Budi mengatakan, putrinya tersingkir dari PPDB jalur zonasi meski jarak rumahnya dengan sekolah tersebut tidak sampai satu kilometer.
Sementara itu, teman-teman sang anak yang jarak rumahnya sedikit lebih jauh justru bisa diterima masuk ke SMAN 2 Kota Bekasi.
"Sekarang orangtua mana yang tidak merasakan kesedihan ketika teman anak saya di belakang rumah saya yang jelas-jelas jauh dari sekolah diterima, sedangkan dia (anak Budi) enggak," kata Budi saat ditemui rumahnya, Kamis (13/7/2023).
"Ada di belakang rumah saya, 100 meter di belakang rumah saya, 60 meter di belakang rumah saya, bahkan ada yang lebih jauh lagi, anak-anak itu nanti jika bersekolah, lewat depan rumah saya, kenapa anak saya ditolak," sambungnya.
Curiga ada kecurangan
Budi menduga ada kecurangan dalam pendaftaran PPDB jalur zonasi di SMA Negeri 2 Kota Bekasi.
"Syarat yang sudah diajukan oleh anak saya 623 meter, namun berubah ketika sudah diklarifikasi oleh pihak sekolah menjadi 781 meter," jelas Budi.
Kecurigaan Budi semakin bertambah ketika dirinya meminta klarifikasi kepada pihak SMA Negeri 2 Kota Bekasi.
Kepada Budi, salah satu orang dari pihak sekolah tersebut mengatakan bahwa titik koordinat bisa diubah.
"Saya klarifikasi oleh pihak sekolah, ternyata ada salah satu perwakilan pihak sekolah yang mengatakan, bahwasanya dia mengakui yang menentukan titik koordinat. Berarti koordinatnya kan bisa diubah," jelas dia.
Minta dievaluasi
Terkait dengan apa yang dialaminya, Budi hanya bisa pasrah.
Ia berharap sistem PPDB jalur zonasi menjadi evaluasi bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk menindak tegas oknum yang curang.
"Dinas Pendidikan Provinsi harus tegas dan memberi sanksi terhadap oknum yang jelas mencoret nama baik Dinas Pendidikan dan saya menyatakan penerimaan PPDB ini memang buruk," tuturnya.
(Penulis: Joy Andre | Editor: Ihsanuddin, Nursita Sari).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/14/07523371/kekecewaan-orangtua-di-bekasi-usai-anaknya-tak-lolos-ppdb-zonasi-curigai