Salin Artikel

Ketika Ibu Bertemu Begal Pembunuh Anaknya: Kenapa Ada Iblis di Hati Kamu?

JAKARTA, KOMPAS.com - "Hukum setimpal, Pak, seberat-beratnya. Seperti sayatan pisau mereka menyayat anak saya secara perlahan, sampai dia tidak ada," ujar Sri Susanti di Mapolda Metro Jaya.

Sri merupakan, ibu dari sopir taksi online berinisial ADR (26) yang ditemukan tewas di perairan Teluk Jakarta, kawasan Muara Tawar, Tarumajaya, Bekasi, pada 5 Oktober 2022.

Jasad ADR pertama kali ditemukan oleh jajaran Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Metro Jaya. Saat itu, petugas menemukan sejumlah luka diduga akibat kekerasan.

Kasus tersebut akhirnya diselidiki oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna mengungkapkan penyebab tewasnya ADR.

Setelah diselidiki, ADR ternyata korban pembegalan di kawasan Pergudangan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, yang kemudian dibuang pelaku ke Kali Banjir Kanal Timur (BKT).

Melalui video yang diunggah di akun Instagram Polda Metro Jaya, Sri tampak tak kuasa menahan tangis saat mengetahui fakta di balik tewasnya sang anak ketika mencari nafkah sebagai sopir taksi online.

Sambil terisak-isak, Sri yang didampingi oleh penyidik kemudian dipertemukan dengan tiga pelaku berinisial AW, ME, dan MF. Ketiganya hanya tertunduk saat dicecar sejumlah pertanyaan oleh Sri

"Gimana kalau posisinya ini menimpa mamak kamu? Gimana perasaan mamak kamu coba? Kok kamu tega?" kata Sri sambil menatap wajah AW yang berperan sebagai eksekutor.

"Kenapa ada iblis di hati kamu? Saya ini susah payah melahirkan dan membesarkannya tahu enggak?" sambungnya.

Sri lantas mempertanyakan alasan pelaku tega menghabisi anak semata wayang yang sedang bekerja demi menghidupi dirinya.

"Kalau kamu mau mobil, silakan ambil. Tapi tidak begitu caranya. Sekarang saya sendiri, enggak ada siapa-siapa. Saya sebatang kara di sini," ungkap Sri.

Dengan nada bergetar, Sri yang duduk dihadapan penyidik menyebut bahwa ADR adalah anak satu-satunya dan juga merupakan tulang punggung keluarga.

"Anak saya satu-satunya, Pak, anak tunggal!" ucap Sri.

Sri pun kemudian meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran beserta jajarannya agar menindak tegas para pelaku. Dia pun berharap para pelaku dapat diberikan hukuman setimpal.

"Yang terhormat Bapak Kapolda Metro Jaya beserta jajarannya. Terima kasih kerja keras Bapak-Bapak semua, yang telah mengungkap kasus anak saya," pungkas Sri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 364 ayat 4 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Ancaman hukumannya pidana mati, atau pidana seumur hidup, atau jangka waktu tertentu paling lama 20 tahun penjara," pungkas Zulpan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/20/13560591/ketika-ibu-bertemu-begal-pembunuh-anaknya-kenapa-ada-iblis-di-hati-kamu

Terkini Lainnya

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke