PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi), Senin (28/8/2023), meresmikan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek). Ini merupakan moda transportasi berbasis rel, tepatnya light rail transit—dengan singkatan LRT juga.
Dalam peresmian, Jokowi berharap kehadiran LRT Jabodebek dapat ikut mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara di Ibu Kota.
"Kita harapkan masyarakat berbondong-bondong beralih ke LRT, baik yang dari Cibubur dan sekitarnya maupun Bekasi dan sekitarnya, sehingga kemacetan di jalan bisa kita hindari dan juga polusi bisa kita kurangi," ujar Jokowi, saat peresmian LRT.
Dalam penjelasannya, Jokowi menyebut biang kemacetan dan polusi udara di Jakarta adalah kehadiran 996.000 kendaraan pribadi per hari yang masuk ke Ibu Kota dari kawasan penyangga, terutama pada hari kerja.
Terpisah, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengatakan pula bahwa 44 persen penyumbang polusi udara di Ibu Kota adalah kendaraan pribadi.
Siti Nurbaya menambahkan, ada 24,5 juta kendaraan pribadi berseliweran di DKI Jakarta berdasarkan data sampai akhir 2022, dengan 19,2 juta di antaranya adalah sepeda motor.
Dari trem ke LRT
Dalam sejarahnya, LRT merupakan kereta yang dirancang untuk transportasi di dalam perkotaan. Negara-negara yang punya jalur trem pada masa lalu mengaktifkan kembali rute itu untuk LRT.
Kisah sukses pertama LRT di dunia terjadi di Jerman. Hampir semua kota di Jerman kini punya LRT. Sebelumnya, LRT sempat gagal mewujud di Amerika Serikat karena persoalan teknologi walau kini LRT juga jamak digunakan di negara ini.
Sebelum ada LRT Jabodebek, di Jakarta sebelumnya sudah ada moda transportasi serupa, yaitu Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta dengan rute Kelapa Gading-Velodrome.
Moda transportasi ini berdampingan dan seharusnya saling melengkapi dengan dua angkutan kereta yang sudah ada lebih dulu, yaitu commuter line dan mass rapid transit (MRT).
Seperti pada LRT, MRT di Jabodetabek dipadankan namanya sebagai Moda Raya Terpadu. Adapun commuter line di kawasan ini dinamai sebagai KAI Commuter, selain jamak disebut sebagai KRL saja.
Selain beda kapasitas, ada teknologi yang berbeda dari ketiga moda ini, sekalipun sama-sama berbasis rel dan menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak.
MRT dan KRL, misalnya, menggunakan listrik aliran atas (LAA) sementara LRT menggunakan listrik aliran bawah (LAB). Rel LRT juga berbeda struktur dengan kereta yang lain.
Merujuk Texas A&M Transportation Institute (TTI), LRT adalah kereta dengan gerbong tunggal atau maksimal punya rangkaian gerbong yang pendek saja.
Penggunaan kata "light" pada light rail transit mengacu kepada jumlah penumpang yang hanya sedikit alias berbobot ringan, bukan bobot rangkaian keretanya.
Sasaran moda ini adalah mobilitas warga di area perkotaan, dalam lintasan-lintasan pendek. Muatannya tidak sebanyak MRT dan KRL tetapi melebihi bus kota.
Merujuk riset berkelanjutan TTI, LRT merupakan solusi layanan cepat dan hemat biaya untuk wilayah metropolitan. Semestinya, ongkos LRT lebih murah dibanding MRT dan KRL.
Idealnya, LRT terintegrasi dengan aneka moda transportasi lain, itu juga tidak hanya yang berbasis rel.
Tepatnya, ini di masa kolonialisme Belanda dan Jakarta masih bernama Batavia hinnga periode awal kemerdekaan.
Trem pertama di sini diresmikan pada 1869. Semula, trem di Batavia ditarik oleh kuda. Belakangan, seperti halnya kereta api, trem ditenagai uap dari pembakaran batubara di lokomotif, dan akhirnya menggunakan tenaga listrik sampai moda ini tak lagi dioperasikan di masa awal kemerdekaan Indonesia.
Rute yang pernah dilayani trem di Batavia pada masa itu adalah
Trem di Jakarta setelah dinasionalisasi pada masa awal kemerdekaan juga merupakan cikal bakal kehadiran perusahaan Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) pada dekade terakhir Orde Lama.
Belakangan, PPD yang sejak 1981 berganti nama menjadi Perum Pengangkutan Djakarta tinggal mengooperasikan bus kota di Jakarta dan itu pun akhirnya tutup pada Juni 2023, dilebur ke Damri.
Selain di Batavia atau Jakarta, trem pernah pula ada di kota lain di Indonesia, seperti Bogor, Solo, Mojokerto, dan Surabaya.
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/31/15391691/sejarah-lrt-trem-yang-jadi-kereta-perkotaan