Salin Artikel

Saat Kobaran Api di Tambora Kembali Memakan Korban, 6 Penghuni Kos Tewas Diduga Terjebak

JAKARTA, KOMPAS.com - Petaka kebakaran seolah tak ingin minggat dari tanah Tambora. Hampir setiap hari pasukan pemadam kebakaran berjibaku mengatasi kobaran api yang muncul di permukiman hingga bangunan toko di wilayah kawasan Jakarta Barat itu.

Baru-baru ini, kebakaran hebat melanda sebuah rumah toko yang juga difungsikan sebagai kos-kosan di Jalan Duri Selatan 1, Duri Selatan, Tambora.

Enam orang tewas dalam peristiwa nahas yang terjadi pada Rabu (17/8/2022) pagi itu.

Sebanyak 100 personel pemadam kebakaran dibantu 20 unit kendaraan langsung diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api. Dibutuhkan waktu sekitar 44 menit hingga api padam.

Korban diketahui tidak bisa menyelamatkan diri karena terjebak di bangunan empat lantai yang jendelanya dikelilingi oleh teralis besi.

Teriakan di balik kobaran api

Aji (25), salah satu penghuni kos yang selamat dari kebakaran mengatakan, ia sedang tertidur saat api mulai muncul. Tiba-tiba, ia mendengar teriakan orang-orang.

"Saya masih tidur setengah 6. Tapi di sini banyak suara yang teriak-teriak, awalnya temen yang pertama dengar di kamar. Tapi tiba-tiba ada kebakaran," kata Aji kepada wartawan usai kebakaran, Rabu.

Teriakan itu juga didengar oleh Herdi (30) dari kamarnya. Ia sempat santai menanggapi teriakan itu karena mengira sedang ada perayaan kemerdekaan Indonesia.

"Pokoknya di luar itu ramai. Ada (penghuni) yang belum tidur juga, soalnya di bawah dikiranya lagi 17 Agustusan, kirain ada kegiatan. Pas dibuka pintu ternyata ada kebakaran. Terus kami bangunin orang-orang," kata Herdi.

Ia mengatakan, kemungkinan suara teriaka-teriakan yang muncul juga datang dari penghuni kos yang tidak bisa menyelamatkan diri karena terjebak di dalam kobaran api.

Lolos dari maut

Beberapa orang sempat terjebak kebakaran, tetapi berhasil meloloskan diri.

Seorang karyawan konveksi yang bekerja di sebelah bangunan ruko itu mengatakan, saat kebakaran, ia sempat melihat seseorang lompat dari lantai tiga ke atap garasi.

"Pas kebakaran ada laki-laki loncat dari jendela lantai tiga itu, yang bolong di tengah (menunjuk jendela di lantai 3 yang tanpa teralis). Loncat langsung ke genteng di sini (garasi)," kata perempuan yang enggan disebutkan namanya, Kamis (18/8/2022).

Perempuan itu mengatakan setelah terjatuh di atap garasi, orang tersebut berlari ke arah bangunan konveksinya dan meminta pertolongan pada karyawan konveksi.

"Selamat dia, terus teriak minta tolong ke sini," lanjut dia sembari menunjuk bangunan kantor konveksinya.

Sementara itu, salah satu korban selamat lainnya yang bernama Toni, harus berhadapan dengan maut ketika api menyambar kamarnya saat ia tengah tertidur.

Saat itu, ia tiba-tiba mendengar suara teriakan seseorang disertai suara gemuruh dan hawa yang sangat panas.

"Posisi saya di lantai 4 sedang tidur. Tiba-tiba dengar suara teriakan, terus lampu mati. Tiba-tiba asap masuk. Saya sama temen kaget, baru lari," kata Toni kepada wartawan usai kebakaran terjadi, Rabu.

Toni mencoba mencari jalan keluar alternatif, tetapi jendela bangunan tersebut sebagian besar dikelilingi terali besi.

"Saya menyelamatkan diri lewat kolong talang, terus naik ke atas atap," kata Toni.

Setibanya di lantai empat bangunan, ia kemudian berusaha melarikan diri dengan meloncati atap-atap bangunan tetangga. Setidaknya ada empat bangunan yang ia lewati.

"Saya loncat-loncatin genteng-genteng orang. Bareng saya ada dua orang, salah satunya si sekuriti, dia jatuh tiga kali atau berapa kali gitu," kenang Toni.

Setibanya di atap bangunan minimarket, Toni dan teman-temannya itu berteriak meminta pertolongan. Tubuh mereka dipenuhi luka.

"Luka di hidung, muka sama rambut. Sekuriti juga selamat. Sudah diobatin di Puskesmas Tambora," kata Toni.

Polisi lakukan penyelidikan

Kepolisian Sektor Tambora telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi-saksi terkait kebakaran tersebut. Tim Inafis Mabes Polri pun datang melakukan pemeriksaan pada Kamis sore.

Kapolsek Tambora Kompol Rosana Albertina Labobar mengatakan, berdasarkan pemeriksaan sementara, api diduga berasal dari salah satu kamar kos. Diduga ada korsleting pada kipas angin di sana.

Berdasarkan keterangan, salah satu penghuni di kamar lantai 2 meninggalkan kipas angin di kamarnya dalam keadaan menyala sebelum pergi meninggalkan kamar untuk beraktivitas.

"Dugaan sementara korsleting listrik. Salah satu penghuni kamar sudah kami periksa. Yang bersangkutan meninggalkan kosan itu jam 05.00 WIB, kemudian dia lupa mencabut kipas angin. Jadi kipas anginnya dalam keadaan nyala," jelas Rosana di lokasi kebakaran, Kamis.

"Tetangga kamarnya memastikan bahwa asal api berasal dari kamar tersebut," kata dia.

Polisi kemudian membenarkan bahwa kipas angin ditemukan masih menempel di stop kontak salah satu kamar.

Sementara, tim forensik RS Polri Kramat Jati masih mengidentifikasi enam jenazah korban yang sudah sulit dikenali.

"Sampai sekarang kami belum bisa pastikan (identitas korban). Tim Forensik pun belum bisa memastikan keenam korban yang meninggal itu. Sebab, kondisi (jenazah) seperti itu, hangus," kata Rosana di lokasi kebakaran, Kamis (18/8/2022).

Kendati demikian, polisi sudah mengantongi sejumlah nama penghuni indekos yang diduga menjadi korban kebakaran.

Sejumlah anggota keluarga penghuni kos pun telah melakukan tes untuk membantu proses identifikasi.

Teralis besi jadi sorotan

Dalam peristiwa kebakaran di bangunan empat lantai itu, teralis besi yang memagari jendela bangunan menjadi sorotan.

Pasalnya, bangunan itu tertutup hampir rapat dengan teralis tembok dan teralis besi pada setiap jendela di lantai atas, dan pagar besi penuh menutupi lantai satu.

Camat Tambora Bambang Sutarna menilai, bangunan rumah yang tertutup hampir rapat dengan tembok dan besi menyulitkan penghuni untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana kebakaran.

"Rata-rata rumah yang dihuni itu semua ditutupi dengan teralis besi. Sehingga, ini sulit bagi penghuni untuk menyelamatkan diri," kata Sutarna di lokasi kebakaran, Kamis.

Sutarna mengatakan, peristiwa kebakaran yang menelan korban jiwa telah tiga kali terjadi selama beberapa tahun terakhir di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Lanjut dia, tiga rumah dalam peristiwa tersebut memiliki teralis besi yang hampir memenuhi bangunan.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Jakarta Barat pun memutuskan untuk mulai melakukan penertiban terhadap pemasangan teralis besi di bangunan rumah.

Kata Bambang, penertiban akan dilakukan secara berangsur di berbagai wilayah di Tambora.

Sejumlah petugas berpakaian oranye pun mulai memereteli besi-besi di lantai atas. Penertiban itu tentunya dilakukan atas izin dari pemilik bangunan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/19/11152351/saat-kobaran-api-di-tambora-kembali-memakan-korban-6-penghuni-kos-tewas

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke