Salin Artikel

Pagar Pembatas Tribune JIS Roboh, Fraksi PDI-P: Sejak Awal Sudah Bermasalah, Jakpro Perlu Diaudit

Untuk diketahui, saat grand launching pada 24 Juli 2022 sore, pagar pembatas tribune JIS roboh.

Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai bahwa pembangunan JIS sudah bermasalah sejak tender pada 2019.

"Sejak awal memang bermasalah, kenapa? Coba cek pernyataan saya sejak awal, pemenang tendernya saja kan bermasalah," ujar Gembong saat dihubungi, Rabu (27/7/2022).

Hal yang dimaksud oleh Gembong adalah soal protes yang dilayangkan Konsorsium Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya atas hasil lelang proyek pembangunan JIS.

Saat itu, konsorsium atau kerja sama operasi (KSO) Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya dan KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP sama-sama dinyatakan lulus secara teknis dalam lelang tersebut.

Penawaran harga KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya lebih murah dibandingkan KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP, pemenang lelang proyek pembangunan JIS.

KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya diketahui menawarkan harga Rp 3,78 triliun.

Sementara itu, penawaran harga KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP sebesar Rp 4,08 triliun.

"Pemenang lelangnya bermasalah, mosok yang dimenangkan itu yang (penawaran harga) lebih mahal Rp 300 miliar," ungkap Gembong.

"Ada apa?" tanya dia.

Karena persoalan-persoalan tersebut, Gembong berujar bahwa PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta yang ditugaskan untuk membangun JIS harus diaudit.

"Ini kan perlu diaudit secara menyeluruh," kata Gembong.

Soal pagar pembatas tribune JIS roboh

Adapun pagar pembatas tribune utara JIS roboh pada saat grand launching yang dimeriahkan sejumlah band dan laga persahabatan Persija dengan Chonburi FC, klub sepak bola asal Thailand.

Berdasarkan pantauan Kompas.com saat itu, pembatas tribune utara yang jebol tersebut memiliki panjang hampir 20 meter.

Pagar pembatas berbahan besi yang diberi warna putih mendadak jebol usai grup band Dewa-19 memeriahkan grand launching JIS.

Di bagian belakang pembatas tribune itu merupakan Jakmania, suporter Persija. Para anggota Jakmania tampak mencoba membetulkan pagar pembatas tribune tersebut.

Namun, hingga grand launching rampung, pagar pembatas tribune utara tersebut masih tergeletak di sisi luar lapangan JIS.

Jakpro kemudian memberi penjelasan atas robohnya pagar pembatas tribune utara JIS.

VP Corporate Secretary PT Jakpro Nadia Diposanjoyo menjelaskan, peristiwa itu terjadi karena besarnya antusiasme suporter yang ingin menonton pertandingan.

"Seiring berjalannya waktu, hampir seluruh tribune tier 1 terpenuhi bahkan melebihi kapasitas tempat duduk yang tersedia," kata Nadia melalui keterangan tertulis, Selasa (26/7/2022).

Menurut Nadia, jika dilihat dari kamera pemantau, terlihat beberapa penonton naik ke bagian horizontal barrier di tribune untuk memasang spanduk, bahkan duduk di situ.

Padahal, menurut Nadia, baik struktur maupun kekuatan horizontal barrier tidak didesain sebagai tempat berpijak, dinaiki, diduduki, atau sebagai akses ke lapangan maupun berpindah tribune.

Akhirnya, pijakan penonton pada horizontal barrier tersebut menyebabkan beban tarik tambahan pada angkur kolom yang menjadi tumpuan tercabut.

Selain itu, lanjut Nadia, penumpukan penonton dalam satu lokasi yang tidak sesuai kapasitasnya mengakibatkan tidak berjalannya prosedur yang sudah direncanakan untuk area tribune, sehingga perilaku penonton tidak terkendali.

"Pertandingan kemarin jadi bahan berharga untuk evaluasi kita semua, Jakpro, Jakmania, Pemprov DKI, Persija, dan skema ticketing oleh Jaklingko," ucap Nadia.

Soal tender pembangunan JIS

Sementara itu, terkait tender pembangunan JIS pada 2019 yang diprotes, Direktur Proyek JIS Jakpro saat itu, Iwan Takwin, mengatakan bahwa lelang proyek JIS dilakukan secara terbuka dan sesuai prosedur.

Iwan menjelaskan, ada dua hal yang dinilai dalam lelang itu, yakni penilaian teknis dan harga. Bobot penilaian teknis 70 persen, sedangkan bobot harga hanya 30 persen.

Kategori penilaian teknis mulai dari perencanaan, desain, konstruksi, teknologi, material, hingga skedul.

"Yang pertama kami nilai itu teknis dulu karena kami mau ini benar-benar terjamin kualitasnya dan tepat waktu, kalau bisa lebih cepat," kata Iwan pada 11 September 2019.

KSO yang dipimpin Adhi Karya mendapat nilai teknis 60,17, sedangkan KSO yang dipimpin Wika Gedung mendapat nilai 66,14.

Nilai KSO yang dipimpin Adhi Karya lebih rendah karena tidak memenuhi beberapa kategori penilaian teknis.

Setelah itu, panitia lelang menilai penawaran harga dari kedua KSO.

Penawaran harga dibandingkan dengan harga perkiraan sendiri (HPS) yang dibuat oleh konsultan Jakpro. HPS proyek JIS, yakni Rp 4,4 triliun.

KSO yang dipimpin Adhi Karya menawarkan harga Rp 3,78 triliun, sedangkan penawaran harga KSO yang dipimpin Wika Gedung sebesar Rp 4,08 triliun.

Dari penawaran harga tersebut, KSO yang dipimpin Adhi Karya mendapat nilai 15, sedangkan KSO yang dipimpin Wika Gedung memperoleh nilai 27,78.

Nilai yang diperoleh KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya lebih rendah dibandingkan pesaingnya, meskipun menawarkan harga lebih murah.

Alasannya, kata Iwan, panitia lelang membandingkan penawaran harga tersebut dengan HPS.

"Ada aturan dari sisi nilai kewajaran, harga wajar, kami tidak mau ada peserta tender yang banting harga, tetapi kualitasnya jauh di bawah standar," tutur Iwan.

Berdasarkan penilaian teknis dan harga, KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP dinyatakan sebagai pemenang lelang proyek JIS.

Iwan menjelaskan, panitia lelang memberikan waktu tiga hari setelah pengumuman pemenang untuk masa sanggah.

Peserta lelang yang tidak menerima hasil lelang bisa menyanggah dengan syarat memberikan jaminan 1 persen dari nilai proyek atau HPS Rp 4,4 triliun. Uang jaminan akan dikembalikan jika sanggahan itu terbukti.

Namun, Iwan menyebut tidak ada yang menyanggah hasil lelang itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/27/16480571/pagar-pembatas-tribune-jis-roboh-fraksi-pdi-p-sejak-awal-sudah-bermasalah

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke