Salin Artikel

Luapan Kekecewaan Penonton yang Menyesal Datang ke Festival Berdendang Bergoyang

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu per satu penonton festival musik "Berdendang Bergoyang" kini buka suara perihal kekacauan yang ditimbulkan akibat festival tersebut.

Digelar di Istora Senayan, festival musik yang rencananya diselenggarakan secara tiga hari mulai Jumat, 28 Oktober hingga Minggu, 30 Oktober 2022 itu, dibatalkan sejak hari kedua, setelah aparat keamanan mengganggap festival tersebut over kapasitas.

Protes pun selanjutnya datang. Penonton membanjiri kolom komentar Instagram akun @berdendangbergoyang.

Di kolom komentar tersebut, warganet memprotes dan kecewa dengan pihak penyelenggara yang dianggap tidak profesional dalam menjalankan sebuah acara.

Rasa kecewa pun tak hanya datang dari warga Indonesia, melainkan juga datang dari penonton asal Malaysia.

Ironisnya, festival yang seharusnya bisa menjadi hiburan justru dianggap berbahaya bagi penonton yang datang.

Kekecewaan penonton asal Malaysia

Satu dari ribuan penonton yang kecewa atas kekacauan yang ditimbulkan akibat festival "Berdendang Bergoyang" adalah Amir Radzi (25).

Bersama dengan tiga rekan lainnya, Amir sudah berencana datang ke festival tersebut sejak berbulan-bulan sebelumnya.

Mereka sudah menyiapkan segala akomodasi untuk menikmati konser. Namun, saat tiba di konser itu, hanya perasaaan kecewa yang mereka dapat.

"Ya, sangat kecewa, karena (datang) dari jauh mau merasakan suasana konser sama orang-orang Indonesia. Kirain hari terakhir mau senang-senang, ternyata hari terakhirnya enggak dapat," ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Amir mengaku rencana untuk menonton artis idolanya seperti Rossa dan Ahmad Dhani, juga harus pupus lantaran dua artis tersebut tampil di hari ke-3.

"Di hari terakhir itu kan ada Ahmad Dhani, kalau di Malaysia, itu Dewa perform, (tiket) habis," ucap dia.

"(Mau menonton) Rossa. Rossa kan hari terakhir, akhirnya enggak jadi. Itu agak kecewa. Karena itu, tiket konser Rossa di Malaysia luar biasa mahal, jadi sering habis," sambung dia.

Rugi jutaan rupiah

Amir mengaku rugi jutaan rupiah karena festival musik tersebut. Kerugian itu merupakan biaya akomodasi untuk perjalanan ke Indonesia.

"Kalau rugi, (tiket) pesawat itu pergi-pulang, 600 ringgit, dalam rupiah, itu Rp 2 juta-an. Untuk hotelnya, hampir Rp 1 juta untuk satu orang," ungkap dia.

Apabila dikalkulasikan, Amir merogoh kocek hingga sekitar Rp 5-6 juta rupiah demi menonton acara festival yang berakhir kacau itu.

"Penuh sesak penonton. Enggak bisa digambarkan," kata dia.

Amir dan tiga rekan lainnya pun memilih berlibur di Jakarta untuk mengalihkan perasaan kecewanya akibat kekacauan Festival "Berdendang Bergoyang" di Jakarta.

"Harusnya tiga hari kami fokus nonton konser saja. Kami sudah rencanakan. Tapi, ini hari terakhir kami berkeliling di Jakarta, jadi besok kami kembali ke Malaysia," imbuhnya.

Tenant yang ikut merugi

Ketidakmunculan panitia pelaksana konser "Berdendang Bergoyang" di lokasi juga menyisakan kekecewaan bagi pemilik gerai.

Padahal, petugas sudah bahu membahu mencopot rangka panggung, properti, serta gerai-gerai makanan. Papan petunjuk, serta balok nama konser pun dilepas satu per satu.

Buntut kerugian pun ikut dirasakan para penyewa tenant di acara tersebut.

Andra (28), penjaga gerai makanan bahkan mengatakan belum ada kejelasan soal penggantian uang, meski sebelumnya ia dijanjikan akan mendapatkan pengembalian uang sebanyak 30 persen.

"Sampai detik ini hanya ada kata-kata dari panitia akan dikembalikan 30 persen setelah 45 hari acara. Tetapi, belum ada realisasi pasti," kata Andra.

Andra menunjukkan bahwa grup WhatsApp koordinasi antara panitia dan tenant ditutup aksesnya, sehingga tak ada satu pun yang bisa berkoordinasi dengan panitia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/01/06290181/luapan-kekecewaan-penonton-yang-menyesal-datang-ke-festival-berdendang

Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke