DEPOK, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Kota Depok yang memperbolehkan kendaraan bermotor parkir di bahu jalan alias parkir on the street disambut baik oleh sebagian para pelaku usaha di sepanjang Jalan Margonda.
Meski diakui bakal menambah kemacetan, kebanyakan para pedagang makanan yang diwawancarai Kompas.com setuju atas wacana parkir on the street yang dicanangkan Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Salah satu pemilik warung makan bernama Sri (59) mengungkapkan, parkir on the street dapat menjadi solusi bagi rumah makan seperti miliknya yang tidak dilengkapi lahan parkir seperti rumah makan besar.
Menurut dia, dengan kebijakan itu, Pemkot Depok berpihak pada pengusaha kecil yang sedang menjalankan usaha.
"Bagus. Bisa membantu banget. Berarti dia (Pemkot Depok) membela rakyat kecil yang ingin cari makan di Depok. Kan istilahnya begitu," ujar Sri.
"Jadi, enggak hanya rumah makan yang besar-besar yang punya lahan parkir," lanjut dia.
Sri mengatakan, semenjak trotoar Margonda dilebarkan, para pengunjung rumah makannya menurun.
Sebab, para pembeli tak bisa memarkirkan kendaraannya di bahu jalan lagi.
"Kalau memang nanti ada kebijakan parkir on the street kemungkinan banyak yang mampir (beli)," kata dia.
Selain mendukung parkir on the street, Sri turut meminta tiang-tiang trotoar yang menutupi akses kendaraan ke warung makannya dibuka.
"Saya itu kan sudah sekitar satu bulan lah warung makan Anita, buka. Ceritanya, tadinya dikasih jalan tahu-tahu ditutup, akhirnya kan orang enggak ada yang makan karena enggak ada tempat parkir," kata Sri.
"Saya mohon kepada Pemerintah Kota Depok, kalau bisa dikasihlah jalan. Kita kan juga butuh buat gaji karyawan, buat kembalikan modal juga," tambah dia.
Rumlati (42), pedagang warung nasi di dekat lampu merah Margonda juga mengemukakan hal yang sama.
Menurut dia, jika parkir on the street direalisasikan, warung nasinya akan laris.
"Terus terang aja berdagang di sini kesulitan, enggak dikasih fasilitas kayak tempat parkir. Mungkin, kalau ada parkir on the street bisa menguntungkan buat kami," ujar Rumlati.
"Makanya, saya pinginnya ada gitu parkiran, kita kan orang kecil yang memang berniat berdagang," tambahnya.
Akui bikin macet
Pedagang berharap kebijakan parkir on the street direalisasikan secepatnya meski ujung-ujungnya bakal berdampak pada kemacetan arus lalu lintas.
Sahrul (25), karyawan rumah makan siap saji di Jalan Margonda Raya berpandangan, kebijakan parkir on the street bisa dilaksanakan secara tertib sehingga tak mengganggu pengguna jalan.
"Enggak kenapa-kenapa selagi enggak meribetkan orang yang lewat. Yang penting, parkir yang rapi, tertib," kata Sahrul.
Menurut Sahrul, kawasan Margonda bagaimana pun sudah pasti macet karena wilayah tersebut merupakan pusat bisnis di Kota Depok.
"Namanya jalan, apalagi di Depok mah wajar aja kalau macet. Di sini kan (Jalan Margonda) juga kalau menurut saya wilayahnya pusat bisnis. Makanya wajar aja kalau macet, karena banyak pergerakan," ujarnya.
Sementara itu, pemilik warung makan bernama Ani mengaku dilema atas rencana Pemkot Depok itu.
Ia tidak memungkiri jika kebijakan parkir on the street diterapkan bakal menimbulkan kemacetan.
Hanya saja, kebijakan itu sebenarnya dapat menguntungkan dirinya sebagai pelaku usaha.
"Kalau dari pedagang butuh juga untuk lahan parkir, tapi kan emang efeknya macetnya itu," kata Ani.
"Mungkin bagi pedagang butuh juga (kebijakan parkir on the street), tapi kalau misalnya efeknya jadi macet kita juga enggak suka," tambah dia.
Masih dikaji
Sementara itu, Idris memastikan parkir on the street atau di bahu jalan tidak diberlakukan di sepanjang Jalan Raya Margonda.
"Enggak semua titik. Hanya titik-titik tertentu," ujar Idris saat dijumpai usai pembukaan Pekan Olahraga Pemerintah Kota Depok 2023 di GOR Kota Depok, Selasa (7/3/2023).
Lantas, di mana saja titik parkir bahu jalan itu? Idris menekankan, pihaknya masih melakukan kajian bersama dengan Polres Kota Depok.
Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan dalam penetapan titik parkir bahu jalan itu adalah dampaknya ke kemacetan lalu lintas.
"Yang kira-kira tidak mengakibatkan atau berdampak macet lagi. Nah, bagaimana supaya enggak macet pokoknya," ujar Idris.
Adapun rencana parkir on the street ini diberlakukan guna mengatasi penyalahgunaan trotoar yang sering kali dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan dengan syarat harus secara paralel.
Jika benar terealisasi, pembayaran parkir on the street nantinya akan menggunakan sistem digital.
Namun, Idris sadar kebijakan itu akan berdampak pada median jalan di kawasan Margonda menjadi lebih sempit, sedangkan separatornya harus dibongkar.
Menurut dia, penerapan parkir on the street bakal mengubah kondisi jalanan yang ada pada saat ini sehingga tidak ada lagi jalur cepat dan lambat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/09/10403421/parkir-on-the-street-bakal-tambah-kemacetan-margonda-tetapi-didukung
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.