Salin Artikel

Sulitnya Padamkan Kebakaran Gudang Sembako di Cipinang, Sumber Air Jauh dan Api Kembali Berkobar

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah gudang berisi beras dan jenis sembako lainnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur terbakar sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa (21/3/2023).

Saat petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur tiba di lokasi, api yang membakar gudang milik PT Indogrosir itu sudah membesar disertai asap hitam yang membumbung tinggi 

Kasi Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman menuturkan, kebakaran diketahui saat saksi bernama Surya melihat kepulan asap.

"Pada jam istirahat, menurut Surya, para pekerja melihat kepulan asap dari bagian gudang," tutur Gatot.

Para pekerja pun memeriksa keadaan dengan membuka pintu gudang itu. Mereka mendapati kobaran api yang cukup besar.

"Sampai TKP, api sudah tinggi dan asap terlihat dari segala penjuru. Sudah terlihat menghitam," kata Gatot di lokasi.

Sesaat setelah mendapat laporan, pihaknya langsung meluncurkan empat unit mobil pemadam kebakaran.

Namun, karena kobaran api semakin besar dan melebar di dalam gudang itu, sebanyak 21 unit mobil pemadam kebakaran dan 110 personel akhirnya dikerahkan.

Hal itu merupakan langkah dari Sudin Gulkarmat Jakarta Timur untuk menjaga api tidak menjalar ke gudang lain di sekitarnya.

Api terus membesar

Kepulan asap yang membubung tinggi bahkan terlihat dari seberang Halte Transjakarta Cipinang yang berjarak sekitar 4 kilometer dari lokasi kebakaran.

Halte dan Pasar Induk Beras Cipinang dipisahkan oleh rel kereta api, flyover, dan jalan raya yang cukup lebar.

Namun, asap hitam masih menyebar lurus ke atas lantaran embusan angin belum cukup kencang.

Pada saat itu, para pemadam kebakaran sudah sibuk memadamkan api di bagian depan dan belakang gudang.

Api tampak terisolasi di gudang itu saja dan tidak menjalar ke area lain.

Meski demikian, api sempat membesar pada pukul 13.03 WIB, bahkan sampai menembus atap gudang.

Pemadaman sempat terhambat

Di bagian belakang gudang, beberapa pintu masuk tampak terkunci dengan gembok.

Para pemadam hanya bisa menyemprotkan air melalui lubang ventilasi yang memanjang di sepanjang gedung.

Namun, tidak lama salah satu pintu berhasil dibobol gemboknya.

Kendala lainnya yang dilalui para pemadam kebakaran adalah terbatasnya sumber air.

"Kendalanya pada sumber air yang sangat jauh. Kami mengupayakan untuk mencari sumber air lainnya," terang Gatot.

Dua jam setelahnya, api belum juga padam. Para pemadam kebakaran menunggu air mengalir kembali melalui selang-selang yang digunakan.

Sebab, air dari sejumlah unit mobil pemadam kebakaran sempat habis.

Guna mengalirkan kembali air, mereka tampak menyambungkan selang ke selang lainnya dari unit mobil pemadam kebakaran yang masih menampung air.

Pemadaman pun berhasil dilakukan kembali. Sekitar pukul 16.00 WIB, proses pendinginan dilakukan guna mencegah terjadinya penyalaan kembali.

Gatot mengatakan, kerugian akibat kebakaran gudang ini mencapai lebih kurang Rp 1,5 miliar.

Hingga berita ini ditulis, penyebab kebakaran gudang milik PT Indogrosir itu belum diketahui.

Api kembali berkobar

Si jago merah di gudang sembako itu ternyata kembali berkobar pada Selasa malam, sekitar pukul 19.00 WIB.

Gatot mengatakan bahwa api muncul dari bagian tengah gudang.

Personel damkar terpaksa membobol tembok di gudang untuk memudahkan proses pemadaman.

"Buka akses, bobol tembok,” ujar Gatot, dilansir dari TribunJakarta.com.

"Untuk unit mobil pompa yang dikerahkan total menjadi 23 dan 120 personel. Saat ini masih proses pendinginan," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/22/10105531/sulitnya-padamkan-kebakaran-gudang-sembako-di-cipinang-sumber-air-jauh

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke