TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan tengah melakukan uji coba pengaktifan lampu lalu lintas (traffic light) di Simpang Kampung Utan, Ciputat.
Namun, uji coba yang dilakukan sejak kemarin, Sabtu (24/6/2203) banjir kritik di media sosial.
Salah satunya dibagikan akun Instagram @tangsel.info. Akun itu membagikan keluh kesah masyarakat Tangerang Selatan yang menilai kehadiran lampu merah justru memperparah kemacetan.
"Macet total dari Lebak Bulus sampai Pasar Ciputat, ini gara-gara lampu merah UIN dibuka, semua jadi kacau," keluh salah satu netizen.
Warganet lain juga menilai kehadiran lampu lalu lintas di Simpang Kampung Utan Justru membuat kemacetan hingga tengah malam.
Ia lantas mempertanyakan sikap Pemkot Tangsel soal uji coba lampu merah di simpang ini.
"Ini Pemkot Tangerang Selatan ngide banget bikin lampu merah baru dekat UIN. Hasilnya merah dari Lebak Bulus sampai Ciputat, padahal sudah mendekati jam 12 malam," curhat dia.
Menanggapi keluhan masyarakat, Dinas Perhubungan Tangerang Selatan menilai masyarakat belum terbiasa dengan adanya lampu lalu lintas di Simpang Kampung Utan.
Selain itu, masyarakat juga belum taat aturan karena masih banyak yang menerobos lampu merah. Akibatnya, lampu lalu lintas di simpang ini menjadi tak efektif.
"Pertama, kami menampung aspirasi masyarakat. Mengatasi kemacetan kan butuh proses. Apalagi kebiasaan masyarakat juga masih belum baik, melihat lampu warna merah saja terkadang pura-pura tak lihat. Belum taat aturan intinya," ujar Kepala Seksi Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Tangerang Selatan, Aristyo kepada wartawan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan masyarakat masih membutuhkan penyesuaian dengan skema baru.
Terlebih sudah bertahun-tahun lamanya Simpang Kampung Utan ditutup.
"Hasil pemantauan kami di lapangan, masyarakat memang masih butuh penyesuaian, karena masih baru ya. Jadi masih kaget dan banyak pelanggaran," tutur dia.
Di lain sisi, Sub Koordinator Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Tangerang Selatan, Nur Abadi mengatakan, masyarakat terlalu cepat mengambil kesimpulan soal efektivitas lampu lalu lintas di Simpang Kampung Utan.
Padahal uji coba baru berlangsung selama satu hari dan wajar apabila masyarakat belum terbiasa.
"Uji cobanya kan empat hari, seharusnya lihat dulu selama masa uji coba berlangsung. Jangan langsung ambil kesimpulan di hari pertama," imbuh dia.
Sebagai informasi, Simpang Kampung Utan sudah lama ditutup, sehingga kendaraan dari Jalan Kertamukti ke Jalan WR. Supratman dan sebaliknya tidak bisa langsung lurus, melainkan harus belok kiri terlebih dahulu ke Jalan Ir Juanda, lalu berputar di putaran balik.
Dengan adanya uji coba rekayasa lalu lintas ini, beton penutup simpang otomatis dibuka. Kendaraan dari Jalan Kertamukti menuju Jalan WR Supratman dan sebaliknya bisa langsung lurus atau belok kanan ke Jalan Ir. Juanda saat lampu hijau.
Sehubungan dengan uji coba rekayasa lalu lintas ini, dua U-turn di Jalan Ir. Juanda, tepatnya U-turn UIN dan U-turn Kompleks Dosen UI, ditutup.
Menurut Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), uji coba rekayasa lalu lintas ini bertujuan untuk menemukan skenario terbaik mengurai kemacetan di ruas Jalan Ir Juanda.
"Jika dalam hasil evaluasi uji coba terdapat kendala di lapangan yang menimbulkan adanya keadaan urgent, maka akan dilakukan pembukaan U-turn dengan diskresi kepolisian," tulis BPTJ Kemenhub di Instagram resminya, @bptjkemenhub.
BPTJ mengimbau para pengguna jalan yang melintas di wilayah tersebut untuk menyesuaikan diri dengan uji coba yang dilakukan.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan tetap berhati-hati," tulis BPTJ Kemenhub.
Adapun uji coba ini dilakukan selama empat hari sejak Sabtu (24/6/2023) hingga Selasa (27/6/2023).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/25/17365721/warga-tangsel-mengeluh-lampu-merah-kampung-utan-bikin-macet-dishub-banyak