Salin Artikel

Kemacetan Jakarta Makin Parah, Ini Langkah Heru Budi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara terhadap kemacetan di Jakarta yang akhir-akhir ini disebut semakin parah. 

Polda Metro Jaya memperkirakan, indeks kemacetan di Ibu Kota saat ini sudah mencapai lebih dari 50 persen.

Angka itu hampir sama dengan indeks kemacetan Ibu Kota sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Heru menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak tinggal diam dengan fakta itu. 

Pihaknya sudah memiliki sejumlah langkah untuk menangani kemacetan.

“Dinas Perhubungan (Dishub) DKI dalam short time ini melakukan rekayasa-rekayasa titik-titik lokasi yang diperkirakan penyebab kemacetan,” ucapnya di Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2023).

Selain itu, kata Heru, Dishub DKI Jakarta hendak menutup 27 putaran balik (u-turn) di Ibu Kota untuk mengatasi kemacetan Ibu Kota.

Kemudian, untuk mengatasi masalah yang sama, Dinas Bina Marga DKI Jakarta hendak menyambungkan 10 jalan alias membuat missing link di Ibu Kota.

“Menarik u-turn tidak terlalu banyak. Termasuk Dinas Bina Marga mengaktifkan kembali diusahakan missing link itu dilaksanakan. Jadi jalan-jalan yang masih buntu itu bisa disambung kembali,” urai Heru.

Dalam kesempatan itu, sembari bergurau, Heru juga meminta masyarakat Ibu Kota agar tidak membeli kendaraan roda empat terlalu banyak.

Hal ini dilakukan agar masyarakat beralih menjadi pengguna transportasi umum.

“Satu lagi, (warga) jangan beli mobil banyak-banyak,” tuturnya.

Ia menambahkan, sejumlah langkah ini memang tidak akan langsung menyelesaikan permasalahan kemacetan di Ibu Kota.

Akan tetapi, Heru meyakini langkah-langkah tersebut bisa mengurangi kemacetan di Jakarta.

“Ya tidak serta-merta menyelesaikan kemacetan, minimal mengurangi,” akuinya.

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengungkapkan, indeks kemacetan di Ibu Kota diperkirakan di atas 50 persen pada awal 2023.

Angka indeks kemacetan itu tergolong mengkhawatirkan.

"Kami belum hitung di awal 2023. (Namun), kalau saya boleh melihat situasi, (indeks kemacetan di Ibu Kota) sudah di atas 50 persen kembali," ucapnya, 24 Januari 2023.

Latif mengungkapkan, angka indeks kemacetan di atas 50 persen tersebut sama dengan angka indeks kemacetan di Ibu Kota pada 2019, yakni 53 persen.

Katanya, berdasar hasil survei lembaga pemantau kemacetan asal Inggris bernama TomTom, Jakarta menempati kota ke-10 termacet sedunia pada 2019.

"Tentunya, kalau (indeks kemacetan) sudah di angka 50 persen, sudah sangat mengkhawatirkan. Di angka 40 persen, Jakarta itu (sebenarnya) sudah tidak aman," tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/27/17554821/kemacetan-jakarta-makin-parah-ini-langkah-heru-budi

Terkini Lainnya

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke