Salin Artikel

Alasan Puluhan PKL Kota Tua Jakarta Tolak Direlokasi, Ingin Jualan di Tempat Ramai

Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPUKM) Jakarta Barat Iqbal Idham menyebutkan, terdapat puluhan pedagang yang berunjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta untuk menolak relokasi.

"Jumat kemarin, ada sekitar 30 sampai 50 pedagang demo ke Balai Kota," sebut Iqbal Idham saat dihubungi, Rabu (28/9/2022).

Dalam aksi tersebut, Iqbal berujar, para pedagang menuntut tiga hal terkait relokasi PKL di kawasan Kota Tua.

"Tuntutan mereka adalah agar tetap bisa berjualan. Klasifikasinya ada tiga, pertama, mereka menolak relokasi ke lokasi binaan maupun Gedung Kemenkeu. Kedua, mereka ingin ditempatkan di tempat yang layak dan ramai. Ketiga, mereka minta berjualan di Jalan Kali Besar Barat," ujar Iqbal.

Menengok ke belakang, Iqbal menuturkan bahwa relokasi PKL ke Lokbin Kota Intan yang berjarak 400 meter dari Kota Tua pernah dilakukan pada 2018.

Namun, saat itu, pedagang memutuskan untuk kembali ke jalanan lantaran merasa penjualannya sepi.

"2018 mereka semua masuk ke lokbin, tapi mereka keluar lagi dengan alasan pengunjungnya sepi. Berangkat dari pengalaman, mereka berasumsi bahwa Kota Intan tidak mungkin ramai. Begitu juga Gedung Kemenkeu," jelas Iqbal.

Salah satunya dengan menjadikan Lokbin Kota Intan sebagai pintu masuk wisatawan Kota Tua.

"Tahun ini kami berupaya secara sistematis agar Lokbin Kota Intan menjadi pintu masuk kawasan Kotu. Pertama, rekayasa lalu lintas yang mendukung agar arus kendaraan pengunjung melewati Kota Intan," sebut Iqbal.

"Kedua, lokbin juga telah menjadi kantong parkir. Jadinya, pengunjung harusnya parkir di Kota Intan, barulah mereka berjalan masuk ke Kota Tua," imbuh dia.

Iqbal menyebutkan, pihaknya masih terus berdiskusi bersama para PKL, khususnya pedagang yang masih menolak direlokasi.

Ia berharap segera ada titik terang antara kedua belah pihak.

"Pemerintah inginnya secepatnya terselesaikan, kami ambil pola diskusi yang diharapkan dapat menimbulkan kesadaran bersama antara masyarakat dan juga PKL. Ini untuk memajukan Kota Tua bersama. Kami berdiskusi bukan cma 2-3 kali, tapi bisa 10 kali," ungkap Iqbal.

"Namanya diskusi, ada tarik ulur, tidak satu pihak memaksa kehendak, kami dengarkan kemauan mereka," pungkas dia.

Di sisi lain, Iqbal mengatakan, respons positif juga didapatkan dari sejumlah pedagang. Setidaknya, sudah ada lebih dari 400 PKL yang bersedia direlokasi ke Lokbin Kota Intan.

"Di Kota Intan sudah ada 415 pedagang yang mendaftar, tapi yang aktif berjualan belum segitu," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/28/18121611/alasan-puluhan-pkl-kota-tua-jakarta-tolak-direlokasi-ingin-jualan-di

Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan untuk Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan untuk Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke