Penggerebakan dilakukan karena rumah kontrakan itu diduga menjadi lokasi penampungan penjualan organ ginjal jaringan internasional.
Selain itu, seseorang yang menghuni rumah kontrakan tersebut juga disebut terlibat dalam kasus besar.
Istri dari Ketua RT setempat, Nuraisyah (44) mengatakan, rumah kontrakan di wilayahnya itu memang sudah dicurigai polisi dua hari sebelum penggerebekan.
"Dua hari sebelum penangkapan, itu sudah ada laporan dari pihak kepolisian kalau rumah ini ada yang dicurigain," kata Nuraisyah saat ditemui awak media, Selasa (20/6/2023).
Setelah beberapa hari dilakukan pengintaian, pada Minggu (18/6/2023), seseorang yang menempati rumah tersebut terlihat. RT setempat langsung menghubungi kepolisian.
"Sore pas maghrib ada dia (yang mengontrak), setelah ada itu langsung penggrebekan dan dilakukan penangkapan, malam Senin jam 1an (pagi) lah," kata Nuraisyah.
Nuraisyah mengaku tidak mengetahui secara detail kasus yang menyeret salah satu warganya itu.
Dia hanya menerima informasi dari kepolisian bahwa ada seseorang yang menempati rumah tersebut terlibat dalam kasus besar.
"Enggak tahu kasus apa, polisi juga enggak ngasih tahu. Kami disuruh ngecek saja, karena ada masalah besar katanya, polisi enggak ngasih tau apa-apanya," kata Nuraisyah.
Mengaku pekerja bangunan dan kena tipu
Sudirman (47), pemilik rumah kontrakan tersebut mengatakan bahwa enam orang penghuni kontrakannya mengaku bekerja di proyek bangunan.
"Kita sempat tanya, 'Kalian bekerja sebagai apa?'. 'Kami bekerja sebagai proyek', 'Proyek apa?', 'Proyek bangunan'. Itu saja yang kita komunikasikan," kata Sudirman saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (21/6/2023).
Istri Sudirman, Murniati (48), mengatakan bahwa ia pernah berbincang beberapa kali dengan salah satu penghuni kontrakan, Akmal.
Kepada Murniati, Akmal menyebut beberapa penghuni kontrakan adalah orang yang kena tipu untuk diberangkatkan ke Malaysia.
"Terakhir pas puasa ditanya sama istri saya ke sana, 'Ini siapa?'. (Dijawab Akmal) 'Ini adalah teman-teman saya yang kena tipu yang mau berangkat ke Malaysia'," kata Sudirman.
Sementara itu, Khaerudin (31), pengantar air galon langganan ke rumah kontrakan itu juga mengaku mendapat cerita yang hampir sama dengan Murniati.
Khaerudin mengaku mendengar penghuni kontrakan berencana pergi ke Malaysia.
"Sempat ngobrol juga, saya tanya, mereka jawab ya mau ke Malaysia kerja proyek bangunan," kata Khaerudin saat ditemui Kompas.com di TKP, Rabu.
Khaerudin pun sempat curiga, mengapa dalam satu kontrakan ada banyak sekali penghuninya. Saat mengantar galon, sesekali ia menanyakan pekerjaan para penghuni tersebut.
Namun, para penghuni tidak ada yang bercerita rinci soal pekerjaan yang mereka lakoni.
"Saya juga kalau nanya paling inti-inti saja, 'kok ramai terus, mau ke mana, apa (kerja) di PT, perkebunan.' Ternyata proyek ke Malaysia," ujar dia lagi.
Bahkan, salah satu penghuni yang sempat mengobrol dengannya sudah berangkat sekitar sebulan lalu ke Malaysia.
"Sempat ngobrol juga sama yang sudah berangkat orangnya. Belum sebulan, ada dua mobil kemarin mereka berangkat, katanya ke Malaysia," tutur Khaerudin.
Meski yang berangkat cukup banyak, tetapi jumlah penghuni kontrakan tidak begitu berkurang.
Sebab, menurut pengamatan Khaerudin setiap kali mengantar galon ke kontrakan ini, selalu ada penghuni baru berganti-gantian.
(Penulis: Firda Janati, Wasti Samaria Simangungsong | Editor: Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/21/20293451/kilah-penghuni-kontrakan-yang-diduga-jadi-markas-penjualan-ginjal-mengaku