JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terus menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat. Kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu lalu menimbulkan dampak ekonomi pada kehidupan sehari-hari.
Salah satu massa buruh demo mengaku kenaikan harga BBM berdampak juga pada kehidupan sehari-harinya.
"Kalau BBM naik itu pengaruhnya ke semua," ujar Umay (40), salah satu peserta aksi demo penolakan kenaikan harga BBM asal Tangerang.
Selain sebagai pekerja, Umay mengatakan, dirinya juga merupakan orang tua, istri, dan ibu rumah tangga. Naiknya harga BBM berimbas pada kebutuhan bahan pokok yang ikut naik, seperti minyak goreng, telur, susu, dan listrik.
"Misal, masak telur kan pakai minyak goreng, minyak goreng juga naik. Berangkat kerja juga naik motor, transportasi naik, susu juga ikutan naik," lanjut Bu Umay.
Hal serupa juga dirasakan oleh Kumbolo (47) yang ikut terkena dampak kenaikan harga BBM. Saat ditemui oleh Kompas.com di lokasi demo, Kumbolo mengaku yang biasanya membeli bensin seharga Rp 20.000 untuk seminggu, sekarang hanya cukup untuk tiga hari.
"Gaji buruh yang paling gede paling berapa sih? Rp 5 juta sampai Rp 5,5 juta. Sekarang harga BBM naik. Yang (gaji) belum naik aja, hidup kita pas-pasan, bahkan cenderung gali lubang tutup lubang. Apalagi dengan kenaikan harga BBM, yang ada kita gali lubang terus," keluh pria yang berasal dari Bekasi itu.
Kumbolo berharap pemerintah bisa mendengar aspirasi mereka untuk mencabut kenaikan harga BBM dan omnibus law.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/06/16362991/gaji-belum-naik-saja-kami-hidup-pas-pasan-apalagi-ada-kenaikan-harga-bbm