Salin Artikel

Bayang-bayang Penyakit Hepatitis Akut Misterius dan Langkah Pencegahan Pemkot Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com - Belum usai perkara Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, kini muncul kasus penyakit hepatitis akut misterius yang mayoritas menyerang anak-anak.

Berbeda dengan penyakit hepatitis umumnya yang biasanya disebabkan oleh virus Hepatitis tipe A, B, C, D, atau E, penyebab dari hepatitis akut misterius ini belum dapat diketahui secara pasti.

Sejumlah wilayah di Indonesia tercatat mempunyai kasus infeksi hepatitis misterius ini.

Seperti contoh di wilayah DKI Jakarta, sudah ada 3 orang anak yang meninggal dunia dan diduga meninggal akibat terjangkit penyakit baru ini.

Sementara itu, untuk di Kota Bekasi, terdapat satu pasien suspek berjenis kelamin laki-laki berumur 11 tahun yang diduga terkena penyakit hepatitis akut misterius.

Satu orang pasien laki-laki tersebut kini sudah dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat untuk dilakukan pengecekan dan memastikan apakah memang terjangkit hepatitis misterius atau tidak.

Meski masih berstatus suspek, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Tanti Rohilawati menyatakan, sudah menyiapkan sejumlah langkah-langkah pencegahan agar penyebaran penyakit tidak terjadi semakin cepat.

Diskusi dengan dokter spesialis anak

Untuk mencegahnya, Dinkes Kota Bekasi berencana melakukan diskusi dengan beberapa dokter spesialis anak.

Diskusi tersebut diharapkan dapat mencari langkah-langkah yang tepat untuk diantisipasi oleh Pemerintah Kota Bekasi terkait kasus hepatitis misterius.

"Dalam waktu dekat, Dinkes mau mengundang dokter spesialis anak untuk mendapatkan masukan (dan) langkah-langkah yang harus diantisipasi," ungkap Tanti Rohilawati kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan, baik itu rumah sakit maupun puskesmas untuk pelayanan masyarakat yang memang memiliki gejala hepatitis.

Kesiapan fasilitas kesehatan yang akan diberikan diantaranya adalah menyiagakan total 48 rumah sakit dan 48 puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bekasi.

"Kesiapan rumah sakit sesuai dengan gambaran yang ada. Di Kota Bekasi kami punya 48 rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Insya Allah pelayanan kesehatan saat ini kami siap," kata Tanti.

Masyarakat diminta tidak panik

Dengan ditemukannya satu kasus suspek hepatitis misterius akut, Tanti berharap agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang menghadapi masalah ini.

Ia menegaskan bahwa Dinkes juga saat ini sudah melaporkan ke Pemkot Bekasi dalam hal ini kepada Plt Wali Kota Bekasi untuk meminta masukan sebagai langkah antisipasi.

Tanti juga menyatakan bahwa Dinkes saat ini sudah melakukan pemantauan kepada warga yang memiliki indikasi terjangkit kasus hepatitis misterius.

Apabila memang tercatat ada kasus hepatitis misterius, Dinkes akan segera melakukan pendataan dan laporan ke Kementerian Kesehatan.

"Saya menugaskan Kabid P2P (pengendalian dan pencegahan) untuk memantau. Apabila ada gejala kasus hepatitis, maka kami melaporkan kepada Komite Ahli yang sudah dibentuk oleh Kementerian Kesehatan, baru nanti informasi secara nasional (diberikan) dari Kementerian Kesehatan," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/11/08171841/bayang-bayang-penyakit-hepatitis-akut-misterius-dan-langkah-pencegahan

Terkini Lainnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Megapolitan
Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Megapolitan
Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Megapolitan
Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Megapolitan
Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Megapolitan
Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Megapolitan
Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Megapolitan
Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Megapolitan
Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Megapolitan
Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Megapolitan
Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Megapolitan
Kemenhub Tak Akan Keluarkan Izin Kapal Berlayar jika Cuaca Buruk

Kemenhub Tak Akan Keluarkan Izin Kapal Berlayar jika Cuaca Buruk

Megapolitan
Caleg PKS di Aceh yang Terlibat Kasus Narkoba Ditangkap Saat Berbelanja Baju

Caleg PKS di Aceh yang Terlibat Kasus Narkoba Ditangkap Saat Berbelanja Baju

Megapolitan
Berawal dari Kunjungan ke PAN, Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Diduga Melanggar Netralitas ASN

Berawal dari Kunjungan ke PAN, Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Diduga Melanggar Netralitas ASN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke