DEPOK, KOMPAS.com - Ayah kandung berinisial YW yang menyandera anak perempuannya berusia tiga tahun di kediamannya di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok, diduga menderita gangguan kejiwaan.
Hal itu disampaikan Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, berdasarkan hasil penyelidikan terkait latar belakang YW.
"Memang ada dugaan bahwa ayahnya ini ternyata menderita gangguan jiwa," kata Hengki kepada wartawan, Rabu.
Kendati begitu, Hengki mengatakan, YW tetap dibawa ke Polres Metro Depok untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab, hal itu diperlukan untuk membuktikan tindakan penyanderaan oleh YW itu dilakukan secara sadar atau karena gangguan jiwa.
"Kami tindaklanjuti apakah yang bersangkutan bisa mempertanggungjawabkan tindakannya, atau memang benar gangguan jiwa," ujar Hengki.
Dikonfirmasi terpisah, Paman YW, Muhammad mengatakan, keponakannya telah menderita gangguan jiwa sejak sebelum menikah.
Bahkan, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cilendek, Bogor dan dinyatakan sembuh.
"Dia (YW) sebetulnya sudah punya penyakit kejiwaan. Sebelumnya sudah pernah di Cilendek juga, tapi nikah sudah sembuh pas sekarang baru kambuh lagi," kata Muhammad di lokasi.
Dia mengaku mengenal keponakannya itu bukan orang yang memiliki sifat temperamental.
Namun, YW bakal berulah jika terlambat meminum obat untuk penyakit kejiwaannya.
"Temperamental si enggak, jadi kalau dia (YW) telat minum obat, baru kumat gitu," ujar Muhammad.
Sebelumnya diberitakan, ayah berinisial YW di Cilodong, Depok, Jawa Barat, menyekap anak kandung perempuannya sendiri yang masih berusia tiga tahun.
Penyekapan berlangsung sejak Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 19.30 WIB hingga Rabu (11/1/2023) pagi di rumahnya sendiri, RT 004 RW 024, Sukamaju, Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Ketua RW setempat bernama Sukartono mengatakan, aksi penyekapan itu bermula ketika YW berbuat onar di lingkungan permukimannya pada Selasa malam.
YW dilaporkan mengacung-acungkan senapan angin sehingga meresahkan warga setempat.
Warga kemudian berupaya meringkusnya. Namun, YW melarikan diri ke dalam rumahnya.
Untuk menghindari amukan massa, YW menjadikan anak perempuannya sendiri sebagai sandera.
"Pas pelaku mau disergap, dia langsung lari ke kamar, lalu anaknya disandera," ujar Sukartono di lokasi kejadian.
Bahkan, YW mengambil sebilah sangkur kemudian menodongkannya ke kepala sang anak yang dibekapnya dari belakang. Ia mengancam akan membunuh anak kandungnya sendiri bila warga masih terus mengejar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/11/11383981/ayah-yang-sandera-anak-di-cilodong-depok-diduga-alami-gangguan-jiwa