Salin Artikel

Kasus Mandek 2 Tahun Lebih, Puluhan Warga Korban Penipuan di Bogor Gelar Aksi "Long March"

BOGOR, KOMPAS.com - Aksi long march dari Stadion Pakansari hingga ke Polres Bogor mewarnai unjuk rasa puluhan warga Perumahan Erfina Kencana Regency yang menjadi korban dugaan penipuan, Minggu (8/1/2023).

Aksi yang berlangsung damai itu dilakukan sebagai bentuk rasa kekecewaan mereka terhadap proses penanganan kasus yang dinilai berjalan lamban setelah berperkara kurang lebih dua tahun lamanya antara warga dengan PT Pancanaka Swasakti Utama selaku pihak pengembang perumahan.

Mereka juga turut membentangkan sejumlah spanduk berisi ungkapan kekecewaan yang ditujukan kepada Polres Bogor.

Lewat spanduk itu pula, mereka juga turut mengadu kepada Kapolri untuk mengambil alih kasus tersebut.

"Kapolri, kami tidak percaya penyidik Polres Bogor lagi. Banyak PHP (pemberi harapan palsu) dan diduga berpihak serta melindungi penjahat. Periksa dan pecat Kapolres Bogor. Mohon segera ambil alih dan tuntaskan penyidikan," tulis kata-kata dalam spanduk tersebut.

Kuasa hukum warga Selestinus Ola mengatakan, warga sempat melakukan mediasi dengan Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar Iman Imanuddin usai berunjuk rasa di depan Polres Bogor, siang tadi.

Namun dalam agenda mediasi itu, sambung Olla, Kapolres justru marah dan mengatakan bahwa warga justru yang menghambat proses penyidikan.

"Tadi dalam audiensi, dia (Kapolres) marah-marah lah intinya. Dia menganggap kami memfitnah dia, perkara ini katanya kami yang menghambat. Setelah ngomong itu dia langsung cabut," ungkap Ola, saat dikonfirmasi.

Ola mengungkapkan, sebagai korban justru warga tidak mempunyai kepentingan apapun selain meminta pihak kepolisian untuk segera menyelesaikan perkara tersebut.

Warga, lanjut Olla, justru beranggapan Polres Bogor lah yang selama ini tidak profesional dalam melakukan penanganan perkara.

Hal itu terbukti dari dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni Ahmad Ronny Yustianto selaku Direktur Utama PT Pancanaka Swasakti Utama serta Kurnadi selaku Project Manager PT Pancanaka Swasakti Utama belum juga ditangkap.

"Jangan dibolak-balik kami yang menghambat penyidikan. Buktinya dua orang itu sampai sekarang belum ditangkap. Justru Polres Bogor yang menghambat," ketusnya.

Ola menyebut, warga mendesak agar kepolisian segera menahan para tersangka. Apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi maka warga akan terus melakukan unjuk rasa sampai hal itu terpenuhi.

"Kami minta minggu ini kedua tersangka itu ditangkap dan ditahan. Kalau itu terpenuhi, clear masalah. Tapi jika tidak, kita akan terus aksi," tutur dia.

"Nah, tadi Kasat Reskrim bilang dia akan berkoordinasi dengan pimpinan terkait tuntutan kami ini," bebernya.

Total Kerugian Rp 20 Miliar

Ola menyampaikan, dari 20 orang warga yang menjadi kliennya, kerugian yang dialami mereka mencapai total Rp 20 miliar.

Ia menceritakan, kasus itu bermula ketika warga belum juga mendapatkan sertifikat rumah yang dijanjikan pihak pengembang meski sudah lunas.

Awalnya, warga sempat berdialog dengan pihak pengembang atas persoalan tersebut. Namun karena tidak ada penyelesaian, warga lalu menempuh jalur hukum dengan membuat laporan ke Polres Bogor, dua tahun silam.

Seiring berjalannya kasus, penyidik Polres Bogor telah melakukan sejumlah pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait, termasuk telah menetapkan dua orang tersangka.

"Sampai hari ini, belum juga ada tersangka yang ditangkap. Ada apa ini dengan Polres Bogor, kami sudah tidak percaya," pungkas Ola.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/08/16395101/kasus-mandek-2-tahun-lebih-puluhan-warga-korban-penipuan-di-bogor-gelar

Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke