BEKASI, KOMPAS.com - Ketua RT 02 RW 02, Mustikasari, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Suganda, tak pernah menyangka salah satu warganya, M Ecky Listiantho (34), adalah pelaku mutilasi.
Suganda mengatakan, meski Ecky adalah warganya, namun ia tidak terlalu mengetahui keseharian Ecky. Hal ini karena keduanya jarang berkomunikasi.
Tak hanya Ecky, istrinya pun dikenal sebagai sosok yang bahkan tak pernah bergaul dengan warga sekitar.
"Kalau tatap muka, sudah pernah karena memang pos di sini 24 jam, cuma yang sehari-hari dia (pelaku) keluar-masuknya, saya enggak tahu. Kerja di mana, saya juga enggak tahu," ucap Suganda ketika ditemui Kompas.com, Kamis (5/1/2023).
Saking tertutupnya, kepindahan keluarga Ecky ke klaster juga tak diketahui oleh Suganda.
Suganda mengungkapkan, dirinya sama sekali tak pernah didatangi oleh Ecky, bahkan untuk sekadar mengbrol.
"Pindahnya mereka juga kami enggak tahu, hari apa tanggal berapa, karena memang belum ada izin (laporan) ke saya," ungkap Sugandi.
Tanpa identitas
Selain itu, Suganda juga menyebut kepindahan Ecky ke klaster Denaya, yang masih satu lingkungan dengan RT 02, juga tanpa identitas.
Selama kurang lebih satu tahun tinggal, keluarga Ecky tak pernah menyerahkan dokumen identitas apapun ke pihak RT.
"Kalau menurut saya, dia (Ecky dan keluarganya) belum berstatus warga sini, karena dia belum laporan. Saya juga belum pegang KTP dan KK dia," ujar Suganda.
Hingga informasi menghilangnya Ecky, Suganda juga tak mendapat laporan, termasuk dari istri Ecky.
Ia pun menyayangkan tindakan keluarga Ecky yang tidak mau melapor soal informasi orang hilang dan tak mengatakan ke RT setempat.
"Harusnya dia (pelaku) bersilaturahmi di lingkungan, bergaul. Selama ini memang enggak ada dia berbaur atau apa," ucap Suganda.
Ketua RT mengetahui informasi melalui postingan sosial media
Suganda juga menyebut, informasi soal hilangnya Ecky baru ia ketahui dari postingan sosial media.
Saat itu, dirinya mengaku terkejut bahwa ada warganya yang dilaporkan menghilang.
"Saya tahu (Ecky hilang) dari media sosial. Tiba-tiba ada laporan warga sini hilang. Saya enggak tahu awalnya," ujar Suganda.
Setelah laporan orang hilang itu bergulir, Suganda kembali terkejut saat mengetahui Ecky adalah pelaku mutilasi.
"Selang beberapa hari, ternyata ini benar (ada orang hilang). Lho, saya kaget, kok yang awalnya berita kehilangan, jadinya seperti ini. RT juga enggak tahu, laporan juga enggak ada," ungkap Suganda.
Pemeriksaan terus berjalan
Terkini, penyidik masih mendalami keterangan pelaku yang telah ditangkap bersamaan dengan penemuan jasad korban di Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan pada Jumat (30/12/2022) lalu itu.
Petugas juga masih terus memeriksa dan mengidentifikasi tubuh serta identitas korban di RS Polri Kramat Jati.
Proses identifikasi terhadap jenazah perempuan korban mutilasi itu dilakukan di ruang Instalasi Forensik menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI).
"Kami identifikasi seperti proses DVI. Periksa DNA, odontogram (pemeriksaan data medis gigi), antropometrik, dan medik," kata Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Brigadir Jenderal Hariyanto, dilansir dari Antara, Rabu (4/1/2023).
Hariyanto mengatakan, pemeriksaan DNA dan data medis gigi perlu dilakukan karena keduanya memiliki data medis yang mampu menunjukkan identitas seseorang secara ilmiah sehingga hasilnya akurat.
Dia menjelaskan, proses identifikasi dilakukan dengan membandingkan sampel DNA dari jenazah korban yang dicocokkan dengan sampel DNA anggota keluarga korban melalui serangkaian proses uji laboratorium.
"Dari penyidik sudah mengantongi identitas berdasarkan laporan orang hilang, tapi untuk pemastian secara ilmiah, akan dilakukan pemeriksaan DNA," ucap Hariyanto.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/06/08124831/sosok-ecky-si-pemutilasi-di-lingkungan-kontrakan-cuek-dan-tak-pernah