JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Sofi Allail, remaja yang kerap nongkrong di Citayam Fashion Week di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, meminta agar ia dan teman-temannya disediakan wadah berkreasi.
Ia mengaku tak keberatan apabila Citayam Fashion Week ditertibkan oleh petugas selama ia da dan teman-temannya tetap diwadahi untuk berkreasi.
"Cuma kita butuh wadah aja, biar kita bisa berkreasi dan bisa dilihat juga sama kaca internasional kalau fashion Indonesia bisa menerobos internasional," kata Ahmad Sofi Allail alias Ale, dikutip dari Tribunjakarta.com, Kamis (28/7/2022).
Ia pun mengaku tak keberatan apabila Citayam Fashion Week harus ditertibkan. Walau begitu, kata Ale Pemerintah juga harus lebih jeli melihat kebutuhan ruang berekspresi bagi anak-anak muda seperti dirinya.
Setidaknya, Pemerintah bisa mencarikan solusi lain agar anak-anak muda seperti Ale bisa bebas berekspresi walau Citayam Fashion Week di Dukuh Atas ditertibkan.
"Kalau dikasih wadah pasti mau dong, biar kita lebih terorganisir dan tertuju. Datang ke CFW untuk apa, apakah berkarya, atau dapatin dan belajar hal baru, Itu kalau dikasih wadah,"
"Enggak apa-apa ditertibkan, asal kami dikasih wadah. Ada solusi lain untuk anak-anak berkreasi," kata dia.
Sejumlah personel gabungan yang terdiri dari Polisi, Dinas Perhubungan, dan juga Satpol PP pun, kekinian ditempatkan di lokasi untuk melakukan penertiban.
Petugas tersebut, tak henti mengingatkan kepada masyarakat bahwa zebra cross sejatinya berfungsi sebagai sarana penyebrangan dan bukan untuk fashion show.
Menurut Ale, hal ini sah-sah saja, mengingat ajang fashion jalanan itu digelar di tengah jalan. Semenjak viral, Citayam Fashion Week juga kerap memicu kerumunan dan mengakibatkan kemacetan.
Sebelumnya Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, fenomena "Citayam Fashion Week" di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, berdampak pada kemacetan lalu lintas.
Komarudin menuturkan, banyaknya remaja yang berkumpul dan berekspresi lewat dandanan atau gaya berpakaian itu menyebabkan kepadatan di Jalan Jenderal Sudirman.
"Pantauan kami, ekor kemacetan itu berada di Semanggi bahkan ke kawasan Senayan," ujar Komarudin, di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
"Masyarakat bisa lihat sendiri, ada pola dari empat lajur mengerucut akan berbelok ke Dukuh Atas. Di sana yang menjadi sumbatan," sambung dia.
Menurut Komarudin, jajarannya telah memantau arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman menuju ke Jalan MH Thamrin semenjak viralnya kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Berdasarkan hasil pantauan tersebut, kata Komarudin, terjadi peningkatan aktivitas lalu lintas di sekitar kawasan Dukuh Atas.
"Beberapa hari pantauan kami mulai dari hari Jumat minggu lalu sampai Senin kemarin aktivitasnya sangat luar biasa," katanya.
Komarudin mengungkapkan, jajarannya berusaha mengatasi kemacetan lalu lintas tersebut dengan upaya menutup sementara ajang pamer fashion itu.
"Hanya penutupan sementara biar tidak terjadi kemacetan akibat kegiatan fashion show," ucap dia.
Selain itu, Komarudin menuturkan, polisi bersama Satpol PP, Dinas Perhubungan, akan selalu mengawasi lokasi "Citayam Fashion Week" agar tidak semrawut lantaran banyaknya masyarakat yang berkunjung ke Dukuh Atas.
"Di sana itu semakin banyak orang karena mau tahu kegiatan (Citayam Fashion Week). Akibatnya tumpah ruah ke jalan sehingga fungsi jalan jadi terganggu," tutur dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/07/28/16133451/remaja-yang-nongkrong-di-citayam-fashion-week-minta-disediakan-wadah