Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga pertalite, pertamax 92, dan solar bersubsidi itu pun dinilai warga terlalu mendadak.
Salah seorang pengendara motor, Moch. Fajri (29), mengaku tak tahu bahwa pemerintah telah resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu siang.
Fajri yang sebelumnya berniat mengisi bensin sepeda motor matiknya dengan pertamax pun akhirnya memilih membeli pertalite.
"Tadi datang SPBU ini sempat tutup, terus pas gerbang dibuka sama satpam katanya harga bensin udah dinaikin. Mendadak banget," ujar Fajri di SPBU Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu.
"Langsung berpikir, beli pertalite dulu aja. pertamax makin mahal soalnya jadi 14.500," sambungnya.
Sementara itu, Arga, salah seorang pengendara mobil mengaku kaget saat mengetahui SPBU di Jalan Benyamin Sueb tutup.
Padahal, dia hendak mengisi bahan bakar kendaraannya sebelum pemerintah resmi menaikkan harga BBM.
"Tadi pas lagi di jalan liat berita mau naik BBM. Langsung belok ke SPBU sini (Jalan Benyamin Sueb) eh tutup. Ini baru bisa isi bensin, tapi jadi harga baru," kata Arga.
Menurut Arga, kenaikan harga BBM yang ditetapkan oleh pemerintah semakin membebani warga usai diterpa pandemi Covid-19.
"Pertamax Rp 14.500, berasa juga ongkos. Kalau dibilang berat ya pasti lah, ini kan abis Covid-19," kata Arga.
Seperti diketahui, Pemerintah telah mengumumkan kenaikan harga tiga jenis BBM. Kenaikan harga itu berlaku satu jam sejak diumumkannya keputusan ini, yakni Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Ini berlaku satu jam sejak dimumankannya penyesuaiannya harga ini. Jadi akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022).
Tiga jenis BBM yang harganya naik itu meliputi pertalite, solar subsidi, dan pertamax nonsubsidi.
Rinciannya, pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Lalu, solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter. Kemudian, pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.
"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN," kata Jokowi.
Namun, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan,
Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial.
"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata kepala negara.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/03/16411931/pengendara-keluhkan-kenaikan-harga-bbm-terlalu-mendadak-dan-membebani