Salin Artikel

Cerita Korban Kebakaran Muara Angke: Cucu Saya Nangis Bilang "Komputerku untuk Sekolah Terbakar"

JAKARTA, KOMPAS.com - Parmi (53), salah satu korban kebakaran di Kawasan Tanah Bolong, Muara Angke, Jakarta Utara, sedang tidak berada di rumahnya karena bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) Infal.

Ia pun mendapatkan kabar dari adik sepupunya pada pukul 03.00 WIB saat api masih berkobar menghanguskan rumahnya.

Parmi yang sedang bekerja di kawasan Muara Karang itu langsung bergegas meninggalkan rumah bosnya pada Sabtu (22/4/2023) dini hari.

Parmi berangkat sekitar pukul 03.30 WIB, di mana saat itu semua portal di komplek tersebut masih terkunci.

Sekuriti komplek yang mengetahui kondisi Parmi kemudian membuka portal, bahkan turut mengantar ke rumahnya menggunakan sepeda motor. 

"Saya mau pulang jam 03.30 WIB, karena posisinya pintu di Muara Karang suasana Lebaran kan dikunci semua ya," jelas dia saat ditemui di posko pengungsian, Minggu (23/4/2023).

"Saya bilang ke sekuriti 'Pak tolong bisa dibuka Pak?' Dia jawab 'Ibu mau shalat Id masih kepagian, mau ke mana?'. 'Rumah saya kebakaran Pak'. 'Hah, rumah di mana?' Saya jawab 'di Muara Angke pak'. 'Ayo saya antar'," cerita Parmi.

Sampai di rumahnya, api masih berkobar membuat sekuriti komplek yang mengantarnya ikut terkejut.

"Saat sampai enggak jauh dari lokasi liat api besar banget dia teriak 'masya Allah' kata sekuriti itu," terang Parmi.

Parmi pun akhirnya berkumpul dengan warga yang selamat dari kebakaran, tak jauh dari lokasi rumahnya. Saat sampai, banyak anak-anak tetangganya yang datang mengerubunginya.

Anak-anak tetangga tersebut terdiam dan beberapa hanya bisa menangis sambil memeluknya. Melihat hal itu, tangis Parmi dan ibu-ibu lain langsung pecah.

"Saya ke pinggir sini banyak warga, terus ada banyak anak-anak tetangga, dipeluk saya, baru saya nangis, mereka bilang 'nenek rumahnya hangus Nek, hangus Nek'," tutur Parmi seraya mengeluarkan air mata.

"Bahkan anak-anak itu enggak pakai baju saat itu, karena enggak sempat bawa baju, Saya bingung 'lah terus gimana..' Habis ya sudah. Dengan ada anak-anak itu teriak ke kami, air mata kami enggak kuat," sambung dia.

Cucu Parmi juga tak kuat menahan tangis saat melihat kondisi rumahnya yang sudah hangus terbakar.

Cucunya memikirkan nasib komputernya yang ada di dalam rumah. Komputer itu biasa dipakai untuk kebutuhan sekolah.

Parmi pun hanya bisa meredam tangis cucunya, dan membujuk cucunya untuk tetap sabar.

"Kalau cucu saya nangis bilang 'nenek komputer ku kebakar, untuk sekolah', saya jawab 'jangan khawatir sayang, nanti minta sama sekolah mu'," ucap dia.

"Cucu saya sahut lagi 'nanti baju sekolahnya gimana pakai apa, Nek'. Ya sudah habis mau gimana, baju sekolah atau apa, yang ada hanya yang dipakai di badan," tambah dia.

Parmi menuturkan, kebakaran ini sangat membuat trauma bagi cucunya. Bahkan, cucunya masih tak mau melihat kondisi terakhir rumahnya saat api sudah padam.

"Cucu saya trauma, belum mau lihat rumah saya, trauma banget kayaknya," pungkas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/23/13514711/cerita-korban-kebakaran-muara-angke-cucu-saya-nangis-bilang-komputerku

Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke