Salin Artikel

Korban Kekerasan Seksual di Ciputat Diancam Dicekik Jika Melapor

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kasi Humas Polres Tangsel Ipda Galih mengungkapkan, salah satu korban kekerasan seksual di Ciputat berinisial D (13) mendapatkan ancaman akan dicekik jika melaporkan tindakan asusila yang diterimanya.

"Ada ancaman apabila lapor akan dicekik si D oleh pelaku," ujar Galih, Kamis (3/11/2022).

Ancaman tersebut dilontarkan pelaku Azis Haerudin (63) setiap hendak berbuat cabul terhadap korban.

Dengan demikian, D yang masih di bawah umur itu sempat merasa terintimidasi dan takut untuk buka suara terkait tindakan tak senonoh yang ia alami.

Karena tidak berani cerita ke siapapun, D pun kemudian berubah menjadi pemurung.

Orangtua yang mengetahui ada perubahan sikap pada anaknya itu pun langsung menginterogasi anaknya.

"Orangtua anak melihat anaknya murung, terus akhirnya ditanya barulah si anak cerita ngaku jadi korban pencabulan," jelas Galih.

Korban, kata dia, mengaku sudah mengenal pelaku sejak Juli 2022.

Korban dan pelaku memang tinggal berdekatan alias berada di satu lingkungan RT yang sama.

Orangtua D kemudian melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke Polres Tangsel pada 14 Oktober 2022.

Pada hari yang sama, pelaku kemudian ditangkap dan dibawa ke Polres Tangsel untuk ditahan.

"Tanggal 14 Oktober 2022 melapor, pelaku ditangkap hari itu juga. Karena meresahkan masyarakat makanya kita segera bertindak melakukan penangkapan terhadap pelaku tersebut," jelas Galih.

Belakangan terungkap korbannya tak hanya D, namun ada tiga anak lainnya yang turut melapor.

Tersangka Azis Haerudin (63) diduga melakukan aksi cabul kepada anak di bawah umur di kediamannya di Jalan Sukamulya 1, Serua Indah, Ciputat, Tangsel.

Selain empat korban yang sudah melapor, diduga masih ada sejumlah anak lain di lingkungan itu yang menjadi korban dari aksi bejat pelaku.

"Katanya ada puluhan orang, tapi orangtua korban banyak yang enggak mau laporan," ujar Ketua RT 01 RW 08 Serua Indah, Mulyadi, Selasa (1/11/2022).

Mulyadi menyebut, pelaku melancarkan aksinya dengan modus memberikan korban sejumlah uang jajan hingga handphone.

Bahkan, kata Mulyadi, salah seorang korban inisial D diberikan uang untuk membayar kontrakan selama setahun penuh.

"Dibayarin kontrakannya setahun, rata-rata di sini Rp 700.000 per bulan dikali 12 bulan (setahun). Dikasih hape, sering dikasih duit juga," jelas Mulyadi.


https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/03/11421521/korban-kekerasan-seksual-di-ciputat-diancam-dicekik-jika-melapor

Terkini Lainnya

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke