JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, sindikat jual beli ginjal internasional memiliki dua basecamp yakni di Bekasi serta di Cilebut, Bogor.
Menurut Hengki, kedua sindikat jual beli ginjal itu berbeda dan tidak berkaitan sama sekali.
"Sementara kita ada dua sindikat yang berbeda. Nah basecamp-nya satu di Bekasi satu di Cilebut, Bogor," ujar Hengki saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (21/7/2023).
"Ini masih kami kembangkan lagi apakah ada yang lain," ujar dia.
Hengki mengatakan, salah satu anggota dari kedua sindikat tersebut berpola "dua kaki".
Bisa bekerja sama dengan sindikat berbasis di Bekasi maupun di Cilebut.
"Ini dua sindikat, tapi ada yang main dua kaki juga," ungkap dia.
Hengki berkata, jual beli ginjal merupakan hal yang sangat tidak menghormati harkat dan martabat manusia.
Kebanyakan, sindikat ini memanfaatkan para donor yang terjerat hutang, maupun yang terlibat masalah ekonomi usai pandemi Covid-19.
"Ada yang mengagunkan sertifikat rumahnya ke bank, tetapi karena pandemi tidak bisa membayar, bingung mereka harus seperti apa. Ya jalan pintas jual ginjal, ini tidak boleh," ungkap Hengki.
Untuk diketahui, sindikat jual beli ginjal jaringan internasional yang ada di Bekasi, Jawa Barat, disebut sudah beroperasi lama di Indonesia.
Menurut Hengki, sindikat ini juga bukan satu-satunya yang beroperasi di Indonesia.
"Hasil penyelidikan kami bahwa sindikat jual beli ginjal ini kemungkinan sudah berlangsung lama dan ini bukan satu-satunya," ujar dia.
Salah satu donor melakukan transplantasi ginjal di Indonesia.
Sementara itu, para donor lainnya melakukan transplantasi ginjal di salah satu rumah sakit di Kamboja.
"Kami perlu sampaikan salah satu tersangka donor itu ditransplantasi ginjal di dalam negeri," ucap Hengki.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/21/14460701/polisi-ungkap-lokasi-basecamp-sindikat-jual-beli-ginjal-ada-di-bekasi-dan