Salin Artikel

Kaleidoskop 2022: Mimpi Buruk Mal-mal di Jabodetabek

JAKARTA, KOMPAS.com – Mal sejatinya merupakan pusat perbelanjaan tempat sebagian orang memenuhi berbagai kebutuhan. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, fungsi tersebut semakin tergeser dengan kehadiran marketplace (toko online).

Selain tergeser oleh kebiasaan baru berbelanja dengan cara daring, mal menjadi sepi pengunjung setelah pandemi Covid-19 menerpa Indonesia sejak Maret 2020.

Kondisi perekonomian yang lesu mengakibatkan daya beli masyarakat semakin rendah.

Akibatnya, mal-mal yang pernah berjaya di eranya masing-masing kini mulai tumbang satu per satu.

Pengelola mal dan tenant tak pernah membayangkan akan menghadapi situasi tersebut. Mimpi buruk itu seakan membuat mereka sulit bangkit kembali.

Fenomena itu terjadi di beberapa mal Ibu Kota dan sekitarnya. Berikut Kompas.com merangkum kisah senjakala mal-mal di Jabodetabek, yang tumbang akibat pandemi:

Mal Blok M terletak di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Posisinya yang berada di bawah terminal dan Halte Transjakarta Blok M membuat tempat itu menjadi strategis karena selalu dilewati penumpang bus.

Namun, nyatanya hal tersebut tidak membuat mal bawah tanah itu hidup. Mal yang pernah berjaya di era 1990-an hingga 2.000-an kini terlihat sepi.

Satu per satu pedagang itu mundur dan menutup usahanya.

Ada dua pintu masuk menuju Mal Blok M, yaitu pintu masuk utama yang buka pukul 10.00 WIB dan pintu masuk kedua yang berapa tepat di seberangnya.

Namun, pintu masuk kedua tampak ditutup rapat dengan terali dan gembok.

Tak hanya sepi pengunjung, kios yang berjajar di sana juga tampak lengang.

Hanya sesekali orang yang lewat, jumlahnya pun masih terhitung jari.

Pada Rabu (16/11/2022), hanya ada tiga kios yang bertahan di Mal Blok M. Satu kios berada di sisi sebelah kiri dari lantai dasar, sedangkan dua lainnya di sisi kanan lantai dasar.

Ketiga kios yang ada semuanya menjual aneka ragam pakaian. Mulai dari pakaian pria, wanita, maupun anak-anak.

Aneka ragam pakaian dijual mulai dari harga Rp 35.000. Sementara itu, kios-kios lainnya tampak sudah tutup semua.

Rizki (30), salah satu pedagang yang pernah berjualan di Mal Blok M, menceritakan bagaimana dia gulung tikar imbas pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Pedagang pakaian pria yang merintis usahanya sejak 2017 itu mengaku tak sanggup lagi membayar sewa kios di Mal Blok M.

"Kan enggak ada pelanggan, bener-bener sepi, harga sewa juga enggak turun. Karena enggak ada pemasukan, jadinya bingung buat bayar sewa," ujar Rizki saat ditemui di Mal Blok M kala itu.

Pemasukan yang tak seberapa, kata Rizki, tidak cukup untuk menutupi biaya sewa yang tak kunjung turun.

Omzet penjualan yang anjlok begitu terasa ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan penutupan operasional mal di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Akibat pandemi, mal untuk masyarakat menengah ke bawah malah yang terdampak. Karena kan mereka di rumah saja, enggak nyari makan, jadi lebih mentingin buat perut dulu," kata Rizki.

Imbasnya, pemasukan Rizki saat itu turun drastis hingga 70 persen, dari yang sebelumnya bisa mencapai Rp 1 juta per hari, kemudian hanya memperoleh sekitar Rp 300.000 per hari.

Kondisi serupa hampir dialami semua pedagang di Mal Blok M. Kata Rizki, satu per satu pedagang mulai menutup kiosnya karena tak lagi mampu membayar sewa.

"Sekarang yang saya lihat bertahan cuma tiga kios," ucapnya.

"Sebelum corona, ramai (pengunjung dan pedagang). Makanya, kalau enggak ada corona, mal-mal ini masih bertahan. Ini karena enggak ada tenant, jadi kelihatannya sepi. Padahal, sudah mulai membaik tahun 2022, enggak kayak awal-awal corona," jelas Rizki.

Plaza Semanggi terletak di Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Pusat perbelanjaan yang berada di wilayah strategis kawasan Semanggi itu seolah telah melewati masa jayanya.

Mal primadona di jantung Ibu Kota yang mulai beroperasi pada 2004 ini tampak sepi pada Senin (5/12/2022).

Jumlah pengunjung yang datang bisa dihitung dengan jari.

Lorong-lorong di lantai GF dan UG Plaza Semanggi juga terlihat lowong karena banyak kios yang tutup.

Suara tawar menawar antara pedagang dan pembeli tak lagi terdengar seperti dulu. Antrean pengunjung yang menunggu lift terbuka juga tidak terlihat.

Hanya terlihat beberapa toko kecil, sebuah restoran dan tempat kopi dengan merek ternama masih buka di lantai tersebut.

Saking sepinya, pemilik salah satu toko di lantai GF bahkan menjual perlengkapan dagangnya.

Di kaca toko terlihat selembar kertas bertulisan "dijual rak stainless". Informasi itu lengkap dengan nomor ponsel, menandakan bahwa pemilik toko tak akan berjualan lagi di Plaza Semanggi.

Padahal, pusat perbelanjaan ini dulu terkenal ramai didatangi oleh mahasiswa dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya dan pegawai kantoran.

Meski merupakan hari kerja, tak terlihat mahasiswa ataupun pegawai kantoran berseliweran di mal tersebut.

Salah satu pedagang pakaian bernama Euis (57) mengatakan sepinya Plaza Semanggi berdampak pada menurun drastisnya omzet penjualan.

Euis menceritakan, sepinya pengunjung yang membeli pakaian di tokonya bernama Groovy Style dirasakan semenjak pandemi Covid-19 melanda Jakarta.

Setelah kasus Covid-19 berangsur-angsur reda, omzet penjualan Euis tak kembali meningkat seperti dahulu kala.

"Dulu sebelum pandemi (Covid-19) tertolong dari pengunjung pegawai kantoran dan anak kampus. Kalau sekarang kantor di lantai atas juga sudah pada tutup," ujar Euis.

Sambil mengenang masa berjayanya jualan di Plaza Semanggi, Euis berujar, ia bisa meraup hasil penjualan hingga Rp 1 juta per hari.

Itu pun ia dapatkan saat mal dalam kondisi sepi. Artinya jika saat itu Plaza Semanggi sedang ramai, omzet penjualannya melebihi angka tersebut.

"Kalau masalah omzet dahulu sesepinya bisa Rp 1 juta (per hari), kalau Jumat, Sabtu, Minggu bisa Rp 4 juta," ucap dia.

Namun, kondisi kini jauh berbeda dirasakan Euis. Sulit baginya untuk meraih omzet seperti dulu.

Pasalnya, pusat perbelanjaan itu saat ini sangat sepi dari pengunjung.

Selain kedua mal di atas, mal lain yang juga pernah berjaya namun kini ditinggalkan adalah Mal Ratu Plaza.

Mal ini dibuka tahun 1974, dan menjadi pusat perbelanjaan modern kedua yang ada di Jakarta setelah Mal Sarinah.

Namun, seiring tumbuhnya mal-mal baru di ibu kota, Mal Ratu Plaza pun pelan-pelan terlupakan.

Berlokasi di kawasan strategis Jalan Jenderal Sudirman, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mal yang pernah hits pada era 1990-an hingga 2000-an itu kini semakin sepi.

Pada Rabu (23/11/2022), jumlah kios yang tutup alias gulung tikar di mal itu jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang masih beroperasi.

Bahkan, suasana di lantai 3 dan 5 mal tampak kosong melompong. Tak ada satu pun toko yang beroperasi.

Pengunjung mal itu pun sangat sedikit, bahkan bisa dihitung jari.

Para penjual di sana mengaku masih bertahan lantaran sudah memiliki pelanggan tetap.

Akan tetapi, mereka mengalami kesulitan untuk mencari pelanggan baru karena sepinya pengunjung.

Sejumlah tenant masih cukup ramai beroperasi di lantai dasar. Sedikitnya ada sekitar 5 toko elektronik dan 3 restoran yang masih bertahan di lantai dasar.

Beberapa kios lainnya tampak kosong dan ditutupi oleh kertas karton putih dari dalam.

Di lantai dasar, jumlah kios yang tutup hampir seimbang dengan jumlah kios yang masih buka.

Namun, pengunjung yang berlalu lalang jumlahnya sangat sedikit.

Di lantai dua, jumlah kios yang buka semakin sedikit dibandingkan kios yang sudah tutup. Setidaknya ada tiga toko yang masih bertahan di sana.

Kondisi lengang itu semakin terasa di lantai tiga. Di sana, tidak terlihat satu pun kios yang masih buka.

Semua toko yang ada di lantai 3 dibalut dengan kertas karton berwarna putih dari dalam kios. Di lantai 4, kios yang masih buka justru lebih ramai dari kios yang tutup. Setidaknya ada sekitar 20 toko elektronik yang masih bertahan di sana.

Jika dibandingkan dengan lantai di bawahnya, lantai empat masih terlihat hidup dan puluhan pegawai terlihat standby di depan toko masing-masing.

Suasana itu berbanding terbalik dengan lantai 5 mal. Terlihat eskalator untuk naik, sudah tak terawat. Bagian sisi kanan dan kiri pegangan tangan eskalator sudah usang dimakan usia.

Salah satu pengunjung bernama Ade (41), mengaku miris melihat nasib Mal Ratu Plaza kini.

"Ya kalau dihitung mundur dari dulu, lihatnya miris. Ini kan dulu salah satu pusat perbelanjaan paling hype di zamannya, sekarang ruko-ruko sudah pada tutup," ujar Ade saat ditemui di Ratu Plaza, Rabu (23/11/2022).

Tak hanya Ratu Plaza, banyak mal lain, kata Ade yang juga bernasib sama lantaran terdampak pandemi Covid-19.

Ia bercerita, dulu sekitar 1990-an sering berkunjung ke Ratu Plaza bersama orangtuanya untuk membeli peralatan elektronik.

Ade pun tak menyangka, mal yang berdiri kedua di Jakarta setelah Sarinah itu kini terlupakan terlupakan begitu saja.

Padahal dulunya, kata dia, Mal Ratu Plaza hits di zamannya.

Jika dibandingkan dengan mal ternama kini, Ratu Plaza setara dengan Plaza Senayan dan Pondok Indah Mal (PIM), dua mal di Ibu Kota yang selalu ramai pengunjung.

"Selalu ke sini bersama orangtua, kalau belanja yang berhubungan elektronik. Kalau mau disetarakan kayak Plaza Senayan atau PIM," jelas Ade.

Bedanya, PIM dan Plaza Senayan lebih bervariasi dari segi toko-toko yang tersedia.

Sedangkan di Ratu Plaza cenderung ke barang-barang elektronik, yang kemudian kalah saing dengan ITC Mangga Dua.

Ia berharap, Mal Ratu Plaza dapat bangkit dan ramai kembali.

Apalagi, akses menuju Ratu Plaza sangat strategis karena terdapat transportasi umum MRT Stasiun Senayan dan Halte Busway Transjakarta Bundaran Senayan di sana.

4. Grand Serpong Mal

Grand Serpong Mall berlokasi di Jalan MH Thamrin, Kebon Nanas, Pinang, Kota Tangerang, Banten.

Tak seperti Mal Blok M, Plaza Semanggi, dan Ratu Plaza yang masih bertahan meski sepi, Mal ini justru kini telah "mati".

Pada Rabu (14/12/2022), suasana sepi langsung terasa saat berjalan dari basement menuju arah pintu masuk mal.

Semua eskalator di mal lima lantai tersebut sudah tidak beroperasi. Kemudian, dari sejumlah lampu yang ada di suatu lantai, tidak sampai setengahnya yang menyala.

Memasuki mal dari basement, tampak semua kios yang ada di lantai 1 tutup. Tak ada satu tenant pun yang bertahan berjualan di sana.

Di ujung eskalator, terdapat satu ruangan terbuka berukuran sekitar 5x3 meter yang dijadikan tempat shalat.

Di sebelahnya, ada toilet dengan dua pintu berwarna coklat. Sesekali ada satu atau dua orang yang datang ke sana untuk beribadah.

Di sepanjang lorong mal, terdapat kios-kios yang tutup dilengkapi tulisan nomor kios.

Salah satunya kios "Bengkel Rambut". Dari balik pintu kaca yang bening, terlihat beberapa benda di dalam kios sudah usang. Ada pula sejumlah kardus menumpuk.

Lantai kios tersebut berdebu. Posisi perabotan seperti kursi dan meja tampak berantakan.

Tak hanya itu, selain berdebu, kaca kios yang sudah tutup entah sejak kapan itu menjadi tempat sarang laba-laba menempel.

Suasana lantai 1 mal yang sangat sunyi membuat bulu kuduk berdiri.

Di ujung lorong, terdapat beberapa kios berukuran lebih besar. Semua lampu di kios tersebut sudah padam.

Kemudian, di lantai 2 yang disebut dengan lower ground (LG) juga terlihat pemandangan serupa, tetapi tidak sesunyi lantai di bawahnya.

Di lantai LG terdapat tiga pintu masuk pengunjung. Selain itu, terdapat satu lift yang masih beroperasi, sedangkan lift satu lagi sudah tidak aktif.

Di lantai berikutnya, yaitu lantai ground (G), terdapat satu kios travel atau perjalanan dan satu minimarket yang buka. Di dekat minimarket, ada dua lapak makanan, yaitu penjual dimsum dan ayam goreng.

Kemudian, di lantai berikutnya, lantai upper ground (UP), terdapat sejumlah kios yang juga sudah "mati". Namun, suasana di lantai yang lebih mirip dengan ruangan perkantoran ini tak sesunyi tiga lantai di bawahnya.

Terakhir, di lantai paling atas atau disebut lantai 1 terdapat area food court. Hanya ada lima tenant yang masih berjualan di sana.

Di bagian ujung tampak tempat karaoke dengan lampu warna-warni yang sudah tidak digunakan lagi.

Mal yang beroperasi sejak awal 2005 itu sempat berjaya dengan menjadi destinasi utama pusat perbelanjaan bagi warga Tangerang.

Namun, seiring munculnya mal-mal baru, Grand Serpong Mall menemui masa "suramnya" hingga benar-benar "mati".

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/26/19064551/kaleidoskop-2022-mimpi-buruk-mal-mal-di-jabodetabek

Terkini Lainnya

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke