Salin Artikel

Pengamat: Harus Ada Perubahan Radikal di Transjakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Deddy Herlambang mengatakan perlu ada perubahan radikal di dalam manajemen Transjakarta lantaran terus terjadi insiden yang membahayakan penumpang.

Hal itu disampaikan Deddy menanggapi insiden Bus Transjakarta yang menerobos palang pintu pelintasan sebidang kereta api di Halimun, Jakarta Pusat.

"Harus ada perubahan radikal. Enggak bisa hukumannya cuma disidang terus besok-besok terulang lagi. Kemarin itu benar-benar brutal sopirnya," tutur Deddy saat dihubungi, Selasa (8/11/2022).

Deddy mengatakan Transjakarta harus melakukan uji kelayakan para sopirnya agar kejadian menerobos palang pintu kereta tidak terulang. Hal itu tentu sangat membahayakan nyawa penumpang.

Menurut Deddy, perlu diberlakukan sertifikasi khusus bagi sopir angkutan umum seperti Transjakarta sehingga pengemudi memiliki jiwa pelayanan yang tinggi. Ia menilai saat ini hampir seluruh sopir Bus Transjakarta hanya mementingkan jumlah km harian yang harus dipenuhi tanpa memikirkan kenyamanan penumpang.

Karena itu kata Deddy, tak jarang didapati sopir Bus Transjakarta yang mengemudi ugal-ugalan dan berujung pada tabrakan dan sejumlah kecelakaan.

"Jadi sopir Bus Transjakarta itu hampir enggak ada yang punya sense melayani. Karena mereka juga engak punya kompetensi khusus. Jadi ini mendesak harus ada uji kompetensi khusus atau sekolah mengemudi khusus angkutan umum," tutur Deddy.

Untuk diketahui, aksi nekat Bus Transjakarta yang menerobos pelintasan sebidang itu viral di Twitter usai dicuitkan akun @oitimhere pada 4 November 2022.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor berujar bahwa bus yang dimaksud akun @oitimhere merupakan layanan koridor 4 dan memang terjadi pada 4 November 2022.

Ia mengatakan, saat bus melintas pelintasan sebidang itu, kondisi lalu lintas tergolong padat.

"Tidak lama kemudian, sirine peringatan kereta akan melintas dibunyikan. Sedangkan posisi bus masih berada di tengah perlintasan rel," kata Anang dalam keterangannya, Minggu.

"Pramudi bus mengambil keputusan tepat dengan meminta kendaraan di belakangnya untuk mundur sembari ikut memundurkan armada bus," ujarnya lagi.

Meski bus itu berhasil mundur, menurut Anang, ada satu penumpang perempuan yang tangannya terluka karena memecahkan kaca dengan palu pemecah kaca. Di sisi lain, para penumpang di bus SAF 105 telah dievakuasi ke Halte Pasar Rumput.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/08/18162961/pengamat-harus-ada-perubahan-radikal-di-transjakarta

Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke