Salin Artikel

Jokowi Puji Heru Lanjutkan Proyek Sodetan Ciliwung, Ternyata Anggarannya dari Pusat

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulusnya jalan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono dalam merampungkan proyek sodetan Kali Ciliwung-Kanal Banjir Timur sempat mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo.

Namun, berlanjutnya pembangunan sodetan yang sudah mangkrak enam tahun itu ternyata tak terlepas dari bantuan pemerintah pusat. 

Belakangan diketahui bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak menganggarkan sama sekali dana pembebasan lahan sodetan Kali Ciliwung.

Anggaran pembebasan lahan seluruhnya dikucurkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hal itu terungkap dalam rapat Komisi D DPRD DKI bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada, Rabu (1/2/2023).

Dalam rapat beragenda anggaran pembebasan tanah tahun 2023 itu, awalnya Wakil Ketua Komisi D Nova Harian Paloh bertanya anggaran dana pembebasan lahan sodetan Kali Ciliwung dialokasikan oleh pemerintah pusat atau Pemprov DKI Jakarta.

"Pak Yusmada, saya minta keterangan sedikit aja mengenai sodetan Ciliwung. Ini kan digembor-gemborkan katanya mangkrak nih, di SDA (DKI). Nah, sodetan itu gimana, tanggung jawab (Pemerintah) Pusat atau kita? Mangkraknya di mana?" tanya dia, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat.

Yusmada menyebutkan, anggaran dana pembebasan lahan termasuk pembuatan sodetan Kali Ciliwung berasal dari Pemerintah Pusat, tepatnya Kementerian PUPR.

"Sodetan itu, baik pembebasan lahannya maupun fisiknya, oleh Kementerian PUPR," tuturnya.

Nova lalu ingin mempertegas bahwa Pemprov DKI memang tak mengalokasikan anggaran untuk program sodetan Kali Ciliwung.

"Berarti, bukan kita ya?" tanya dia.

"Bukan," jawab Yusmada.

Tugas Pemprov DKI

Dalam kesempatan itu, Yusmada berujar Pemprov DKI Jakarta hanya menganggarkan dana dalam proses pra-perencanaan pembangunan sodetan, yakni penentuan lokasi (penlok).

Menurut dia, penlok itu juga dilakukan sesuai dengan arahan Kementerian PUPR.

Usai menyesuaikan dengan arahan Kementerian PUPR, gubernur DKI Jakarta lalu menandatangani penlok sodetan Kali Ciliwung.

"Gubernur (DKI Jakarta) membentuk panitia persiapan pengadaan lahan. Ujungnya adalah penlok. Penloknya itulah yang ditandatangani oleh gubernur," ungkap Yusmada.

Adapun program sodetan membutuhkan anggaran pembebasan lahan karena pembangunan jalan keluar air (outlet) di Kebon Nanas terhalang oleh sejumlah rumah milik warga. 

Pemprov DKI kebagian tugas untuk mendata warga yang terdampak pembebasan lahan hingga menyiapkan tempat tinggal untuk para warga tersebut.

Ada 24 kepala keluarga (KK) ber-KTP DKI Jakarta di Kebon Nanas yang terdampak pembebasan lahan untuk outlet sodetan Ciliwung. 

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Sarjoko menyatakan, semua warga itu sudah direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Semuanya direlokasi ke Rusunawa Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.

Sementara itu, warga yang tidak ber-KTP DKI Jakarta harus dipulangkan.

Namun, ia tidak mengungkapkan ada berapa KK yang dikembalikan ke daerah masing-masing.

Pujian Jokowi

Meski anggaran pembebasan lahan seluruhnya ditanggung pemerintah pusat, Pj Gubernur Heru Budi dinilai tetap berperan besar untuk meyakinkan warga agar mau melepas lahan mereka. 

Presiden Jokowi pun mengaku kaget dengan cepatnya proses pembebasan lahan itu. Padahal, kata Jokowi, pembangunan sodetan Ciliwung ini sudah mangkrak selama enam tahun. 

Heru sendiri baru menjabat pada pertengahan Oktober lalu.

"Saya juga kaget dikerjakan oleh Pak Gubernur Heru. Saya enggak tahu pendekatannya apa, tapi selesai. Sehingga saya ke sini tadi karena sudah selesai," kata Jokowi usai meninjau proyek sodetan Ciliwung pada Selasa (24/1/2023).

Adapun Heru mengaku hanya melakukan pendekatan kepada Yayasan Trisakti dan sejumlah warga pemilik lahan.

"(Langkah) yang pertama, itu adalah lahan dari salah satunya Trisakti," sebut Heru di Kantor Kecamatan Jagakarsa, Jumat (27/1/2023).

Pemprov DKI hingga Pemerintah Kota Jakarta Timur, kata dia, mengajak Yayasan Trisakti untuk berdiskusi berkait pembuatan outlet itu.

Tujuannya, agar Yayasan Trisakti menyerahkan lahan miliknya kepada Pemprov DKI untuk pembuatan jalur keluarnya air tersebut.

Heru berujar, melalui diskusi itu, Yayasan Trisakti akhirnya menyerahkan lahannya kepada Pemprov DKI.

"Hasil diskusi tingkat provinsi maupun tingkat kota, diserahkan lahannya ke Pemerintah Daerah (DKI) untuk menormalisasi sodetan di posisi outlet," tutur dia.

Eks Wali Kota Jakarta Utara itu melanjutkan, lahan lain yang dibebaskan untuk pembuatan outlet merupakan milik warga.

Ia pun meyakinkan warga bahwa pembangunan outlet sodetan Ciliwung ini sangat penting agar Jakarta bisa terbebas banjir. 

"Saya berterima kasih kepada warga di sekitar itu sudah mau pindah sebagian ke rumah susun ini demi kepentingan program Jakarta. Intinya support dan partisipasi dengan baik," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/02/02/06223051/jokowi-puji-heru-lanjutkan-proyek-sodetan-ciliwung-ternyata-anggarannya

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke