Salin Artikel

Seorang Staf SMP Negeri di Kota Bekasi Diduga Kerap Lecehkan Siswi Sejak 2014

BEKASI, KOMPAS.com - DP, terduga pelaku kasus pelecehan seksual di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Kota Bekasi, diduga sudah beraksi sejak tahun 2014.

Hal tersebut disampaikan oleh S, salah satu alumni dari sekolah tersebut.

"Itu kurang lebih dari 2014. Memang suka kacau orangnya, asal tegur dan sering catcall siswi-siswi," ujar S ketika ditemui di sekolah tersebut, Senin (1/8/2022).

Para alumni yang datang untuk berunjuk rasa ke sekolah tersebut juga menyebut bahwa terduga pelaku berani melakukan aksinya lantaran para korban yang masih tergolong sebagai anak-anak.

S yang mewakili alumni pun berharap agar terduga pelaku dapat segera ditindaklanjuti oleh kepolisian dan dapat dihukum secepatnya.

"Harapannya DP dihukum seberat-beratnya, biar dia (terduga pelaku) bisa ditindaklanjuti," harap S.

Sementara itu, diwawancarai secara terpisah, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Novrian mengatakan, pihaknya akan melakukan pendampingan kepada sejumlah korban dari terduga pelaku.

KPAD saat ini fokus pemulihan para korban bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).

"Mereka mengalami trauma sebenarnya. Karena fokus kami kepada korban, kami masih gali lagi keterangan korban," ucap Novrian.

"Bersama dengan sekolah, kami akan bikin tim untuk menggali lagi sebenarnya berapa korban yang ada," tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, aksi pencabulan diduga terjadi pada sejumlah siswi SMP negeri di Kota Bekasi.

Kabar tersebut langsung menjadi konsumsi publik setelah diunggah akun Instagram @menfesspondokgede.

Dalam unggahannya, akun tersebut menyebutkan bahwa pencabulan dilakukan oleh salah satu staf perpustakaan yang bekerja di sekolah negeri yang berada di Jatiwaringin, Pondok Gede tersebut.

Akun Instagram tersebut menggunggah tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dengan korbannya yang berisi ajakan menginap di sebuah apartemen di Kota Bekasi.

Menanggapi kabar yang beredar, pihak sekolah memberikan keterangan.

Humas SMPN tersebut, Alis, mengatakan bahwa pihak sekolah sudah mengetahui masalah ini. DP, satu staf di sekolah itu disebut-sebut sebagai terduga pelaku pelecehan.

"(Terduga) sudah kami tanya dan klarifikasi. Tadi jawabannya terduga memang tidak ada (dugaan pelecehan), hanya sekadar chat saja," ujar Alis, di SMPN tempatnya bekerja, Bekasi, Senin.

Pihak sekolah sampai saat ini belum melakukan penyelidikan internal dan belum mengetahui pasti berapa kali staf tersebut melakukan dugaan pencabulan.

Namun, Alis menyatakan bahwa terduga korban berjumlah tiga siswa.

"Tiga (korban) dari kelas 8," ucap Alis singkat.

Terkini, terduga pelaku sudah dijemput petugas Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Bekasi Kota.

"Sekarang (hari ini) sudah dijemput oleh polisi," tutur Alis.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/01/18434671/seorang-staf-smp-negeri-di-kota-bekasi-diduga-kerap-lecehkan-siswi-sejak

Terkini Lainnya

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Ungkap Peredaran Sabu di Tebet, Polisi Selidiki Kemungkinan Asal Narkoba dari Kampung Bahari

Megapolitan
Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Heru Budi Pastikan Pasien TBC yang Bukan KTP DKI Bisa Berobat di Jakarta

Megapolitan
Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Warga Bekasi Tertabrak Kereta di Pelintasan Bungur Kemayoran

Megapolitan
Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Faktor Ekonomi Jadi Alasan Pria 50 Tahun di Jaksel Nekat Edarkan Narkoba

Megapolitan
Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Keluarga Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta STIP Ditutup

Megapolitan
UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

UU DKJ Amanatkan 5 Persen APBD untuk Kelurahan, Heru Budi Singgung Penanganan TBC

Megapolitan
Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Pria 50 Tahun Diiming-imingi Rp 1,8 Juta untuk Edarkan Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Polisi Temukan 488 Gram Sabu Saat Gerebek Rumah Kos di Jaksel

Megapolitan
KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

KPU: Mantan Gubernur Tak Bisa Maju Jadi Cawagub di Daerah yang Sama pada Pilkada 2024

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke