Salin Artikel

Cara MUI Lawan Aksi Teror, Tetap Beraktivitas Normal Pasca Insiden Penembakan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, tampak ramai seperti biasa pada Rabu (3/5/2023).

Pegawai dan pengurus MUI menjalankan aktivitas mereka seperti biasa. Padahal, sehari sebelumnya, sebuah insiden penembakan oleh seorang pria bernama Mustopa (60) terjadi di sana.

Akibat penembakan itu, dua orang pegawai MUI terluka, satu di antaranya terkena tembakan di punggung, dan satu lainnya terkena pecahan kaca.

Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah Muhammad Cholil Nafis mengatakan MUI tidak akan goyah, apalagi terhadap aksi teror yang baru saja terjadi itu.

“Selama kami masih di jalan yang benar ya jangan gentar,” ujar Cholil di Kantor MUI Pusat, Rabu, sebagaimana dilansir Kompas.id.

Sebanyak tujuh anggota staf MUI juga sudah memberikan kesaksian di Polda Metro Jaya untuk membantu polisi mengungkap kasus tersebut, meskipun pelaku sudah meninggal.

Mustopa dinyatakan meninggal di Puskesmas Menteng. Usai penembakan, pelaku mencoba kabur, tetapi berhasil ditangkap petugas. Namun, pelaku diketahui pingsan saat penangkapan.

Chaerudin (42), satpam kantor MUI, bersaksi, dirinya adalah orang pertama yang menerima pelaku.

Dia menyebutkan, pelaku yang datang sekitar pukul 11.00 tiba-tiba masuk ke dalam lobi dengan nada marah dan meminta dipertemukan dengan Ketua MUI.

Karena dia datang tanpa janji temu dan pengurus sedang rapat, Chaerudin menolak permintaan Mustopa.

Mustopa dicegah untuk naik bertemu pimpinan MUI. Pelaku yang marah kemudian melepaskan tembakan.

Senjata airsoft gun milik pelaku beserta tas yang berisi ponsel dan dompet telah diamankan sebagai barang bukti.

Pengurus MUI juga sudah memberikan seluruh rekaman kamera pengawas dan sejumlah berkas kepada polisi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Kantor MUI Tetap Buka sebagai Simbol Lawan Aksi Teror dan Penghinaan Nabi”.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/03/20453051/cara-mui-lawan-aksi-teror-tetap-beraktivitas-normal-pasca-insiden

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke