Salin Artikel

Debu Batu Bara Cemari Lingkungan Sekolah, Kepala SDN 05 Marunda: Kami Minta Kompensasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debu batu bara dilaporkan terbawa angin sampai ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Bukan hanya sampai di situ saja, debu hitam ini juga mencemari lingkungan SDN Marunda 05, yang berada tak jauh dari rusun.

Kepala SDN Marunda 05 Purwatiningsih mengatakan, sekolah kembali menjadi kotor semenjak debu batu bara muncul.

"Sekolah jadi kotor, kami enggak gerak bebas. Kami kan enggak tahu itu namanya udara kotor yang kami hirup enggak tahu," ujar Purwatiningsih saat ditemui Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Saat mengenakan masker, para siswa bisa terlindungi dari paparan debu. Namun, kata Purwatiningsih, tidak semua siswa taat pada aturan memakai masker, terlebih di tengah melandainya kasus Covid-19.

Artinya, saat anak-anak sudah mulai renggang dan tidak patuh mengenakan masker, risiko paparan debu batu bara pun kembali mengancam.

Purwatiningsih pun meminta kompensasi atas pencemaran debu batu bara yang berisiko dihirup anak-anak. Kompensasi yang dimintanya yakni mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat.

"Kami tidak muluk-muluk ya, kompensasinya inginnya ini lingkungan nyaman. Itu saja harapan kami. Kan ini lingkungannya anak-anak kita kan enggak tahu apa yang terjadi nanti 10 tahun lagi paru-paru kita. Kami pengin sehat saja, harapannya itu saja," tutur Purwatiningsih.

Di sisi lain, Purwatiningsih belum mengetahui dari mana debu batu bara berasal. Jika sebelumnya aktivitas PT Karya Citra Nusantara (KCN) disebut menimbulkan pencemaran debu batu bara di Rusun Marunda dan wilayah sekitarnya, kini ia tak tahu pihak mana yang bertanggung jawab.

"Kita belum tahu apa itu bongkar muat mau dipindahkan atau produksi lagi kita enggak tahu kan. Kita sejauh itu belum tahu," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut dia, sekolah hanya membersihkan kotoran debu yang menempel dengan alat yang tersedia. Ia pun sempat diminta untuk menyediakan penyaring ruangan di dalam kelas.

Sayangnya, hingga kini belum ada alat tersebut lantaran sekolah memprioritaskan kebutuhan lain, yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Pihaknya menilai PT KCN perlu turut andil dalam penyediaan alat penyaring udara di sekolah.

"Harusnya ada kompenasasi dari KCN nya ke sekolah paling tidak memasang alat itu. Karena memang butuh biaya," ucap Purwatiningsih.

Sebagai informasi, PT KCN sempat diminta mengosongkan batu bara serta muatannya di Pelabuhan Marunda.

Hal itu imbas dari pencabutan izin lingkungan PT KCN oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta lantaran tak dapat memenuhi sanksi administratif dalam kasus pencemaran lingkungan akibat debu batu bara di kawasan Marunda.

Permintaan pengosongan batu bara ini berdasarkan hasil audiensi antara warga Rusunawa Marunda yang didampingi LBH Jakarta dengan Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Marunda, dan Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok, pada Rabu (6/7/2022).

"Akan dibuat rencana teknis pengosongan batu bara dan muatan batu bara di stockpile dalam bentuk SOP," ungkap Pengacara Publik LBH Jihan Fauziah di Kantor Dinas LH DKI, Cililitan, Jakarta Timur, 6 Juli 2022.

Dampak debu batu bara pada murid di SDN Marunda 05

Purwatiningsih menyampaikan, sejauh ini banyak murid mengalami batuk dan pilek. Namun dia belum bisa memastikan penyebab kondisi yang dialami muridnya merupakan dampak dari debu batu bara.

"Ada anak batuk pilek segala macam, kirain Covid-nya aja kami enggak tahu apa itu (penyebab sebenarnya) jadi yang tahu apa ini dari Covid atau batu baranya, yang berwenang artinya puskesmas yang tahu," tutur dia.

Selain itu, ada sejumlah murid yang merasakan gatal di kulit. Sebab, menurut warga setempat, debu itu bukan hanya ada di udara tetapi juga sudah mencemari air.

Purwatiningsih berharap semua pihak terkait untuk ikut mengatasi pencemaran udara, guna melindungi anak-anak serta warga agar tidak terpapar debu batu bara.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/05/16551491/debu-batu-bara-cemari-lingkungan-sekolah-kepala-sdn-05-marunda-kami-minta

Terkini Lainnya

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Diteror Debt Collector

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Diteror Debt Collector

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke