JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyiapkan tujuh skenario untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Ibu Kota.
Bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi saat musim hujan di antaranya banjir, angin kencang, pohon tumbang, jalanan licin, hingga genangan. Adapun puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari hingga Februari 2023.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Aji berujar skenario itu disiapkan berdasarkan penyebab banjir, misalnya banjir yang disebabkan hujan di hulu, hujan lokal, banjir rob, hingga skenario banjir yang disebabkan multifaktor.
"Jadi, kami sudah petakan mulai dari kerawanannya hingga menyusun skenario apa yang menjadi penyebab banjir dan bagaimana penanganannya," tutur Isnawa, dilansir dari JaKita, dikutip Minggu (18/12/2022).
Menurut Isnawa, upaya mitigasi juga sudah mulai dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Beberapa upaya yang telah dilakukan di antaranya pegerukan sungai, waduk, situ, dan saluran air.
Selain itu, BPBD DKI juga menyiapkan pompa berjalan (mobile), mengkaji rencana kontingensi bencana banjir, hingga pemetaan sumber daya, seperti instansi/lembaga, kekuatan sumber daya, dan rencana wilayah penanganan.
Isnawa menuturkan, BPBD juga telah menempatkan satu orang penanggung jawab untuk membantu koordinasi komunikasi kolaborasi dan pengendalian, hingga penyiapan pos lapangan.
"Selain itu, untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar, edukasi informasi, hingga membantu pemulihan pascabencana," tutur Isnawa.
Menurut Isnawa, perlindungan masyarakat terhadap bencana menjadi utama dan harus dilakukan mulai dari kesiapan, tanggap darurat, dan pascabencana. Tujuannya, untuk mengurangi risiko dan damak bencana.
"Bencana merupakan urusan bersama, sehingga perlu kolaborasi bersama, termasuk dengan masyarakat untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan dari bencana," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/18/12000001/bpbd-dki-siapkan-7-skenario-untuk-hadapi-potensi-bencana-hidrometeorologi