DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Amira Hana, pelajar SMPIT Al Hikmah, Depok, yang terseret arus di sungai kawasan puncak, Bogor.
Ungkapan belasungkawa itu disampaikan Imam kepada orangtua Amira saat melayat ke rumah duka di Jalan Kober, Gang Kesadaran, RT 003 RW 005, Pondok Cina, Beji, Depok pada Kamis (13/10/2022) siang.
"Kami atas nama Pemerintah Kota Depok turut berduka cita atas wafatnya siswa-siswi dari SMP IT Al hikmah Depok yang dalam kegiatan aktivitas ekstrakurikulernya," kata Imam kepada wartawan di rumah duka, Kamis.
Pria yang krab disapa IBH itu turut menyempatkan mendoakan Almarhum Amira dan teman-temannya yang menjadi korban meninggal dunia atas peristiwa tersebut.
"Kami berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar seluruh almarhum dan almarhumah diterima Allah subhanahu wa ta'ala dan dimasukkan ke dalam surga-Nya," ujar Imam.
Ia juga mengimbau kepada sekolah-sekolah atau organisasi yang ada di Kota Depok untuk menghindari kegiatan alam hingga akhir tahun ini.
"Karena memang kondisi alam sedang tidak ramah hindari kegiatan-kegiatan yang mendekati tempat-tempat yang membuat banyak musibah terjadi, baik itu arus sungai, longsor, juga laut," kata Imam.
"Mungkin sampai bulan Desember atau Januari ya, karena memang kondisi iklim di Indonesia ini sangat ekstrem sekali," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengungkap identitas empat pelajar SMP di Depok yang tewas dan hilang terseret arus sungai saat hiking di Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Staff Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin mengatakan, keempat korban merupakan SMP-IT Al-Hikmah, Depok.
Mereka hilang terseret arus sungai saat hujan deras di kawasan Puncak Bogor.
Tiga dari empat pelajar itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban meninggal terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki. Sementara satu pelajar belum ditemukan dan masih dalam pencarian.
"Iya info awalnya memang wisatawan, akhirnya kita berhasil mengidentifikasi tadi bahwa mereka itu pelajar yang sedang camping. Total semuanya ada 105 pelajar, tapi yang hilang 4, yang ditemukan baru 3 meninggal, 1 lagi masih dilakukan pencarian sampai malam ini," ungkap Jalal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2022) dini hari.
Hingga kini, sambung Jalal, tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian dan TNI, Tagana, Damkar, dan sejumlah relawan lain masih berupaya mencari satu orang pelajar perempuan bernama Andini usia 15 tahun.
Ia menjadi satu-satunya korban yang belum ditemukan usai terseret arus sungai di kawasan Puncak Bogor itu.
Sedangkan tiga korban lainnya yang ditemukan tewas yakni:
1. Tara Taskin (13 tahun), ditemukan pukul 18.30 WIB.
2. Amira Hana (14 tahun), ditemukan pukul 21.22 WIB.
3. Raka Alfa (13 tahun), ditemukan pukul 21.43 WIB.
Jalal mengatakan, musibah itu terjadi di tempat wisata Curug Kembar, Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (12/10/2022).
Saat itu, petugas BPBD mendapat laporan bahwa ada wisatawan hilang terseret arus sungai di dekat curug pada pukul 15.00 WIB.
Jalal menuturkan, rombongan pelajar itu awalnya sedang berkegiatan hiking berangkat dari tenda camping menuju curug tersebut.
Namun saat di perjalanan terjadi hujan lebat. Sehingga, mereka terjebak di tengah derasnya aliran sungai.
Ketika itu, tanpa diduga, keempat pelajar nekat menyeberangi derasnya aliran sungai. Alhasil, empat pelajar itu pun hilang terseret arus.
"Korban bersama-sama sedang hiking menuju Curug Kembar dan menyeberangi aliran air yang cukup deras, lalu tiba-tiba korban terseret," pungkas dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/13/13012731/wakil-wali-kota-depok-melayat-ke-rumah-duka-pelajar-yang-terseret-arus