Salin Artikel

Polisi Bidik Pelaku Lain Terkait Kasus Mafia Tanah oleh Pejabat BPN Wilayah Jakarta dan Bekasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membidik pelaku lain terkait kasus mafia tanah yang melibatkan empat pejabat kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta dan Bekasi.

Salah satu dari empat pejabat BPN berinisial PS diduga terlibat penerbitan sertifikat hak milik (SHM) palsu dalam program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL).

"Penyidikan ini sifatnya berkesinambungan. Mungkin ada potensi-potensi oknum-oknum lain yang kita tangkap," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di kantor BPN Jakarta Selatan, Kamis (14/7/2022).

Hengki menegaskan, penyelidikan terhadap kasus mafia tanah saat ini menjadi fokus Polri sesuai perintah Presiden Joko Widodo untuk memberantas oknum-oknum yang meresahkan masyarakat.

"Ini perintah Presiden karena menimbulkan keresahan di masyarakat terkait mafia tanah. Kami tidak bergerak sendiri, pelaksanaannya kami berkoordinasi dengan satgas mafia tanah kantor kementerian ATR/BPN," kata Hengki.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap empat orang pejabat BPN wilayah Jakarta dan Bekasi terkait kasus mafia tanah.

Salah satu pejabat BPN, PS diduga terlibat dalam kasus penerbitan SHM terkait program PTSL.

Saat itu, PS tengah menjabat sebagai Ketua Adjudikasi PTSL di Kantor Wilayah BPN Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Saat menggeledah kantor BPN Jakarta Selatan, polisi menemukan sertifikat tanah milik warga. Sertifikat itu semestinya sudah diserahkan sejak tiga tahun lalu.

"Pada contoh hari ini. kita geledah ternyata kita temukan sertifikat-sertifikat yang seharusnya udah diserahkan dari tiga tahun lalu tapi ternyata belum diserahkan. Ini kasian masyarakat," ucap Hengki.

Sejumlah sertifikat yang ditemukan itu diduga sengaja ditahan untuk dilakukan perubahan data sebagaimana modus mafia merebut tanah milik warga.

Perubahan data pada sertifikat tanah dilakukan oleh para pelaku saat masyarakat melakukan permohonan program PTSL.

Menurut Hengki, para pelaku justru sengaja menghambat proses permohonan PTSL dari yang seharusnya dikerjakan dan diserahkan segera kepada masyarakat.

"Seharusnya program PTSL ini membantu tapi ternyata dihambat oleh oknum-oknum. Salah satu modusnya ketika itu harus jadi ternyata lama jadi. Dan justru dirubah datanya diganti identitasnya milik orang lain," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/14/16010211/polisi-bidik-pelaku-lain-terkait-kasus-mafia-tanah-oleh-pejabat-bpn

Terkini Lainnya

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke