Salin Artikel

Pemprov DKI Lambat Atasi Pencemaran Debu Batu di Rusun Marunda, Warga: Kami Terpaksa Berdamai

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI disebut lambat mengatasi pencemaran debu batu bara yang terjadi di lingkungan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.

Pasalnya, pencemaran debu batu bara ini sudah terjadi sejak 2021.

Hingga sekarang warga Rusunawa Marunda masih terdampak meskipun PT Karya Citra Nusantara (KCN) selaku perusahaan yang melakukan bongkar muat batu bara sudah dikenai sanksi pencabutan izin.

"Pemerintah ini, saya juga enggak mengerti, terlalu lama menangani kasus Marunda. Enggak kelar-kelar. Dari 2021 sudah terjadi pencemaran di sini," kata Anggota Biro Media dan Informasi Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Cecep Supriyadi (49) saat ditemui Kompas.com pada Jumat (18/8/2023).

"Yang menjadi tersangka adalah PT KCN doang waktu, dicabut izin lingkungannya. Setelah stuck enggak beroperasi, tapi masih ada. Berarti kan ada beberapa perusahaan lagi," tegas Cecep melanjutkan.

Oleh karena itu, Cecep menyebut bahwa pencemaran debu batu di Rusunawa Marunda ditambah kualitas udara di Jakarta yang sedang buruk menjadi momok tersendiri bagi warga yang berhuni di sana.

Sejumlah warga Rusunawa Marunda Blok D3 bahkan telah menjadi korban akibat terpapar debu batu bara.

Selain menderita penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), beberapa dari mereka ada yang mengalami gatal-gatal sehingga menyebabkan luka-luka berupa koreng.

"Secara enggak langsung kami terpaksa berdamai dengan debu dan polusi," kata Cecep.

Padahal, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada November 2022 sudah meminta Pemerintah Kota Jakarta Utara segera menangani debu batu bara yang muncul Rusunawa Marunda.

Heru menegaskan, munculnya kembali debu batu bara di Rusunawa Marunda memang harus segera ditangani.

"Itu saya sudah minta Pak Wali Kota (Jakarta Utara), tiga hari lalu, untuk bisa memfasilitasi (debu batu bara Marunda). Ya memang itu dampak lingkungan yang harus diatasi," urai Heru kepada awak media, Jumat (25/11/2022).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/18/19253901/pemprov-dki-lambat-atasi-pencemaran-debu-batu-di-rusun-marunda-warga-kami

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke