di antaranya tampak mengenakan celana berwarna biru tua seperti seragam SMP.

Sambil diminta berbaris, para remaja itu langsung dibawa kepolisian ke pos pengamanan di kawasan Monas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Para pelajar itu mengaku berangkat dari daerah Bekasi untuk mengikuti demonstrasi yang di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda.

"Kelas 1 SMP bang. Izin sekolah, berangkat dari Bekasi," ujar salah seorang remaja sambil dibawa aparat ke dalam area Monas.

Kendati demikian, para remaja tersebut tidak mengetahui maksud dan tujuan aksi demonstrasi tersebut.

"Mau demo, dapat info dari teman. Enggak tahu (soal apa)," ucapnya.

Seorang pria diduga provokator ditangkap

Selain tujuh remaja tersebut, kepolisian juga menangkap seorang pria karena diduga melakukan aksi provokasi terhadap massa mahasiswa di kawasan Patung Kuda.

Penangkapan bermula saat pria yang berdiri di belakang barikade polisi itu tiba-tiba berteriak ke arah massa aksi.

Pria berbaju hitam bertulisan "Hanya ada satu kata, Mural" itu juga mengacungkan jari tengah ke arah massa aksi.

Sesaat kemudian, petugas kepolisian berpakaian preman langsung menanyakan maksud dan tujuan pria tersebut.

"Heh, mau apa kamu?" kata petugas dengan nada tinggi.

Saat itu pula yang bersangkutan langsung ditarik anggota kepolisian yang berada di lokasi.

Pria tersebut tampak berupaya memberontak sambil berteriak, "Ini demokrasi, Pak, saya punya hak."

Petugas kepolisian akhirnya menjatuhkan pria tersebut dan langsung memasukkannya ke dalam mobil tahanan.

Sementara itu, mahasiswa di atas mobil komando mengingatkan massa aksi agar tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang datang ke lokasi.

"Hati-hati, hati-hati provokasi," teriak mahasiswa.

Alasan polisi lakukan penangkapan

Zulpan menjelaskan bahwa sejumlah orang tersebut ditangkap petugas karena dikhawatirkan melakukan aksi provokasi dan menjadi pemicu kerusuhan.

"Yang kami amankan tadi beberapa orang yang memang mereka mencoba ikut-ikutan kegiatan ini. Kami khawatirkan ini bisa jadi pemicu kerusuhan," kata Zulpan.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Zulpan, diketahui bahwa orang yang diamankan tersebut bukan bagian dari massa aksi demonstrasi di Patung Kuda Arjuna Wijaya.

Sejumlah orang tersebut mencoba masuk ke barisan massa dan mengikuti aksi demonstrasi yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan.

"Secara umum yang kami amankan itu adalah mereka-mereka atau orang-orang yang bukan merupakan bagian dari kelompok yang memiliki pemberitahuan untuk melakukan unjuk rasa hari ini," ujar Zulpan.

Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Bayu Satria mengatakan, terdapat tujuh tuntutan yang disampaikan dalam aksi demo 21 April, yakni:

Sementara itu, sejumlah elemen buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) juga menggelar aksi demonstrasi pada Kamis kemarin.

Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos mengatakan, aksi demonstrasi dipusatkan di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat.

"Aksi massa 21 April di Gedung DPR/MPR RI dengan beberapa tuntutan yang berkaitan dengan ketimpangan ekonomi dan kebijakan aturan hukum yang merugikan rakyat," ujar Nining.

Menurut Nining, sedikitnya ada 10 tuntutan yang disampaikan oleh elemen buruh dan mahasiswa dalam aksi demo 21 April 2022, yakni:

  1. Hentikan pembahasan UU Cipta Kerja inkonstitusional dan hentikan upaya revisi UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
  2. Hentikan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat dan tuntaskan pelanggaran HAM.
  3. Turunkan harga BBM, minyak goreng, PDAM, listrik, pupuk, PPN, dan tol.
  4. Tangkap, adili, penjarakan, dan miskinkan seluruh pelaku koruptor.
  5. Redistribusi kekayaan nasional (berikan jaminan sosial atas pendidikan, kesehatan, rumah, fasilitas publik, dan makan gratis untuk masyarakat).
  6. Sahkan UU PRT dan berikan perlindungan bagi buruh migran.
  7. Wujudkan reforma agraria sejati dan hentikan perampasan sumber-sumber agraria.
  8. Tolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
  9. Berikan akses partisipasi publik seluas-luasnya dalam rencana revisi UU Sisdiknas.
  10. Tolak revisi UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/22/09015211/penangkapan-sejumlah-orang-oleh-polisi-demi-kondusifnya-aksi-demo-21

Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke