Salin Artikel

Sungai Cisadane Tangerang Mengeruh, Sebagian Warga Diduga Tak Bisa Dapat Air Bersih

TANGERANG, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Aetra menduga bahwa sebagian pelanggannya tidak mendapatkan air bersih akibat tingkat kekeruhan Sungai Cisadane, Kota Tangerang, meningkat.

Tingkat kekeruhan Sungai Cisadane diketahui meningkat sejak Kamis (23/6/2022).

Media Relation PDAM Aetra Bayu Suryantomo menduga, mereka yang tak tersalurkan air bersih merupakan pelanggan yang berada jauh dari instalasi pengolahan air (water treatment plant/WTP) milik PDAM Aetra.

"Untuk pelanggan terjauh, ada kemungkinan bisa sampai mati (tak mendapat air bersih)," kata Bayu kepada awak media, Jumat (24/6/2022).

Dia menyatakan, bahan baku air bersih yang diolah oleh PDAM Aetra hanya berasal dari Sungai Cisadane.

Dengan demikian, PDAM tak memiliki sumber daya air lain untuk diolah sebagai air bersih.

"Tidak ada sumber lain, kalau kita (mengambil bahan baku) dari Sungai Cisadane saja," kata Bayu.

Namun, kekeruhan di Sungai Cisadane biasanya tak akan berlangsung dengan lama. Menurut Bayu, peristiwa ini hanya akan berlangsung selama 1-2 hari.

Terkini, PDAM Aetra menangani kekeruhan di Sungai Cisadane dengan cara menambahkan bahan kimia agar air yang disalurkan ke warga tetap jernih.

"Ini tidak terjadi terus-menerus. Biasanya sekitar sehari-dua hari," sebut Bayu.

"Kalau dari kami mengoptimalkan di-WTP nya itu. Jadi penambahan bahan kimia yang untuk menjernihkan air, kita lebih pengoptimalan di dalam WTP-nya," sambungnya.

Bayu sebelumnya berujar, imbas kekeruhan Sungai Cisadane, pihaknya kini hanya sanggup menyalurkan 600-800 liter per detik lantaran tingkat kekeruhan Sungai Cisadane meningkat.

"Karena air bakunya (dari Sungai Cisadane) keruh, kita turunkan jadi 600 liter per detik atau 800 liter per detik," kata dia.

Sementara itu, menurut Bayu, PDAM Aetra menyalurkan 1.000 liter per detik pada normalnya.

Penyebab dari perbedaan jumlah air yang disalurkan itu terjadi karena PDAM Aetra membutuhkan waktu lebih lama untuk mengolah air dari Sungai Cisadane yang mengeruh.

Dengan demikian, air yang disalurkan kepada warga menjadi lebih sedikit.

Bayu mengungkapkan, meski tingkat kekeruhan Sungai Cisadane meningkat, air yang disalurkan kepada warga tak mengalami perubahan kualitas.

Ia mengeklaim, air yang disalurkan kepada warga tidak menjadi keruh.

"Yang kami salurkan ke pelanggan itu kualitasnya tetap sama, tidak keruh, tidak berubah," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/24/10513901/sungai-cisadane-tangerang-mengeruh-sebagian-warga-diduga-tak-bisa-dapat

Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke