BEKASI, KOMPAS.com - Mertua DE mengaku tidak mengetahui menantunya yang bekerja sebagai pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu terlibat terorisme dan menyimpan banyak senjata di rumah.
Hal itu dikatakan Septa (41), tetangga DE, warga Perumahan Pesona Anggrek Harapan.
Septia sempat mengunjungi rumah DE, bertemu istri DE dan mertuanya usai penggerebekan pada Senin malam.
Kata Septa, mertua DE tidak mengetahui soal kepemilikan senjata api maupun barang-barang yang kini telah disita polisi.
"Tapi yang disampaikan sama ibunya, 'kami sih enggak tahu menahu karena memang menantu saya jualan online', ya sudah gitu saja, enggak tahu banyak juga," ujar Septa saat ditemui di lokasi, Selasa (15/8/2023).
Akan tetapi, Septa tidak mempertanyakan lebih lanjut jenis barang-barang apa yang dijual DE melalui marketplace itu.
"Enggak tau juga jualan apanya, sudah saya enggak mau tanya banyak juga," jelas Septa.
Sebagai warga Perumahan Anggrek Harapan, Septa merasa syok dengan ditemukannya berbagai jenis barang yang berkait terorisme.
Pasalnya, selama ini pos satpam yang berada persis di depan rumah DE selalu ramai.
"Yang bikin kita syok itu karena pos ini enggak pernah sepi, banyak orang, banyak lalu lalang, gak pernah sepi posnya," tutur dia.
Septa berharap ke depannya tidak lagi terjadi hal serupa di wilayah perumahannya.
"Ya jangan sampai terjadi lagi sudah cukup sekali, saya sampai ditanyain semua orang karena memang di lingkungan kita kan, biasanya kan lihat di TV, ini kok di sini ya, shock juga," ucapnya.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyebutkan, DE yang baru ditetapkan jadi tersangka terorisme memiliki akun marketplace.
Diduga, akun marketplace tersebut dijadikan DE sebagai kamuflase agar dia aman menyimpan berbaga senjata api (senpi).
"Masalah marketplace itu adalah kamuflase memang, kalau saya bicara dengan penyidik kita menyimpulkan memang itu sebagai sarana dia untuk mencari uang juga, tapi juga untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang (senjata api) ini," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Aswin menjelaskan, DE menjual mainan-main yang berkaitan dengan alat militer di marketplace itu.
Karena itu, diduga bahwa marketplace tersebut dipakai sebagai alat kamuflase melakukan perdagangan senpi ilegal.
Adapun, DE ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 27, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin siang.
Beberapa senjata api, ratusan peluru, ponsel, laptop, kamera, dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah DE.
DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook.
DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/15/16103351/mertua-tak-tahu-menantunya-yang-kerja-di-kai-simpan-banyak-senjata-di