Salin Artikel

BERITA FOTO: Melihat Ancaman Nyata Tenggelamnya Pesisir Utara Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal pernah mengungkapkan bahwa pesisir utara Jakarta terancam tenggelam pada 2050 mendatang. 

Menurut dia, kawasan Muara Baru di Jakarta Utara akan tenggelam sedalam 4,6 meter jika pemerintah hanya diam saja dan tidak melakukan kebijakan pencegahan banjir rob.

"Soal kedalaman, ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 (meter) di bawah permukaan air laut. Kalau kita tidak melakukan sesuatu bisa jadi Muara Baru 2050 berada minus 4,6 di bawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu," ujar Yusmada dalam acara webinar, 2 September 2021.

Kompas.com mencoba mendatangi kawasan Muara Baru, yang berada tepat di pesisir Jakarta Utara, Senin (28/11/2022). Adapun Muara Baru menjadi salah satu wilayah di Jakarta, yang memiliki tanggul laut raksasa.

Memasuki kawasan Muara Baru, terdapat tanggul beton dengan tinggi kira-kira dua meter dari sisi daratan. Tanggul membentang memisahkan daratan dengan perairan laut.

Bila berjalan di sisi daratan, seolah tidak terjadi apa-apa. Hanya terdengar suara debur ombak yang menghantam tanggul beton saja.

Namun, saat mengintip ke arah laut dari balik tanggul, akan sangat terlihat jelas bahwa permukaan air laut lebih tinggi dibandingkan daratannya. Selisih tingginya sekitar 1,5 meter.

Artinya, apabila tidak ada tanggul, wilayah daratan utara Jakarta sudah pasti tenggelam.

Meskipun dipisahkan tanggul, bukan berarti sisi daratan kering seluruhnya. Terdapat beberapa genangan yang cukup luas. Beda (56), salah satu warga Muara Baru berujar bahwa air laut kerap melimpas ke daratan tiap kali pasang.

"Ya namanya air kan selubang jarum saja bisa lewat. Kan itu ada yang bocor-bocor dari situ," ungkap Beda saat ditemui Kompas.com di kawasan tanggul Muara Baru, Senin. 

Sayangnya, tanggul dua meter itu mengalami keretakan di sejumlah sisinya. Tampak beberapa keretakan pada bagian bawah tanggul. Dua retakan tersebut berjarak kira-kira 10 meter dari seberang rumah semi permanen milik warga setempat.

Retakan itu menyebabkan air laut mengalir ke daratan. Akibatnya, area yang berada di sekitar rumah warga tergenang air setinggi 5-10 sentimeter.

Kondisi tanggul Muara Baru, kini terlihat kurang terurus. Selain retakan, ada pula bagian sisi area bawah tanggul yang berlubang. Ironisnya, bagian tanggul yang retak dan berlubang sehingga mengucurkan air itu tampak belum diperbaiki seluruhnya.

Ada beberapa titik yang hanya ditambal dengan batu conblock seadanya. Tanggul laut di Muara Baru ini juga tampak dicorat-coret.

Selain itu, terdapat tumpukan sampah di atas permukaan air yang berada tidak jauh dari permukiman warga. Aroma amis khas air laut pun menemani perjalanan Kompas.com selama berada di kawasan tanggul Muara Baru.

Masjid bernama Wal Adhuna itu menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota perlahan tenggelam karena naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Masjid Wal Adhuna berada di balik tanggul setinggi sekitar 2 meter. Bangunan masjid sangat rapuh, tembok-tembok penuh coretan dan bagian bawahnya menghitam akibat ditumbuhi lumut.

Peristiwa tenggelamnya Masjid Wal Adhuna turut disaksikan salah satu warga bernama Ale (37).

"Awalnya masid itu daratan, jadi air laut itu ombaknya meluap tiba-tiba, jadi masjidnya tenggelem," kata Ale. 

Kala itu, lanjut Ale, luapan air laut melimpas dari ujung Pelabuhan Sunda Kelapa hingga wilayah RT 15 RW 17, Muara Baru. Seng pada atap masjid juga sudah hancur.

Berbagai jenis sampah yang terbawa arus ombak, ikut tersangkut di sisi-sisi masjid.
Anak-anak sekitar pun bermain di tepi laut, tak jauh dari lokasi Masjid Wal Adhuna.

Apabila dilihat lebih dekat, gubuk tersebut dibangun di sisa-sisa dataran yang terkikis air laut. Luas permukaan tanahnya hanya sekitar 3 meter dari tepi tanggul.

Tanggul laut Muara Baru menjadi alasan mengapa utara Jakarta masih bertahan hingga kini. Pasalnya, jika tanggul tidak dibangun maka air laut akan langsung menyapu daratan di sekitarnya.

Tanggul ini kerap dimanfaatkan warga untuk memancing. Bahkan, anak-anak nekat naik ke atas hanya untuk menikmati suasana laut lepas.

Sekitar 100 meter dari tanggul, berdiri deretan hunian semipermanen milik warga. Tak seperti sebelumnya, menurut Ale, hunian yang sekarang masih berdiri jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.

"Tadinya di sini rumah-rumah semua, digusurin lantaran takut kena air," kata Ale.

Kini, bekas hunian itu kerap digunakan anak-anak untuk jadi tempat bermain. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/29/06062951/berita-foto-melihat-ancaman-nyata-tenggelamnya-pesisir-utara-jakarta

Terkini Lainnya

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke