JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor RT di Pluit, Jakarta Utara, Riang Prasetya digeruduk penyewa dan karyawan ruko buntut pembongkaran di RT 011/RW 03, Jalan Niaga, Blok Z4 Utara, Pluit, Penjaringan, Rabu (24/5/2023).
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Satua Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Arifin menilai wajar aksi para penyewa dan karyawan ruko itu sebagai bentuk protes.
"Jadi Pak RT itu diprotes sama mereka yang di Pluit, silakan aja. Tiap orang boleh punya pendapat. Tapi kita kan melihatnya dari sisi aturan," ujar Arifin kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).
Menurut Arifin, apa yang dilakukan para pemilik dan karyawan ruko di Pluit kepada RT setempat merupakan hal yang mereka perjuangkan.
Namun, Satpol PP dan pihak yang terlibat dalam pembongkaran itu patuh pada aturan yang melarang ruko mencaplok bahu jalan dan saluran air.
"Ya tidak apa-apa. Kan yang didemo pak RT itu terkait dengan apa namanya menurut mereka (benar) gitu," ucap Arifin.
Beberapa ruko yang melanggar dengan mencaplok saluran dan bahu jalan itu telah dibongkar. Total 42 ruko yang berada di Blok Z4 Utara dan Blok Z8 Selatan, melanggar aturan.
"Sementara dari Dinas Citata baru memberikan rekomendasi teknis itu sekitar kemarin, itu baru 22. Itu sudah dikerjakan sejak kemarin," ucap Arifin.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara akhirnya membongkar deretan ruko di Pluit, yang melanggar setelah Pemkot Jakarta Utara memberikan waktu empat hari, mulai Jumat (19/5/2023) hingga Selasa (23/5/2023).
Pemilik ruko diminta membongkar mandiri area yang menutupi saluran air dan memakan bahu jalan.
Namun, para pemilik ruko dan karyawannya demo di kantor Ketua RT karena menolak pembongkaran.
Sambil membawa spanduk berukuran besar, mereka berjalan dari ruko menuju kantor Riang.
Mereka berteriak sambil menabuh ember plastik, meminta Riang untuk keluar dari kantornya. Riang diminta menghadapi massa yang menolak pembongkaran ruko.
"Kami karyawan semua. Harusnya pemerintah senang karena kami tidak harus ke luar negeri untuk cari uang. Di sini kami ada kerjaan walau gaji seberapa. (Kalau dibongkar) kami kasih makan (keluarga) pakai apa?" ucap salah satu karyawan, Romawi (43) dalam penggerudukan itu.
Romawi mempertanyakan kenapa pembongkaran baru dilakukan sekarang. Padahal, kata dia, mereka sudah tiga tahun bekerja di ruko tersebut.
Menurut dia, setidaknya adanya 50 karyawan yang akan terdampak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/05/26/20375341/kantor-ketua-rt-digeruduk-imbas-pembongkaran-ruko-pluit-satpol-pp-silakan