Salin Artikel

Tutup Operasional pada Akhir Tahun, Ini Deretan Kehebohan yang Pernah Terjadi di Wisma Atlet Kemayoran

Hal tersebut dilakukan karena kasus Covid-19 semakin melandai dan jumlah pasien terus berkurang sampai November 2022.

Diberhentikannya operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran tercantum pada Surat bernomor B-404.N/KA BNPB/PD.01.02/11/2022 yang ditandatangani oleh Kepala BNPB dan Ketua Satgas Covid-19, Letjen TNI Suharyanto.

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, belum menjelaskan secara detail tentang penghentian operasional Wisma Atlet Kemayoran.

Namun, Wiku mengakui bahwa saat ini ada pengurangan jumlah fasilitas yang disediakan seiring dengan melandainya kasus Covid-19.

Satu dari tujuh tower yang ada di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, dikatakan Wiku, tetap dibuka untuk kesiagaan dalam penanganan Covid-19. Adapun tower yang masih digunakan adalah Tower 6.

Menjelang penghentian operasionalnya, ada berbagai kehebohan yang pernah terjadi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sepanjang menjadi tempat perawatan maupun karantina pasien Covid-19, berikut di antaranya.

Kasus seks sesama jenis

Kasus seks sesama jenis yang melibatkan seorang perawat dan pasien Covid-19 pernah terjadi di Wisma Atlet Kemayoran.

Tindakan asusila antara perawat dan pasien Covid-19 itu terungkap dari pengakuan pasien di media sosial.

Pasien tersebut mengunggah tangkapan layar percakapan WhatsApp dengan seseorang yang disebut sebagai perawat di RSD Wisma Atlet Kemayoran melalui akun Twitter @bottialter, Jumat (25/12/2020).


Dari tangkapan layar percakapan tersebut, pasien dan perawat diketahui janjian melakukan hubungan seks sesama jenis di toilet Wisma Atlet.

Si pasien juga mengunggah foto alat pelindung diri (APD) dalam kondisi terlepas yang disebut milik perawat Wisma Atlet.

Unggahan foto itu pun ramai diperbincangkan warganet hingga sejumlah akun Twitter melaporkan kasus tersebut ke dinas terkait.

Sehari setelahnya, informasi tindakan asusila itu pun sampai ke manajemen RSD Wisma Atlet Kemayoran.

Kodam Jaya selaku pengelola Komando Tugas Gabungan Terpadu pelaksana operasional RSD Wisma Atlet langsung melakukan penelusuran untuk mencari identitas pasien dan perawat.

Setelah mengantongi identitas keduanya, mereka pun langsung diperiksa. Dalam pemeriksaan, mereka mengakui sudah melakukan hubungan intim sesama jenis.

"Hasil pemeriksaan awal mereka mengakui. Namun untuk proses selanjutnya, akan diserahkan ke pihak Kepolisian selaku penyidik sipil demi keadilan," kata Kepala Penerangan Kodam Jaya, Letnan Kolonel Arh Herwin BS, kepada Kompas.com, Sabtu (26/12/2020).

Tenaga kesehatan (nakes) di Wisma Atlet belum dibayar

Pada Mei 2021, ratusan tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran belum dibayar sejak Desember 2020.

Hingga Rabu (5/5/2021) pukul 20.00 WIB, menurut data Jaringan Nakes Indonesia (JNI), tercatat 500 nakes belum mendapatkan pembayaran sejak Desember 2020 hingga April 2021.

Bahkan, sebagian nakes belum dibayar sejak November 2020. Selain soal keterlambatan pembayaran, LaporCovid-19 juga mendapat pengaduan adanya tekanan terhadap nakes agar tidak menyuarakan soal keterlambatan insentif.

Wisma Atlet penuh, pasien yang masih positif Covid-19 diminta pulang

Pada 23 Juni 2021, sejumlah pasien yang masih positif Covid-19 diminta untuk meninggalkan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.


Hal tersebut dilakukan untuk memberi ruang bagi pasien baru yang kondisinya lebih buruk. Sebab, kondisi RS Wisma Atlet kala itu sudah penuh.

Dimintanya pasien Covid-19 untuk pulang diakui salah satu pasien, yaitu James Andi Parinding. Ia masuk ke RS Wisma Atlet bersama seluruh keluarganya, yakni ibu, bapak, dan dua orang adik.

James mengatakan, satu per satu anggota keluarganya positif Covid-19 sejak 9 Juni 2021 lalu dan dikirim ke RS Wisma Atlet.

Namun, pada 23 Juni 2021 mereka semua sudah kembali ke rumah meskipun masih ada yang positif Covid-19.

"Sekarang semua keluargaku sudah keluar semua, cuma sebenarnya bokap sama nyokap saya masih positif, tapi disuruh pulang karena RS Wisma Atlet masih mau dimasukin pasien baru," kata Andi kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

James mengatakan, kondisi ayah dan ibunya sudah membaik meski masih positif berdasarkan hasil swab test Polymerase Chain Reaction.

Dokter spesialis paru juga sudah memberi lampu hijau bagi ayah dan ibunya untuk isolasi mandiri di rumah.

"Ya atas arahan dokter paru sih makanya di isoman di rumah," kata James.

Lockdown karena varian omicron, pasien dilarang pulang

(RSDC) Wisma Atlet Kemayoran pernah di-lockdown akibat terdeteksinya varian baru virus corona, Omicron, di sana.

Kasus pertama varian corona B.1.1.529 di Indonesia itu terdeteksi menginfeksi seorang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Keputusan mengisolasi RSDC Wisma Atlet diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, Menteri Kesehatan, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis bersama kementerian lembaga terkait.

Lockdown RSDC Wisma Atlet diberlakukan terhitung mulai Jumat (17/12/2021) hingga 7 atau 10 hari ke depan.


Selama RSDC Wisma Atlet lockdown, pasien yang sudah sembuh tidak diperbolehkan pulang terlebih dahulu.


Koordinator humas RSDC Wisma Atlet Kolonel Mintoro Sumego mengatakan, dengan adanya lockdown ini maka pasien di RS Wisma Atlet yang sudah sembuh akan tertunda kepulangannya.

"Mestinya seperti itu (pasien yang sembuh belum boleh pulang). Nanti kita liat lagi perkembangan di lapangan karena kita melaksanakan perintah Satgas Covid-19 nasional. Kita harus lockdown, kita akan lockdown," kata Koordinator humas RSDC Wisma Atlet, Kolonel Mintoro Sumego, kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021).

(Kompas.com :Rindi Nuris Velarosdela, Deti Mega Purnamasari, Nursita Sari, Ihsanuddin, Sandro Gatra | Kompas.id: Ahmad Arif, Ichwan Susanto).

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/23/17385901/tutup-operasional-pada-akhir-tahun-ini-deretan-kehebohan-yang-pernah

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke