Salin Artikel

Toko Buku Gunung Agung Kwitang, Riwayatmu Kini...

JAKARTA, KOMPAS.com — Luas dan lega menjadi impresi pertama saat menjejakkan kaki di Toko Gunung Agung, Jalan Kwitang Nomor 38, Senen, Jakarta Pusat.

Gedung yang didominasi warna merah dan biru ini terdiri dari empat lantai.

Dari pintu masuk menuju lantai dasar, berjajar furnitur kebutuhan kantor dan sekolah.

Ada meja-bangku kelas, meja belajar anak, meja kantor, kabinet, kursi, hingga brangkas berbagai ukuran.

Selain itu, ada juga berbagai pilihan koper dan sejumlah peralatan lukis.

Di sudut ruangan, jajaran buku terpampang rapi di rak. Ada yang ditonjolkan punggungnya, ada juga yang ditumpuk rapi.

Memasuki area lantai dua, ada promo buku setengah harga menyambut pengunjung di depan pintu.

Pilihan bukunya juga beragam, fiksi atau non-fiksi. Mulai dari novel, pengembangan diri, edukasi, resep, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, mata juga dimanjakan dengan warna-warni alat tulis yang tersusun rapi.

Beberapa langkah masuk ke antara rak yang berjajar, terdapat alat keperluan sekolah, kantor, dan pembungkus kado.

Lantai tiga menjadi "surga buku" di Toko Gunung Agung.

Ada novel impor dan lokal, pelengkap pembelajaran, keagamaan, komik, cerita anak, dan lain-lain.

Tak lama lagi, pemandangan yang membawa nostalgia bagi sebagian orang tersebut tinggal kenangan.

PT Gunung Agung Tiga Belas yang menaungi Toko Buku Gunung Agung akan menutup semua outletnya, termasuk yang di Kwitang.

Kaget dan merasa kehilangan

Saat Kompas.com berkunjung, pelanggan yang hadir di Toko Gunung Agung Kwitang bisa dihitung jari.

Salah satunya seorang pensiunan bernama Agus Budi (66).

Dia terkejut, sebab baru mendengar informasi soal penutupan toko buku ini di penghujung 2023.

"Saya malah baru dengar. Sangat disayangkan, saya dari kuliah sampai bekerja selalu cari referensi di sini," kata Agus kepada Kompas.com, Senin sore.

Agus merasa kehilangan dengan ditutupnya toko buku yang telah berdiri sejak 1953 ini.

Dia berharap, masih akan ada satu atau dua Toko Gunung Agung yang bisa tersisa.

"Kalau bisa satu atau dua toko di kota besar, jangan ditutup," pinta Agus.

Hal serupa disampaikan oleh mahasiswa bernama Kezia (22). Dia datang ke Toko Gunung Agung untuk mencari buku referensi skripsi.

"Kalau buku kan enak bisa dicoret-coret. Beda sama lihat di layar dan kalau pinjam ke perpustakaan," kata Kezia.

Sebelumnya, dia telah mengetahui informasi terkait penutupan Toko Gunung Agung di internet.

Namun, dia awalnya menduga toko buku ini sudah tutup.

"Kirain sudah tutup, tahunya di akhir tahun ini. Makanya karena ada kesempatan, mampir sama teman-teman," tutur dia.

Untuk diketahui, PT Gunung Agung Tiga Belas yang menaungi Toko Buku Gunung Agung mengumumkan akan menutup semua cabang toko atau outlet-nya di berbagai kota karena terus menderita kerugian.

Penutupan sebagian outlet sudah dilakukan sejak 2020.

Beberapa toko buku yang ditutup berada di Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

Teranyar, manajemen memastikan akan menutup semua toko buku yang tersisa pada 2023.

Keputusan ini terpaksa dilakukan karena biaya operasional tidak bisa ditutup dari pendapatan penjualan buku.

"Keputusan ini (Toko Buku Gunung Agung tutup) harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar," kata manajemen PT Gunung Agung Tiga Belas dalam keterangan resminya, Minggu (21/5/2023).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/22/16143571/toko-buku-gunung-agung-kwitang-riwayatmu-kini

Terkini Lainnya

Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke