Dia meminta agar Dinas Pendidikan berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta agar pencegahan penularan bisa berlangsung secara serentak.
"Ini PR (pekerjaan rumah) bagi Disdik dan Dinkes, PR yang harus segera kita lakukan dalam rangka mencegah. Tugas kita kan untuk mencegah saat ini, pencegahan itu bersifat masal," ujar Gembong saat dihubungi melalui telepon, Rabu (11/4/2022).
Dinas Pendidikan, kata Gembong, harus melakukan pencegahan sejak dini sehingga kasus tidak merebak secara masif.
Sosialisasi pencegahan hepatitis akut harus segera dilakukan dengan melibatkan dinas komunikasi dan informatika.
"Kominfo harus ambil peran bagaimana melakukan kolaborasi antara Disdik dan Dinkes dengan yang lain untuk disiarkan kepada warga Ibukota agar waspada menghadapi wabah yang kita harapkan tidak merebak di Jakarta," ujar Gembong.
Informasi yang disampaikan dari Disdik dan Dinkes diharapkan bisa meredam kepanikan warga sekaligus meningkatkan kewaspadaan.
Para orangtua diharapkan bisa tenang jika mengetahui bahwa pencegahan dilakukan dengan maksimal di dalam dan luar sekolah.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, terdapat 15 kasus hepatitis akut di Indonesia hingga hari ini, Senin (9/5/2022).
Budi mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada semua rumah sakit dan dinas kesehatan untuk melakukan pengawasan surveilans terkait dengan kasus ini per 27 April 2022.
Hal tersebut dilakukan empat hari sesudah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan adanya wabah hepatitis akut tersebut di Eropa pada 23 April 2022.
"Sampai hari ini kondisi di Indonesia ada 15 kasus," ujar Budi dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang dilakukan secara virtual.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan sehari yang lalu, di mana Kemenkes menyebut terdapat empat kasus dugaan penularan hepatitis akut di Indonesia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/11/12585801/disdik-dki-diminta-waspada-terhadap-penyebaran-kasus-hepatitis-akut