Salin Artikel

Polisi Mulai Hitung Jumlah Kerugian Korban Investasi Bodong di Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bekasi Kota terus menginventarisasi total kerugian korban kasus investasi bodong bernilai miliaran rupiah.

Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kota Erna Ruswing Andari mengatakan, inventarisasi itu dilakukan guna mencari berapa total korban dan kerugian pasti akibat dugaan tindak penipuan tersebut.

"Kami inventarisasi (hitung) terlebih dahulu secara jumlah. Kami juga akan menunggu dari korban-korban yang lainnya dalam hal ini masih proses pemeriksaan," ucap Erna kepada wartawan di Bekasi, Selasa (8/5/2023).

Polisi sendiri masih mencari bukti-bukti lain guna memproses laporan para korban.

Pihaknya pun masih terus memeriksa keterangan dari para saksi yang melapor.

"Untuk sementara, kami masih cari saksi dulu, pengembangannya di saksi dan bukti-bukti lainnya," ucap Erna.

"Kami belum bisa menentukan mengenai berapa jumlah korban yang sudah melapor, karena masih menunggu dan sejauh ini masih dalam tahap penyelidikan," kata dia lagi.

Diberitakan sebelumnya, ratusan orang menjadi korban investasi bodong yang dilakukan oleh terduga pelaku D dan A.

Salah satu korban yakni Jaka Viranda menyebut, dirinya bahkan sudah rugi puluhan juta rupiah setelah ia menyetor uang kepada terduga pelaku D.

"Total uang saya ada Rp 20.300.000 yang ada di dia (terduga pelaku D)," ucap Jaka, Selasa kemarin.

Investasi bodong tersebut menawarkan skema yang menggiurkan. Pemodal disebut akan mendapatkan untung hingga lebih dari 50 persen.

Promo itu pun berjalan lancar pada awal-awal investasi tersebut dibuka.

"Arisan sudah mulai dari tahun di bulan Januari 2022. Kemudian di akhir tahun, mulai menawarkan promo investasi, namanya promo investasi cuan," kata Jaka.

"Misalnya taruh uang Rp 2 juta, akan kembali Rp 3,5 juta. Awal-awal memang lancar pengembaliannya, tapi saya tidak tahu sistemnya seperti apa, kalau saya ke D ini percaya karena rumah dekat dengan orangtua dan saya tahu juga rumahnya," ucap Jaka.

Investasi yang awalnya berjalan lancar itu pun kemudian tersendat. Hingga pada akhir April 2023, keuntungan yang ditawarkan tak kunjung cair.

Hal itu disebabkan oleh kaburnya terduga pelaku berinisial A. Dia adalah orang yang bertugas menerima dan mengelola uang setoran hingga Rp 3 miliar.

Kendati demikian, Jaka hanya mengetahui bahwa uangnya dikelola oleh D. Dirinya bahkan tidak mengetahui siapa A, yang disebut D sebagai penerima uang para member investasi.

"Tahunya hanya D saja, kami enggak tahu menahu soal A. Kalau duitnya memang dibawa kabur, ya kami enggak tahu siapa A, kami tahunya D," ucap Jaka.

Jaka mengaku sudah mencoba membuat laporan ke polisi. Namun, surat laporan itu belum lengkap karena jumlah korban yang banyak sedangkan polisi ingin dibuat satu laporan saja.

"Kemarin sudah laporan, polisi penginnya biar enggak satu-satu laporan, teman-teman (korban lain) buat surat kuasa, lalu di print bukti-buktinya, nanti dibuatkan laporan atas nama satu orang yang juga dirugikan," ungkap Jaka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/09/21014931/polisi-mulai-hitung-jumlah-kerugian-korban-investasi-bodong-di-bekasi

Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke