Salin Artikel

Kepulan Asap yang Dikeluhkan Warga di Tangerang Berasal dari Pembakaran Jerami

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepulan asap yang dikeluhkan warga dari aktivitas pembakaran di dekat Perumahan Lavon Swan City, Wana Kerta, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, ternyata berasal dari pembakaran jerami padi.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di lokasi pada Selasa (22/8/2023), pembakaran jerami terlihat di beberapa titik lahan pertanian.

Lahan pertanian itu memang bersinggungan langsung dengan wilayah perumahan tersebut.

Keberadaannya hanya tersekat dengan Jalan Suvarna Sutera Boulevard, tembok perumahan dan permukiman warga.

Pantauan Kompas.com di lokasi, perlahan-lahan kepulan asap hasil pembakaran itu membumbung tinggi ke langit dan tertiup angin.

Alhasil, asap pekat berwarna putih yang dihasilkan dari pembakaran jerami itu berdampak kepada lingkungan sekitarnya.

Seorang petani bernama Muklis (60) mengatakan, pembakaran jerami itu memang sering dilakukan oleh para petani setelah panen.

"Enggak setiap hari, kalau hanya panen aja. Itu pun paling tiga bulan sekali (bakar jeraminya) hitungan panen," kata Muklis saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Kendati begitu, Muklis tak menampik bahwa pembakaran jerami itu menyumbang polusi bagi lingkungan.

Namun, ia berdalih dampak yang dihasilkan dari asap jerami itu tak separah dengan pembakaran hutan.

"Iya memang tahu (menyumbang polusi). Tapi, kalau di sini memang hanya sepintas aja asapnya, enggak kayak kebakaran hutan," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, warga mengeluhkan aktivitas pembakaran sampah yang kerap terjadi di lahan kosong, tepatnya dekat Perumahan Lavon Swan City, Wana Kerta, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang.

Pasalnya, pembakaran sampah itu menghasilkan kepulan asap tebal bahkan hingga masuk ke dalam rumah warga.

Warga setempat, Wulan (30) menuturkan, aktivitas pembakaran sudah berlangsung pada bulan Mei 2023 lalu.

Akan tetapi, akhir-akhir ini aktivitas pembakaran sampah tersebut semakin parah.

"Kejadiannya sekitar empat bulan yang lalu sudah pernah ada asap-asap gitu. Cuman kami enggak terlalu concern, kita pikirnya 'oh ya cuman sesekali'. Tapi terus-menurus ternyata pernah ada asap sampai masuk rumah," kata Wulan saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Oknum pembakar sampah itu langsung ditindak pemerintah setempat dan berjanji tak mengulangi hal serupa. Nyatanya, aktivitas pembakaran sampah itu kembali terjadi.

"Sebulan lebih sempat berhenti tuh asap. Terus baru-baru ini ada lagi tipis-tipis 'kok mulai ada asap lagi'. Kemarin itu tanggal 16 Agustus 2023 paling tebel itu juga sampai masuk ke rumah asapnya," ucap Wulan.

Wulan menegaskan, biasanya aktivitas pembakaran sampah itu sering terjadi pada malam hari. Imbasnya, jalanan di permukiman warga pun tertutup kepulan asap.

"Itu semuanya kena asap. Dari mulai jalan sebelum masuk klasternya, jalan raya itu sudah ketutup asap semua," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/22/18104831/kepulan-asap-yang-dikeluhkan-warga-di-tangerang-berasal-dari-pembakaran

Terkini Lainnya

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Megapolitan
Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Keluarga 'Vina Cirebon' Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Keluarga "Vina Cirebon" Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Megapolitan
Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Megapolitan
Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Megapolitan
Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Megapolitan
Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Megapolitan
BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

Megapolitan
Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke