Salin Artikel

Campur Aduk Perasaan Miftah Saat Anaknya Dinyatakan Stunting, Khawatir dan Tak Percaya...

JAKARTA, KOMPAS.com - Perasaan Miftah (27) bercampur aduk saat anaknya, Khanza (4), dinyatakan stunting. Bahkan, ia sampai menangis.

"Reaksinya ya sedih dan khawatir. Sempat enggak percaya juga Khanza dinyatakan stunting," ungkap dia ketika ditemui di kediamannya di RT 09/RW 07, Jalan Haji Abdullah, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (11/4/2023).

Adapun Khanza didiagnosis stunting usai dibawa untuk imunisasi di posyandu RT 03/RW 07 , tahun lalu.

Sebelumnya, Miftah memang sudah mencurigai kondisi anaknya yang berbeda dari anak-anak sepantarannya.

Sebab, matanya tampak sipit dan sayu, tinggi dan berat badannya pun tidak tampak seperti anak-anak lainnya.

Bahkan, pergelangan tangan Kanzha hanya terasa tulang saja alih-alih daging setiap kali Miftah menggendong dan memegang tangan anaknya.

"Saya ngerasa ngenes banget karena ya Allah cuma kerasa tulang aja, enggak ada dagingnya. Mukanya kelihatan beda, rambutnya tipis banget, enggak kayak anak-anak lain," ujar Miftah.

Lebih lanjut, berat badan Khanza pun tidak pernah naik meski ia lahap makan.

Melihat kondisi itu, Miftah memutuskan untuk memeriksakan keadaan Khanza usai ia mengikuti giat imunisasi.

"Saya sudah tahu dari dulu, tapi biar yang lebih jelasnya dari posyandu aja. Akhirnya tahun lalu ke posyandu untuk cek Khanza stunting apa enggak. Di situ baru tahu kalau Khanza benar stunting," ucap dia.

Pada saat Miftah memeriksa kondisi Khanza, berat badan anaknya saat itu adalah 9 kilogram.

Setelah pemeriksaan lainnya dilakukan, pihak posyandu memberi tahu bahwa Khanza termasuk golongan stunting.

Miftah menjelaskan, ini karena asupan gizi anaknya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan agar Khanza tumbuh dengan sehat.

Meski anaknya lahap makan, ternyata porsi makanannya selama ini masih belum sesuai.

Ia melanjutkan, Khanza sempat sakit akibat anemia saat mereka masih mengontrak di Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, beberapa tahun lalu.

Kondisi ini sempat membuat Khanza belum bisa belajar berjalan. Miftah sudah membawanya ke puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.

"Katanya, coba Khanza disuruh makan buah bit. Saya kasih dan Alhamdulillah kondisinya membaik meski bertahap. Dulu sempat sampai kejang (saat sakit). Saya enggak tahu kenapa Khanza kena anemia," kata Miftah.

Walau kondisinya membaik, uja dia, hal ini memengaruhi pertumbuhan Khanza.

"Khanza enggak ada penyakit apa-apa, udah dicek ke dokter. Emang karena kena anemia itu. Kata dokter, anemia bikin pertumbuhan anak berkurang. Katanya ngaruh ke penyerapan gizi di badannya Khanza," terang Miftah.

"Katanya (stunting) lebih karena anemia sama asupan gizinya masih kurang walaupun Khanza lahap makan daging dan ikan dari usia dua tahun," sambung dia.

Miftah memang sudah curiga bahwa Khanza mengidap stunting. Namun, ia tetap merasa sedih dan khawatir saat posyandu mengonfirmasi hal itu.

Usai diberi tahu kondisi anaknya, Miftah langsung memikirkan cara agar Khanza sehat seperti anak-anak lainnya.

"Saya sampai berantem sama suami gara-gara (mikirin cara) biar Khanza naik berat badannya. Sempat enggak percaya Khanza stunting," ucap Miftah.

"Sekarang saya juga masih heran karena ini anak doyan makan, tapi berat badan masih kurang," sambung dia.

Miftah menjadi lebih sering berdoa agar anaknya terbebas dari label stunting.

"Saya berdoa supaya dimudahkan rezeki saya agar bisa urus anak-anak. Saya enggak mau ngerepotin orangtua," jelas Miftah.

"Waktu itu akhirnya saya nerima aja (kondisi Khanza) karena pasrah aja sama Allah SWT. Gimana baiknya ya terserah Allah SWT," tutup dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/12/17060211/campur-aduk-perasaan-miftah-saat-anaknya-dinyatakan-stunting-khawatir-dan

Terkini Lainnya

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke