Salin Artikel

Cerita Pilu Rabiatul Alawiyah, PMI yang Tidak Dibayar 14 Tahun Selama Bekerja di Arab Saudi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabiatul Alawiyah memiliki cerita pilu selama menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Timur Tengah.

Jerih payah wanita berusia 35 tahun itu tidak membuahkan hasil selama 14 tahun terakhir.

Selama bekerja di sana, ia tidak menerima upah sebagaimana haknya.

"Saya sedih sekali karena pulang ke Tanah Air tidak membawa uang sepeser pun. Saya tidak pernah digaji selama 14 tahun," ujar dia di Kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).

Wanita asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu berangkat secara resmi. Ia memiliki visa bekerja dan diberangkatkan secara layak.

"Total saya bekerja di Timur Tengah itu sebenarnya 18 tahun. Pada awal bekerja, saya memang digaji secara rutin selama empat tahun berturut-turut. Namun, setelahnya saya tidak pernah digaji lagi," ungkap dia.

Alawiyah mengaku tidak tahu-menahu perihal upah kerja yang seharusnya didapatkan. Ia mempercayakan semuanya kepada agen yang memberangkatkan dirinya.

Namun, agen tersebut diduga tidak profesional. Pasalnya, Alawiyah harus menderita selama mengadu nasib di negeri orang.

Seharusnya dia bisa mengantongi tabungan sebanyak 182 ribu Riyal atau sekitar Rp 740 juta selama menjadi PMI.

"Katanya nanti-nanti terus. Katanya kalau aku pulang, aku baru bisa bawa uangku semuanya. Tapi nyatanya pas aku pulang enggak dikasih satu Riyal pun," beber dia.

Walau tidak mendapatkan upah, ia mengaku kebutuhan sehari-harinya tetap terpenuhi.
Sang majikan tetap memberikan bantuan untuk membeli keperluan pribadi Alawiyah.

Hanya saja kalau soal upah, majikannya angkat tangan dan merasa tidak bertanggung jawab.
"Majikan aku enggak mau ngaku katanya kenapa enggak digaji. Dia bilang enggak kenal sama sekali (sama agen)," tutur dia.

Di lain sisi, Alawiyah mengaku memang melakukan satu kesalahan selama menjadi PMI. Ia paham betul bahwa dirinya merupakan PMI yang bermasalah.

Ia mengaku sempat kabur dari majikan sebelumnya. Alhasil namanya masuk ke dalam daftar hitam.

Alawiyah lantas melanjutkan kehidupannya sebagai PMI "kaburan". Oleh sebab itu, hal ini ditengarai menjadi alasan utama mengapa dirinya tak mendapatkan upah.

Di lain sisi, Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengatakan, pihaknya bakal mencari agen yang bersentuhan dengan Alawiyah.

BP2MI akan memberi tindakan tegas kepada agen tersebut karena terbukti tidak menunaikan kewajibannya.

"Kami akan coba telusuri nanti. Mungkin bisa dibekukan juga agennya," ujar Benny kepada awak media.

Kendati demikian, bukan berarti Alawiyah terlepas dari hukuman. Benny mengatakan bahwa BP2MI akan memberikan sanksi tegas.

Paspor Alawiyah bakal dibekukan selama lima tahun supaya dirinya tidak kembali bekerja keluar negeri. Sebab, ia terbukti pernah menjadi PMI ilegal atau PMI terkendala.

Tidak hanya Alawiyah yang paspornya bakal dibekukan. Sebanyak13 PMI terkendala lainnya akan mendapat sanksi serupa karena kedapatan terbang ke luar negeri secara tidak resmi.

"Kami telah berkoordinasi dengan Ditjen Imigrasi, paspor mereka akan dibekukan sementara. Hal ini dilakukan supaya tidak ada lagi perdagangan manusia yang terjadi ke depannya," kata Benny.

"Nanti paspor mereka juga bisa aktif lagi setelah lima tahun. Itu juga harus lewat kita kalo mau kerja di luar negeri lagi. Karena kalau mereka diam-diam, tidak akan keluar paspor baru. Sebab Ditjen Imigrasi akan berkoordinasi dengan kami," tutup dia.

Kini, Alawiyah dilaporkan telah bertolak ke kampung halamannya di Sumbawa, NTB. Ia difasilitasi oleh BP2MI agar bisa bertemu sanak saudaranya setelah belasan tahun lamanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/17/22173921/cerita-pilu-rabiatul-alawiyah-pmi-yang-tidak-dibayar-14-tahun-selama

Terkini Lainnya

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Megapolitan
Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Megapolitan
Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Megapolitan
BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

Megapolitan
Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Ke-497 Kota Jakarta, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Ke-497 Kota Jakarta, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke