Akbar begitu kecewa lantaran tak memaksakan dirinya untuk menemani David yang memutuskan pulang sementara waktu ke Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (25/4/2023).
"Saya sebenarnya pengin nemenin dia, bareng naik kereta, soalnya kami sama-sama dari kedutaan untuk mengurus visa," ucap Akbar kepada Kompas.com usai David dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2023).
David yang tutup usia di umur 45 tahun itu diketahui menolak tawaran Akbar secara halus karena tidak ingin merepotkan sang kolega.
David tak ingin ditemani karena tujuannya ke Surabaya tidak berhubungan dengan profesinya sebagai atlet profesional, melainkan untuk bertemu dengan sanak keluarga.
"Perlu dikawal enggak komandan?" kata Akbar menirukan percakapannya dengan David.
"Enggak usah, kamu bareng tim saja. Saya ada urusan keluarga di sana," imbuh Akbar menirukan perkataan David.
Selang beberapa jam setelah percakapan tersebut, David ternyata ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di pinggir rel kereta api jalur Stasiun Gambir-Stasiun Juanda km 4+700.
"Kalau misalnya kemarin saya nemenin dia naik kereta, mungkin tidak akan kejadian," tutur Akbar dengan mata berkaca-kaca.
"Tapi musibah enggak ada yang tahu memang," lanjut dia.
Adapun Akbar dan David sama-sama mengurus visa untuk mengikuti kompetisi Slovenia Open pada 6 Mei 2023.
Akbar bahkan tidak menemukan keanehan sama sekali dari sosok David. Menurut Akbar, atlet dengan segudang prestasi itu disebut masih bersenda gurau dengan pemain tenis lainnya selama proses pembuatan visa.
"Kami masih bercanda sama beliau pada Kamis pagi. Enggak menyangka saja bisa begini," tutur Akbar.
Sebagai informasi, David sempat mendapat perawatan di rumah sakit usai ditemukan tak sadarkan diri di jalur kereta api. Namun, nyawanya tidak tertolong.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/01/20223431/sesal-komet-akbar-usai-david-jacobs-tiada-kalau-saya-temani-dia-naik