Si jago merah berkobar hebat di permukiman yang terletak persis di depan Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat.
Pantauan Kompas.com, api berkobar dan asap membubung tinggi. Semakin lama, api semakin besar.
Banyak percikan api melayang-layang di udara. Sebab, kala itu angin berembus cukup kencang.
Warga sekitar langsung panik berlari ke sana-sini. Bahkan, ada warga yang naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri.
Tak lama kemudian, sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) datang membantu evakuasi warga.
Warga maki petugas damkar
Di tengah kobaran api, terdengar sejumlah warga memarahi petugas pemadam kebakaran (damkar) karena petugas tidak membawa pasokan air serta selang yang cukup.
"Kurang pasokan, semua air kurang, (petugas damkar) yang Jembatan Lima enggak datang," kata warga.
Warga bahkan memaki petugas damkar dengan kata-kata kasar. Setelah beberapa saat, barulah warga bisa cukup lega karena pasokan air dan selang tambahan datang.
“Ayo, ini air! Air! Minggir! Ini ada air!” seru mereka serentak, bahu-membahu membantu petugas pemadam membawa selang.
Api akhirnya berhasil dipadamkan setelah petugas berjibaku selama tiga jam.
Sekitar 600 jiwa terdampak
Kebakaran hebat ini berdampak pada ratusan orang. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, berdasarkan data sementara, ada empat RT yang terdampak.
Rinciannya, yakni RT 002, 003, 004, dan RT 005 di RW 08 Kelurahan Petojo Selatan.
“Total kepala keluarga seluruhnya 196 KK. Tercatat 600 jiwa,” kata Komarudin di Kantor Pemerintah Kota Jakarta Pusat usai kebakaran padam, Kamis (24/8/2023) dini hari.
Dari total korban kebakaran, ada empat orang yang dilarikan ke Rumah Sakit. Mereka mengalami sesak napas.
“Korban kami bawa ke RS Tarakan dan puskesmas setempat. Namun, saat ini masih kami data. Rata-rata pingsan dan sesak napas,” ujar Komarudin.
Warga mengungsi di Kantor Pemkot Jakpus dan trotoar
Usai kebakaran mereda, warga yang terdampak dievakuasi dan mengungsi ke halaman Kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat.
Selain di halaman kantor, warga juga diizinkan beristirahat di Masjid Al Fauz yang lokasinya tepat berada di sisi halaman.
“Saat ini ada di masjid kantor wali kota. Semuanya difokuskan (evakuasi dan mengungsi) di sana dulu,” kata Komarudin.
“Kami masih lihat warga yang bolak-balik, karena sebagian besar barangnya masih tertinggal di dalam,” lanjut dia.
Warga tampak ramai berkumpul di depan Masjid Al Fauz. Mereka berbincang satu sama lain. Ada juga warga yang merenung. Matanya berkaca-kaca dan menahan tangis.
Sebagian anak kecil bermain, berlarian, dan saling mengejar satu sama lain.
Di sisi lain, ada juga sejumlah warga yang memilih untuk mengungsi dan tidur di trotoar. Mereka berkumpul dalam beberapa kelompok yang tersebar di trotoar Jalan Tanah Abang I.
Ada yang menggelar tikar, duduk bersila dengan anak kecil di pangkuan. Ada juga yang menatap jalan sambil berbincang.
Beberapa dari mereka tampak merenung. Di sisinya, sejumlah kontainer plastik berisi baju, beserta tabung gas dan sejumlah barang pribadi lainnya ditumpuk rapi.
Bahkan, ada warga yang memasang kelambu kecil. Di dalamnya, ada bayi yang sedang tertidur lelap.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/24/07115091/kebakaran-yang-meluluhlantakkan-4-rt-di-petojo-selatan-gambir